HAPPY READING
...
Leo celingak celinguk, kakinya bergerak pelan hendak masuk ke kalas, tasnya di sandang di bahu di lempar begitu saja ke arah Felix yang tengah memberi kode.
"Leo kamu dari mana? ", buk Susi menatap Leo dengan tatapan lembutnya, sehingga membuat Leo, berbalik sambil tersenyum konyol.
"Eh ibuk, tumben hari ini cantik banget bu", ujar Leo mencoba merayu.
"Kamu terlambat lagi.. ", balas Buk susi dengan suara lemah lembut khasnya.
"Ngak kok buk, tadi Leo mules iyaa mules.. ".
"Kamu masih bisa ngeles Leo.. ".
"kamu, ibuk hukum bersihkan semua toilet yang ada di lantai dua sekarang.. ", hukum buk Susi dengan marah tapi masih saja denger lembut.
"SIAP BUK!.. ", dengan semangat empat lima Leo keluar dari kelas, berjalan berbelok ke arah kantin.
Leo mendudukan tubuhnya di kursi biasa yang diduduki oleh komplotannya, kepanya mendongak mencari sang penjual, "Mbak, ice tea satu.. ".
"Siap... ", ucap Mbak Yeni dari ujung.
Leo menyandarkan punggunya ke kursi, kakinya diangkat sebelah, tangannya siap mengambil ponsel yang ada di kantong.
Jarinya bergerak mencari nama yang ada di kontak ponselnya, pilihan Leo jatuh ke Felix, Leo menelphone lelaki blasteran itu.
"Felix, I miss you so much tomorrow, I lope you anyday, everyday, yesterday, fesien kunaon..".
"Bacot lu bangsul, gue otw kesana.. ".
"Asiaapp, ajak yang lain, sekalian ke Ips lu ajak Sean sama Melvin.. ", sambung Leo setelahnya mematikan ponselnya.
Leo mengambil puntung rokok yang ada di saku celananya beserta korek api.
"Eitss, jangan ngerokok disini, luar sekolah sana.. ", Mbak Yeni tiba tiba datang sambil membawa teh es di nampan.
"Hehe, iya buk.. ", Leo kembali memasukan rokoknya ke dalam saku celana meminum teh esnya dengan bosan, menunggu memang membosankan.
Tadinya sekerang mungkin berbeda. Seorang gadis berambut di cepol masuk ke area kantin yang sepi dengan berlari, gadis itu terlihat mengatur nafas setelah tiba di koperasi yang berada tepat di samping gerai Mbak Yani.
Leo berhenti mengigiti sedotan matanya membulat, dengan tubuh yang menengak.
"Pujaan hati.. ",katanya.
Leo meninggalkan kursi berjalan santai menemui Bella yang tengah menunggu ibu koperasi mengambilkannya buku tulis.
"Sendirian aja neng.. ", sapa Leo dengan senyum yang merekah.
Bella menatap Leo dengan acuh, "Ngak, gue bareng tuyul.. ", balas Bella dengan judes.
Leo menenguk ludah sendiri melihat respon Bella yang tidak seperti dugaannya, sangat berbeda dengan Kaila yang lemah lembut.
"Lo Bella kan, temannya Mikaila?", tanya Leo mencairkan suasana.
Ibu koperasi menyerahkan buku tulis, yang di terima Bella, setelah memeberikan uangnya, "Makasih buk.. ", Bella tersenyum ke arah ibu koperasi, setelahnya kembali ke ekpresi semula, ekpresi judesnya.
"Judes amat neng, coba senyum pasti cantik.. ", kata Leo memperlihatkan Senyum manisnya.
Bella berhenti sejenak, gadis itu menghela nafas berat, setelahnya memperlihatkan senyum terpaksanya, "Dah puas lo.. ".
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗠𝘆 𝗗𝗲𝗺𝗼𝗻 𝗣𝗿𝗶𝗻𝗰𝗲♕︎✔︎|𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶
Teen Fiction[FINISH ] Proses Revisi [16+] Jika berkenan bisa follow saya sebelum membaca makasih.. ❝𝚈𝚘𝚞 𝚖𝚞𝚜𝚝 𝚝𝚘 𝚋𝚎 𝚖𝚢 𝚙𝚛𝚒𝚗𝚌𝚎𝚜𝚜 𝚗𝚘𝚠, 𝚝𝚘𝚖𝚘𝚛𝚛𝚘𝚠, 𝚊𝚗𝚍 𝚏𝚘𝚛𝚎𝚟𝚎𝚛❞ Namanya Aksara Matteo si laki laki kejam dan sangat serakah...