Chapter 101 - Usaha part 1

3.4K 241 9
                                    

Di saat Munding sedang terjebak dalam dunianya sendiri, rumah sakit ini tiba-tiba saja menjadi sangat sibuk dengan lalu lalang tim security dan karyawan yang hilir mudik ke sana kemari. Hanya satu informasi yang tersebar ke seluruh karyawan rumah sakit ini pagi tadi.

Paulus Hong akan datang ke sini.

Sang pemimpin tertinggi marga Hong yang sangat disegani dan dihormati oleh anggota keluarga lainnya.

Karena itulah semua kesibukan tersebut terjadi. Cleaning services bertebaran untuk membersihkan lantai yang sudah bersih. Para customer services berusaha merapikan meja mereka dan berdandan sebaik mungkin. Para sekuriti berusaha untuk melakukan pengamanan lebih dan mengecheck ulang semua hal yang berkaitan dengan fasilitas keamanan di tempat ini.

Yang paling sibuk dan merasa ketakutan tentulah para pemegang kebijakan yang mengelola manajemen rumah sakit ini. Sang Direktur mengadakan meeting darurat untuk mempersiapkan tim mereka demi kedatangan Paulus. Dia juga mewanti-wanti bahwa apa pun yang terjadi, mereka adalah satu tim dan harus melindungi satu sama lain. Entah apa maksud perkataannya itu.

Dan saat itu pun tiba.

Sebuah mobil sedan mewah buatan Eropa berwarna hitam berhenti di depan lobby rumah sakit. Seorang gadis cantik turun bersama seorang kakek berbadan tegap dan kekar.

Mereka adalah Cynthia dan Paulus Hong. Semua karyawan dan manajemen rumah sakit membungkukan badan mereka sedikit untuk memberi hormat kepada mereka berdua.

Sang Direktur lalu maju dan mendekati Paulus dan Cynthia. Dialah pemimpin tertinggi di tempat ini, tentu saja dia yang punya hak untuk mendekati Paulus.

“Ketua, kami sudah mempersiapkan ruangan untuk beristirahat sejenak. Silahkan ikuti saya,” kata Direktur sambil mempersilakan Paulus dan Cynthia mengikutinya.

Paulus hanya tertawa, “Apa maksudmu? Aku kesini karena ada tamu penting yang mau datang. Aku tak punya urusan dengan rumah sakitmu. Jadi biarkan aku menunggu tamuku disini.”

Direktur kaget. Jadi? Apa yang dia persiapkan sedari pagi? Ketua tidak datang ke rumah sakitnya untuk melakukan inspeksi atau audit mendadak?

Sang Direktur lalu menarik napas lega. Tapi sedetik kemudian, dia langsung tersadar. Ketua mengatakan bahwa dia sedang menunggu tamu penting yang akan segera datang ke tempat ini. Kalau ada seseorang yang memaksa seorang Paulus Hong untuk berdiri di lobby depan rumah sakitnya untuk menunggunya datang, maka orang tersebut jelas berada jauh diatas lingkaran sang Direktur.

“Bubarkan orang-orang ini. Aku tak mau mereka nanti malah mengganggu dan membuat risih tamuku,” perintah Paulus.

“Siap Ketua,” jawab sang Direktur pendek lalu dengan cepat mengeluarkan hp-nya dan mengirimkan instruksi ke grup chat manajemen rumah sakit ini.

‘Ketua datang ke sini bukan untuk sidak, dia sedang menerima tamu yang sangat penting sekali, bubarkan anak buah kalian, tunggu informasi dariku’

Manajer-manajernya tentu tahu maksud dari ‘sangat penting sekali’ dan bisa membuat Paulus Hong menjadi penerima tamu. Dengan cepat mereka membubarkan karyawan departemennya masing-masing. Kini hanya ada Direktur dan sekretarisnya yang berdiri di sebelah Paulus dan Cynthia.

“Gurumu kemana?” tanya Paulus ke arah Cynthia.

“Kata Guru, dia mau jemput Paman Leman,” jawab Cynthia.

“Tapi mereka berdua datang kesini juga kan?” tanya Paulus.

“Pastilah, kan Cynthia sudah cerita tentang Munding ke Kakek?” tanya Cynthia ke arah Paulus.

Paulus hanya menganggukkan kepalanya. Lalu tak lama kemudian dia justru menggeleng-gelengkan kepalanya. Kalau bukan karena Munding dirawat disini, tak akan pernah ada kejadian yang sebentar lagi akan menggemparkan dunia persilatan di negeri ini.

Terlepas dari affiliasi Paulus Hong yang secara resmi tergabung dengan faksi pemerintah. Tapi dia juga punya urusan pribadi. Dan dia menggunakan alasan pribadinya saat ini. Karena sebentar lagi, setidaknya ada empat orang serigala petarung manifestasi yang akan berkumpul di tempat ini. Tidak termasuk Paulus Hong.

Leman dan Aisah dari Chaos ditambah dengan Dirman dan Nasution dari militer.

Saat Cynthia memberitahunya bahwa mereka berempat akan bertemu di rumah sakit ini untuk membahas solusi tentang kondisi Munding, Paulus hampir meloncat dari kursinya.

Salah satu diantara mereka, dapat dengan mudah meratakan rumah sakit ini jika mereka mau. Dan sekarang, ada empat orang yang akan datang. Kalau bukan Paulus yang menjadi tuan rumahnya dan menerima kedatangan mereka, siapa yang sanggup dan pantas untuk melakukannya.

Dan disinilah dia sekarang.

Paulus pernah bertemu dengan Aisah, pertama kali saat mereka bertarung beberapa bulan lalu dan beberapa kali setelahnya saat Aisah membantunya menyelesaikan beberapa masalah. Yang tentunya dibantu oleh Cynthia sebagai proxy antara keduanya. Tapi Paulus belum pernah sekalipun bertemu dengan Sulaiman, sang pemimpin Chaos yang terkenal karena defense-nya yang tak terkalahkan menyerupai tempurung kura-kura.

Sedangkan Dirman dan Nasution sendiri, Paulus sudah bertemu selama beberapa kali. Karena mereka sama-sama petarung yang berdiri dalam faksi yang sama.

Ciittttt.

Sebuah mobil SUV kelas menengah berhenti di depan mereka. Seorang wanita keluar disusul oleh seorang laki-laki yang berbadan lebih pendek dan mengenakan kemeja lengan panjang dengan kancing tertutup rapat sampai ke leher.

“Guru...” teriak Cynthia ketika melihat wanita itu.

Cynthia lalu setengah berlari menuju ke arah Aisah dan mencium tangan gurunya.

“Paman Leman,” kata Cynthia sambil mencium tangan Leman juga.

Cynthia lalu mengajak mereka berdua ke arah Paulus.

“Paman, ini kakekku, Paulus Hong,” kata Cynthia mengenalkan kakeknya ke Leman.

“Sulaiman,” jawab Leman sambil tersenyum dan berjabat tangan.

Cynthia tidak mengenalkan Aisah, karena mereka sudah saling mengenal.

“Dua orang tua yang hampir mati itu belum datang?” tanya Leman ke arah Paulus.

Paulus sedikit kaget dengan pertanyaan Leman. Dua orang tua yang hampir mati? Maksudnya Dirman dan Nasution? tanya Paulus dalam hati.

Paulus hanya tersenyum kecut dan tertawa kecil saat menjawab pertanyaan Leman, “Belum. Aku sedang menunggu mereka disini.”

Mereka berbincang-bincang ringan dan alakadarnya sambil menghabiskan waktu. Cynthia lebih banyak berdiskusi dengan Aisah sedangkan Paulus ngobrol dengan Leman.

Direktur dan sekretarisnya hanya bisa menundukkan kepalanya dan menunggui mereka berempat dari samping dalam diam. Mereka bahkan tak berani mengeluarkan suara dan mencoba untuk bernafas setenang dan sepelan mungkin.

Direktur dan sekretarisnya yang cantik bisa melihat sendiri, dari sikap dan tingkah kedua orang yang barusan datang itu, mereka sama sekali tidak menganggap Paulus Hong seseorang yang istimewa. Memang ada rasa hormat yang mereka berikan kepada Paulus, tapi itu terlihat seperti rasa hormat kepada rekan bicara yang seimbang dan sebanding. Bukan kepada seseorang yang lebih tinggi.

Sang Direktur pernah melihat wanita yang dikenalkan oleh Cynthia sebagai Guru. Saat itu, Cynthia pernah sambil lalu mengatakan kepada dirinya untuk menghormati Gurunya sebagaimana dia menghormati Paulus Hong.

Direktur berpikir waktu itu Cynthia hanya bercanda saja, tapi ternyata kini dia melihat sendiri kalau Paulus Hong sendiri pun harus memberikan respectnya kepada Guru Cynthia.

=====

Author note:

Satu chapter lagi. Langsung publish sekarang juga. Wkwkwkwk.

munding:MerahPutih (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang