JUST LET ME TO KNOW:09

1.1K 137 2
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komennya yaa biar aku tambah semangat nulisnya
😅
-

Aksa sekarang tengah duduk di kelas dengan wajah yang super duper mengerikan, bahkan dua teman Aksa yaitu, Felix dan Leo pun tidak berani mendekati Aksa, bagaimana dengan murid yang lain, jangan ditanya sudah pasti tidak akan berani.

Sejak Kaila mengacuhkan-Nya Aksa sudah seperti itu, bahkan dia hampir menggantung Felix di atap karena lelaki itu sedari tadi menggagunya, untungnya Felix langsung menyadari mood Aksa sehingga lelaki itu tidak berani mendekati Aksa sedikitpun.

Suasana kelas dua belas IPA 3 ini jadi tidak seperti biasanya yang awalnya riuh ricuh sekarang sudah hening seperti kuburan.

Bagaimana tidak mereka ingin bicara baru membuka mulut Aksa menatap orang itu dengan tatapan tajam, sehingga nyali mereka langsung ciut.

Padahal sekarang sedang freeclass karena guru yang sedang rapat, seharusnya mereka bisa heboh seperti kelas sebelah namun hayalan itu musnah karena baru membuka mulut sudah langsung ditatap tajam, jadu berakhir takut duluan.

Felix memengang perutnya lapar, lelaki blesteran itu sangat lapar biasanya Felix akan menginjakan kaki ke kantin bila freeclass begini, tapi kalau kesana sendiri,  kalau kata Felix sih ngak asik, kayak makan mie instan tanpa bumbu hambar.

"Hans, kantin yok.. ", ajak Felix, sambil manatap Leo dengan malas.

"Gila lu, kalau lu pengen mati di tangan Aksa Silahkan, gue masih mau hidup.. ", tolak Leo sambil berbisik.

Felix hanya mampu menghela nafas gusar, sebenarnya ada apa dengan Aksa tidak biasanya cowok itu begini, biasanya sekesal apapun Aksa dia tidak akan mengeluarkan aura menyeramkan seperti ini.

Ketika masih sibuknya Felix berfikir, Tiba tiba Aksa berdiri, berjalan dengan langkah tegas menggunakan kedua kaki Jenjangnya, tatapannya masih menakutkan, membuat orang menjadi menahan nafas ketika Aksa berlalu di depannya, kalau tiba tiba Aksa beridiri di depan mereka dengan aura seperti itu sudah pasti mereka hanya mampu mengatakan kata kata terakhir untuk orang tua mereka yang tengah sibuk bekerja.

Aksa melewati koridor dengan aura yang masih sama, gadis gadis yang tadinya heboh bergosip di kelas menjadi terhenti hanya untuk melihat Aksa yang berjalan di depan koridor kelas mereka, cuci mata sesekali tidak apa lah.

Aksa berbelok masuk ke kelas dua belas IPA satu, yang di mana sama dengan kelas kelas tetangga tidak ada guru sama sekali, karena guru tengah rapat, dan tentu kelas itu heboh, sama dengan kelas kelas lainnya tidak ada bedanya sama sekali.

Aksa masuk dengan wajah yang masih menyeramkan membuat kelas dua belas IPA satu yang tadinya heboh tiba tiba hening, sama nasipnya dengan kelas IPA tiga kasihan.

Aksa berdiri tepat di depan meja Kaila yang di mana gadis itu tengah tertidur lelap di mejanya.

Warga kelas menjadi bertanya tanya apa yang terjadi antara Aksa dengan Kaila, pikiran pikiran buruk mulai bermunculan di benak mereka, akankah Kaila di bully oleh Aksa, namun apa kesalahan Kaila.

Warga kelas mulai menatap Kaila dengan tatapan iba, gadis yang polos dan tidak tau apa apa itu akan menjadi bulan bulanan Aksa si iblis begitulah pikir mereka.

Aksa mengusir orang yang duduk di depan Kaila sehingga cowok itu beranjak dari kursinya dengan takut takut.

Aksa duduk di depan Kaila, sambil menatap wajah gadis itu yang tertidur , wajah gadis itu terkena sinar matahari karena arah tidurnya yang menghadap  jendela.

Aksa tidak tinggal diam lelaki itu menutup cahaya yang masuk menggunakan tangannya, agar tidur gadisnya tidak ternganggu.

Spekulasi mulai bermunculan di pikiran warga kelas IPA satu, apa hubungan antara Aksa dengan Kaila, kenapa Aksa terlihat sangat lembut bila menatap Kaila, padahal beberapa saat lalu tatapannya sangat menakutkan sehingga mereka berfikir bahwa mungkin saja Kaila akan dibully oleh Aksa, namun kenapa tiba tiba berubah.

Tidur kaila menjadi sedikit ternganggu, gadis itu perlahan membuka matanya, pandangan pertamanya bertemu dengan tangan Aksa yang beberpa saat yang lalu menghalau cahaya masuk.

Kaila membelalak matanya ketika melihat Aksa yang ada di depannya. "Kara ngapain disini? ", tanya Kaila sambil berbisik.

Aksa hanya diam, namun secara tiba tiba lelaki berambut hitam legam itu berdiri, "Ikut gue..", tegas Aksa sambil menarik tangan Kaila kasar padahal lelaki itu beberapa saat yang lalu terlihat sangat lembut apa yang terjadi.

Aksa menarik tangan Kaila, membawa gadis itu entah kemana, dan gadis berambut sebahu itu hanya mempu menahan sakit di pergelangan tangannya ketika Aksa secara tiba tiba menarik pergelangan tangannya.

Gadis itu menyamakan langkah panjang Aksa dengan berlari kecil, kepalanya di tunduk malu, ketika orang orang yang semula ada di kelas tiba tiba berhamburan keluar hanya untuk melihat momen langka ini.

Sangat jarang bagi mereka melihat Aksa menyeret seorang gadis, apa yang akan di lakukan Aksa pada gadis itu adalah urusan akhir yang terpenting momen ini lah yang harus di abadikan dulu biar jadi berita panas di lembe turah sekolah.

Aksa membawa Kaila ke taman belakang sekolah, disana sepi karena memang sangat jarang murid yang mau menginjakan kakinya di sana, kata orang orang sih taman sekolah terkenal angker.

Aksa melepaskan genggamanya, dan detik itu pula kaila menggerakan tangannya ke belakang, yaitu kearah punggung.

Kaila menatap Aksa dengan bingung, "Kara kenapa, Mika ada buat salah ya sama Kara, kalau gitu Mika minta maaf, Mika ngak maksud buat Kara kesel.. ", ucap Kaila sambil menunduk tidak berani menatap wajah pria itu.

Kaila yang awalnya marah seketika menjadi luluh kembali, tatapannya yang tajam perlahan mulai meneduh, kaila sepertinya sangat mengetahui kelemahan Aksa.

Aksa menyetarakan tinggi tubuhnya dengan Kaila,  Aksa menyentuh dagu Kaila agar Kaila bisa juga menatap matannya, sangat jelas dari tatapan gadis itu bahwa dia merasa sangat bersalah.

"Lo tau, gue sebenernya orang yang mudah marah, dan kalau dah marah pasti ngak akan terkendali, tapi sejak ketemu sama lo, gue baru sadar kayaknya cuma lo yang bisa redain amarah gue, semarah apapun gue sama lo, gue ngak akan bisa jauh jauh dari lo.. ", ucap Aksa sambil tersenyum manis.

Sangat manis, sehingga Kaila tiba tiba menjadi mengeluarkan semburat merah di pipinya.

"Cup"

Tiba tiba Aksa kembali mengecup sekilas bibir ranum milik Kaila.

Ooh Tuhan tolong selamatkan Kaila, pipi gadis itu semakin merah ketika Aksa mengecup bibirnya.

Aksa merengkuh tubuh mungil milik Kaila, mengusap rambut panjang gadis itu sambil mengecup puncak kepalanya.

Kaila semakin membenamkan kepalanya di balik tubuh Aksa, gadis itu sangat malu, tanganya bahkan meremas pakaian Aksa,  saking malunya.

"Gue ngak tau alasan lo tiba tiba menjauh dari gue tadi pagi, tapi gue harap lo ngak ngulangin lagi, kalau lo ulangin gue bakalan cium lo  seratus kali tanpa ampun.. ", ancam Aksa, wajah lelaki itu sangat lucu ketika dia mengucapkan itu, untung Kaila tidak melihatnya, kalau lihat mungkin sudah gemas duluan.

Setelah mendengarkan ucapan Aksa, Kaila diam beberapa saat, tatapannya terlihat sendu, "Iya.. "

****

Tbc

Vote dan komen jgn lupaa yaaaaa!!

𝗠𝘆 𝗗𝗲𝗺𝗼𝗻 𝗣𝗿𝗶𝗻𝗰𝗲♕︎✔︎|𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang