32: WILL THIS EVER END?

667 69 4
                                    



Vote dulu yaa

Happy reading

--------------

"Eh Eneng ketemu lagi.. ", Leo tampak tersenyum ke arah Bella yang di balas dengan muka masam dari gadis itu.

Bella berjalan cepat rasanya ingin menghilang saja dari manusia sejenis Leo.

Melihat Bella yang berjalan cepat, membuat Leo ikut termotivasi mengikuti gadis itu, "Sejauh apapun eneng pergi aa leo akan selalu mengejar jadi neng jangan risau.. ", ujarnya lagi menggoda Bella.

Bella tiba tiba berhenti, sesuatu tiba tiba terlintas di benaknya, gadis itu menatap Leo yang ada di sampingnya, lelaki itu sekarang tengah tersenyum konyol membuat Bella ingin sekali menampol wajah polos milik Leo.

"Gue mau nanya.. ", tanya gadis itu masih judes, gengsinya masih dijunjung tinggi maklum cewek.

"Nanya apa sayang?, apapun pertanyan kamu, bakalan aku jawab, apalagi  nanya kapan dilamar, yang itu langsung dijawab, sekarangpun bisa neng. ", ujarnya menggoda.

Bella mulai badmood sekarang, "Ngak jadi.. ", ujar gadis itu terlanjur kesal, gadis itu kembali mempercepat langkahnya, padahal cuman ingin beli air mineral kenapa harus bertemu musibah sekarang.

"Eh neng jangan ngambek atuh.. ", ujar Leo  sambil meraih pergelangan tangan Bella.

Bella mendengus, "Serius oke.. ", ujar Bella.

"Ini kurang serius apalagi sih sayang, mau langsung pelaminan ayoo, aa siap.. ", Leo kembali menggoda Bella yang menyebabkan gadis itu mulai gusar.

Bella kembali berbalik sambil memutar kedua bola matanya jengah.

"Eeeh, iya iya serius..", ujar Leo kembali menarik lengan Bella.

Bella sebenarnya sudah tidak mood bertanya, tapi kalau tidak di tanya dia sendiri juga yang akan mati penasaran.

Gadis itu menghela nafas berat, sedangkan Leo masih menunggu Bella dengan binggung, "Gue mau nanya lo beneran anak pemilik yayasan, jujur yaa.. " , ujar Bella wanti wanti.

Leo akhirnya menghela nafas, ternyata hanya itu yang di tanyakan oleh Bella, Leo kira hal yang sangat penting.

Lelaki itu menatap sekeliling,  wajahnya mendekat ke arah bella, salah satu tangannya menyuruh Bella ikut mendekatkan kuping gadis itu padanya, yang dengan bodohnya dituruti Bella.

"Iya, jangan bilang siapa siapa yaa, yang tau cuman temen aa sama eneng aja.. ", ujar Leo, setelahnya tersenyum ke arah Bella.

"Rahasia yaa.. ", sambung lelaki itu sambil mengedipkan satu matanya.

Bella mengerjapkan matanya tidak percaya, orang tidak waras seperti Leo ternyata anak pemilik yayasan, wow sangat mengejutkan.

Melihat reaksi Bella membuat, Leo tersenyum tipis,  "Bella intinya, Lo kan bilang tipe lo kayak Aksa,  denger yaa, Aksa itu orangnya ngak sembarangan pilih temen.. ", ujar Leo diberengi menjawab pertanyaan yang ada di benak Bella.

"Dia pemilih, temennya emang keliatan kayak anak ngak bener semua, tapi belum tentu sama isi keluarga mereka.. ", sambung Leo.

"Kalau diistilahin, semua yang deket sama Aksa, pewaris perusahan orang tuanya, jadi ngak akan ada istilah nikung atau sekedar memanfaatkan diantara kami, karena mereka semua pada mampu, contohnya Felix, walaupun kayak gitu, papanya punya Hotel dan itu cabangnya sudah banyak benget.. "

Leo kembali mendekatkan wajahnya ke telinga Bella, "Rahasia oke.. " ujarnya.

Bella terkejut mendengar penjelasan Leo, teman teman Aksa pandai sekali berpura pura, mereka memang sering terlihat memakai pakaian bermerk dan kendaraan mewah,  tapi membayangkan mereka sekaya itu,  sangat di luar akal pikiran, apalagi Leo yang anak pemilik yayasan, bila satu sekolah tau,  sudah pasti anak satu ini femesnya setingkat Aksa.

𝗠𝘆 𝗗𝗲𝗺𝗼𝗻 𝗣𝗿𝗶𝗻𝗰𝗲♕︎✔︎|𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang