Jam dinding sudah menunjukan pukul 12 siang. Matahari hari ini sedang tidak bersahabat dengannya karena terlalu panas. Waktu yang tepat untuk bersantai dan menikmati hidup.
Tiba-tiba sebuah notifikasi masuk. Dengan langkah malas seorang lelaki menghampiri benda pipih tersebut, lelaki itu mengerutkan keningnya, karena mendapat telepon dari seseorang yang sudah lama tidak menghubunginya.
"Jeon?"
"Ya? ada apa?" tanya lelaki itu.
"Dia masih hidup, bagaimana bisa?"
Lelaki yang dipanggil Jeon tadi itu membulatkan matanya. Belasan tahun ia tidak mendengar kabar tentang gadis itu, tapi mengapa gadis itu masih hidup?
"Kau yakin?" tanyanya.
"Ya, kau bisa pastikan itu. Datanglah aku akan mengirimkan alamatnya"
Sambungan telepon itu terputus.
Lelaki itu kembali duduk dengan tatapannya yang kosong, ia bingung harus senang atau sedih. Senang karena wanita yang ia cintai jauh sebelum ia terlahir kembali masih hidup atau sedih karena kemungkinan kaumnya kembali berdamai.
Kabar ini terlalu mendadak. Ia hanya ingin menghabiskan hidup dengan dalam walau dalam keadaan yang jauh dari kata damai.
Lelaki itu mengambil handphonenya, lalu menghubungi seseorang.
"Pergi kerumah itu dan pantau semua yang dilakukan oleh mereka. Bagi dua tim untuk kedua gadis itu."
Tanpa menunggu jawaban dari seberang, ia langsung memutuskan sambungan teleponnya.
"YAK!!! OPPA!!" teriak seorang gadis dari arah luar kamarnya.
"Wae?!"
"Aku merasakan aura yang tidak baik dari dalam kamarmu," ucap gadis itu.
"Aku memang bukan orang baik."
Gadis itu membuang nafasnya. "Aish. Sejak kapan oppa ini manusia? Kau melupakan kaum kita? Aku akan mengatakannya kepada appa!" Gadis itu pun hendak berbalik, tapi tangannya dicekal oleh lelaki itu.
"Kau ingin mendengarnya?"
Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Aku itu adik kandungmu, mana mungkin aku tidak tahu."
Lelaki itu memeluk gadis yang masih ia anggap balita sampai sekarang ini, walaupun umurnya sudah mencapai ratusan tahun.
"Apakah aku salah ?" tanya lelaki itu disela pelukannya.
Gadis itu menggeleng. "Tidak. Oppa selalu benar, maaf aku egois, tapi aku percaya padamu oppa."
Lelaki itu tersenyum. "Adik kecilku sudah beranjak dewasa."
"Yak! Aku vampire yang sudah berumur ratusan tahun."
Lelaki itu tertawa melihat tingkah adiknya yang menggemaskan. "Ya aku tahu itu Jeon Somi."
Memang sebagian keluarga vampire bukan keluarga kandung, namun keluarga Jeon memimiliki 2 anak dari keturunan mereka sendiri.
******
Di lain tempat kyungsoo sedang membujuk Sohyun yang sedari tadi masih belum membalas perkataan Kyungsoo.
Lelaki tidak kehabisan akal, Kyungsoo memiliki seribu cara dengan otak jahilnya itu.
Seperti sekarang. Tiba-tiba Kyungsoo mengangkat tubuh Sohyun yang langsung membuat Sohyun berteriak histeris.
Kyungsoo pun berjalan menuju kolam renang, lalu ia berhenti tepat di depan kolam renang.
“YAK!!!! APA KAU GILA?!!!” pekik Sohyun dengan tangannya yang masih mengalun di leher Kyungsoo.
Bukannya membalas perkataan Sohyun, Kyungsoo malah mengembangkan senyumnya. "Akhirnya kau berbicara denganku,” celetuk Kyungsoo dengan watadosnya.
Sohyun menatap tidak percaya saat melihat wajah polos Kyungsoo yang masih tersenyum. Lelaki ini memang gila, pikirnya.
Dua menit berlalu dan mereka masih diam di tempat dengan posisi Kyungsoo yang juga masih menggendong Sohyun dan Sohyun sendiri yang sedang menatap mata kyungsoo.
“AKU TIDAK BISA BERHENTI!!!" teriak Senna dari arah belakang.
BYURRR
Seketika Kyungsoo, Sohyun, dan Senna terjatuh ke dalam kolam secara bersamaan. Senna tadinya hanya ingin berlari untuk mengintip tapi lantainya terlalu licin dan membuatnya terpeleset.
Sehun yang menyaksikan itu terus saja tertawa sampai perut dan rahangnya sakit.
"Bila kalian tinggal di sini bisa-bisa rahangku putus karena terus menertawakan kalian," ucap Sehun yang masih saja tertawa.
"Kau juga menertawakanku?” tanya kyungsoo.
Sehun mengangguk. "Tentu saja, kau lebih lucu dari badut."
"Adik macam apa ini," celetuk Kyungsoo.
Kyungsoo yang tidak terima ditertawakan langsung saja mendorong badan Sehun untuk ikut masuk ke dalam kolam. Dan sekarang mereka bertiga menertawakan Sehun karena jatuh ke dalam kolam dengan komuk(?)nya.
Sehun yang tidak terbiasa berenang menggunakan baju langsung saja membuka bajunya dan melemparkannya ke sembarang arah. Seketika Senna memekik melihat badan sehun sementara Kyungsoo langsung membalik tubuh Sohyun agar tidak melihat roti sobek milik Sehun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“YA TUHAN MATAKU MASIH SUCI!!!” pekiknya.
Sehun malah mendekat ke arah Senna yang masih menutup matanya karena ia berniat menggodai gadis itu.
"Kau yakin?” tanya Sehun.
Sehun lalu memegang tangan Senna dan meletakkan tangan gadis itu tepat di perutnya.
“SEHUNNN!!!!!!!" jerit Senna. Sehun langsung berlari sebelum Senna menangkapnya.
"Aish itu adegan orang dewasa," celetuk Sohyun.
"Kau juga sudah dewasa.”
Sohyun menggeleng. "Tidak. Aku masih anak anak.”
"Tapi kau sudah bisa membuat anak," celetuk Kyungsoo.
Mendengar itu Sohyun mendelik dan sekarang Kyungsoo yang menjadi incaran Sohyun karena dirty talknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.