<Blogpost>
<Aria Pujangga>Akan kuceritakan padamu sebuah dongeng tentang laki-laki yang datang dari tempat yang dingin...
Sebutlah namanya Winter.
Kami tak tahu pasti siapa namanya sebenarnya. Namun ia muncul melalui angin dingin yang berhembus lewat jendela kelas, di tengah hari yang panas, mengantarkan salam rindu yang di bawanya dari jauh kepada Muda.
"Akhirnya aku menemukanmu, Maria," begitu pelukan beku itu membuat Muda terbingung-bingung.
Ia tak mengenali siapa Winter. Diantara rentang spektrum cahaya tak tampak yang mampu dikenali kedua matanya, Winter tak pernah berada di sekitarnya sebelumnya. Namun tak seperti mereka yang membuat Muda takut, tak seperti kemunculannya yang selalu membekukan, Winter selalu hadir membawa perasaan tenang dan hangat menyenangkan bagi Muda.
Muda pernah bertanya,
"Siapa kamu sebenarnya?"
Winter menjawab,
"Aku adalah temanmu, kamu tidak ingat?"
Muda menggeleng, namun menerima pertemanan itu dengan senang hati.
Di samping Winter, Muda tak takut lagi pada gelap, sendiri, sepi, dan sedih. Winter akan selalu ada di atas ubun-ubunnya, mengajaknya bicara, bercanda, menemaninya.
Semakin banyak bulan baru yang mereka lewati, semakin erat ikatan mereka.
Jika Muda sakit, Winter akan kelam seredup-redupnya. Jika Muda bahagia, Winter akan benderang seterang-terangnya.
Semakin banyak purnama yang berlalu, ingatan-ingatan masa lalu Muda hidup kembali lewat senyuman Winter.
"Aku semalam bermimpi tentangmu."
"Oh, ya?"
"Aku berada di padang salju. Disana ada sebuah pondok kayu. Gelap dan dingin. Hanya ada kamu di sebelahku, dan api yang sudah padam."
Winter tersenyum.
"Aku membangunkanmu, tapi kamu tidak membuka mata."
Winter mengangguk.
"Aku memelukmu tapi kamu membeku."
Winter mengangguk. Muda menangis.
"Waktu aku menangis, kamu berbisik..."
"Jangan takut,"
napas Muda terhambat begitu Winter mengatakan kalimat yang sama. Keduanya berpandangan.
Dalam senyum lega yang sama, kalimat selanjutnya terurai dalam haru,
"aku akan kembali untukmu. Saat itu, kita akan bersama-sama menemukan tempat yang hangat dan bahagia selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dots on Paraline [TAMAT]
Romance"Bayangkan kau adalah sebuah titik. Yang melaju dan bergerak dalam satu garis lurus. Setiap kali pilihan terjadi; garis bercabang, engkau membelah. Lantas melaju. Setiap satu pertemuan, garis merapat, titik bersinggung. Kau adalah titik. Pun aku. Tu...