Chapter 108 - Naluri

3.7K 265 90
                                    

Bonus chapter dedicated to anggie1007 yang berulang tahun hari ini.

Do'anya apa ya? Semoga keluarganya makin langgeng, makin bahagia, makin sayang, pokoknya samawa deh.

=====

“Apa gunanya kekuatan?”

“Apa gunanya kemampuan?”

“Apa gunanya seluruh dunia dan seisinya?”

“Kalau aku harus hidup sendiri tanpa belahan jiwa.”

Munding terus mengumbar kemarahannya ke segala arah. Dia tak tahu sudah berapa lama dia meluapkan emosi amarahnya yang tak terbendung itu. Amarah yang bercampur dengan sedih, ketakutan, dan kecewa.

“Kenapa semua orang yang menyayangiku harus meninggalkan dunia ini lebih cepat?”

Teriakan Munding kembali menggelegar dan bergemuruh di dalam dunia penuh kegelapan ini.

Setelah waktu yang sangat lama dan emosi Munding mulai mereda. Munding terdiam. Dia melihat sosoknya. Sosok tak berbentuk dan berwarna hitam pekat, tapi masih menyerupai manusia. Dan Munding tiba-tiba terdiam.

Ketika Nurul datang, dia datang ke dunia kegelapan ini dalam sosoknya sebagai manusia. Tapi kenapa selama ini Munding tak memiliki sosok dan bahkan tak dapat merasakan apapun?

Ketika Nurul mengulurkan tangannya dan Munding dengan sekuat tenaga melakukan usahanya untuk meraih tangan itu. Munding sama sekali tak menyangka kalau dia akan bisa memiliki lagi sosok manusia yang lengkap dengan semua inderanya, di dalam kegelapan tanpa batas yang telah memenjarakannya selama ini.

Tapi Munding merasakannya.

Sebuah proses penciptaan, dari ketiadaan menjadi ada.

Bukan! Itu bukanlah sebuah proses penciptaan. Karena penciptaan adalah hak mutlak Sang Pencipta. Tak ada mahluk yang akan bisa melakukannya.

Munding tahu itu.

Munding yakin itu.

Ini sesuatu yang lain.

Itu bukanlah sebuah ‘creation’ yang menciptakan sesuatu dari ketiadaan yang benar-benar tiada, menjadi ada.

Karena Munding tahu kalau dirinya sudah ada di dalam dunia kegelapan ini. Jadi dia tidak menciptakan. Itu bukanlah sebuah creation. Itu hanyalah sebuah...

Manifestation.

Memunculkan sesuatu yang sebelumnya tak terlihat menjadi terlihat. Mengubah sesuatu yang sebelumnya tak nyata menjadi nyata.

Tapi...

Munding tiba-tiba berpikir, kenapa dia harus memanifestasikan wujudnya di dunia kegelapan ini. Itu artinya, Munding ada tapi tak nyata, dia ada tapi tak memiliki wujud.

Munding mencoba kembali berpikir keras, dia tahu kalau kali ini, arah dan tujuan dari cara berpikirnya sudah benar, hanya ada semacam lapisan tipis saja yang menghalangi dirinya dari kebenaran yang dia cari.

Sebuah kebenaran yang Munding yakini akan membawanya keluar dari tempat ini. Dan menyelamatkan Nurul.

Ada tapi tak nyata. Ada tapi tak berwujud.

Kepala Munding tiba-tiba seperti disambar petir ketika dia memikirkan dua kalimat itu. Di kepalanya ada satu kata yang langsung muncul ketika dia menggumamkan dua kalimat tadi.

Intent.

Intent ada tapi seolah tak nyata dan tak memiliki wujud.

“Apakah aku ini sekarang perwujudan intent milikku?” tanya Munding kepada dirinya sendiri.

munding:MerahPutih (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang