33: WILL THIS EVER END?

677 65 11
                                        


Vote dulu bisya kan,

Stay Healthy

HAPPY READING




"Hidup itu harus disyukuri gan, kayak gue, santai kayak di pantai.. ", ujar Sean sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.

Felix mengunyah permen karetnya sambil menatap Sean dengan ekpresi jenaka, "Saking santainya, Nao jadi ngak mau sama lo hah.. ", kata Felix sambil terkekeh, lalu melemparkan bungkus permen ke arah Sean.

Lelaki bertubuh jangkung itu memberikan tatapan menohok ke arah Felix, bisa tidak lelaki setengah setengah (maksudnya blaster an😁) itu tidak mengungkit kisah percintaannya yang gagal, Sean ngak suka tau.

"Kayak lo ngak aja.. ", balas Sean mencoba don't care dengan ucapan Felix beberapa detik yang lalu.

"Emang enggak, hidup gue ngak kayak lo, kerjaan macarin anak orang terus paling lama seminggu lo tinggalin, mendingan tu cewek ngak lebay, kalau lebay ini tempat bisa di robohin ngerti lo.. ", ujar Felix setengah Kesal dengan kelakuan sohibnya yang satu ini, suka sekali mempermainkan hati wanita, eak.

Sekarang mendengar ucapan sok bijak dari Felix membuat telinga Sean serasa menggelitik, lelaki itu mencoba keras menahan tawanya, tapi sekarang itu di luar kendali, lelaki tampan itu tertawa terbahak bahak, dengan celotehan yang tidak ngaca dulu dari seorang Felix.

"Kenapa lo, kesambet kuntilanak pohon toge iya... ", ujar Felix menatap Sean dengan aneh yang tertawa kencang seolah meledek.

Cowok tertinggi seantero kelas dua belas itu menetralkan suara tawanya, "Eh lelaki setengah setengah, kalau ngomong ngaca dulu, lo lebih parah dari gue, bego bener.. " , kata lelaki itu setelahnya di beringi tawa lagi namun tidak sekeras yang tadi.

Felix tampak berfikir, Sean salah disini, dia sama sekali jauh berbeda dengan lelaki kelebihan tinggi ini, "Salah!, lo salah, jangan sok tau yaa, gue beda banget sama lo.. ", balas Felix tidak mau kalah semudah itu.

Sean membenarkan duduknya, wajahnya terlihat jelas ingin tertawa tapi di tahan, "Denger ya tuan Felix Zoey yang terhormat, kita emang beda banget, gue tingkat ke fvckboy an gue segini.. ", ucap Sean sambil mengukur batas ke fvckboyannya, yang seolah olah tidak seberapa.

"Kalau lo segini.. ", Sambung Sean menambah ukurannya semakin tinggi.

Felix menghela nafas, ingin melawan lagi tapi itu kenyataan, Felix kudu gimana, lelaki blasteran itu terbully.

"Gue kasih tambahan yaa, gue ngak perawanin anak gadis orang, kalau lo, liat yang montox dikit langsungg embat.. ", sambung Sean, terkekeh.

Felix menatap Sean tanpa minat, sungguh sebuah kenyataan, yang membuat Felix ingin sekali tobat.

"Yang penting gue ngak macarin mereka, mereka aja yang ngasih badan mereka ke gue cuma cuma, gue sebagai cowok normal mana bisa nolak, ye ngak.. ", ucap Felix santai sambil membuat gelembung dari permen karetnya.

Sean menatap aneh lelaki itu, ternyata ada orang seperti itu di dunia ini, sama sekali tidak merasa bersalah, kalau ada yang hamil bagaimana, lelaki itu masih belum merasakan karmanya.

Kriingg.. Kringg..

Tepat setelah Sean mengucapkan hal itu, pintu Dorm mereka ada yang mrmbunyikan belnya, cukup tau mereka semua membeli sebuah studio kecil kecil untuk sekedar ngumpul, bisa mereka diusir orang tua mereka, mereka juga bisa tidur disini, maklum mereka anak pengusaha kaya, sebuah studio kecil bukan lah apa apanya.

𝗠𝘆 𝗗𝗲𝗺𝗼𝗻 𝗣𝗿𝗶𝗻𝗰𝗲♕︎✔︎|𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang