Reborn - Prolog

19.5K 1.3K 74
                                    

"Bahkan sampai nanti aku mati...?"

Pria yang bertubuh lebih kecil memejamkan kedua matanya dengan kepalanya diatas pangkuan dengan kain berwarna putih bak salju yang sering ia olok sebagai 'pakaian berkabung', pemilik 'pakaian berkabung' itu mengelus surai hitam legamnya dengan lembut seolah-olah insan yang sedang berbaring di pangkuannya ini akan hancur berkeping-keping kalau saja ia menyentuhnya terlalu kasar.

"Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu."

"Aiyaa aiyaa, dengar itu, kau mengucapkan 19 kata! Ini rekor Lan Zhan!"

Pria dengan pakaian putih itu tersenyum ketika pria yang lebih mungil membuka kedua matanya dan tertawa, ya Lan Zhan tertawa. Insan yang melihat Lan Zhan tertawa terdiam dan tubuhnya membeku, ia hanya bisa terpana melihat wajah Lan Zhan yang selalu memasang wajah dingin dan datar bisa tersenyum begitu hangat dan ia sendiri percaya senyuman Lan Zhan bisa menghangatkan kolam air dingin yang sering ia kunjungi dengan Lan Zhan itu. Ia yakin!

"Wei Ying? Wei Ying?" Lan Zhan menangkup wajah putih Wei Ying yang masih terdiam terpatung sesaat karena senyuman Lan Zhan yang sudah membekukan semua inderanya.

"Wei Ying! Kau baik-baik saja? Jangan pergi! Wei Ying!" Lan Zhan langsung memeluk erat tubuh Wei Ying yang entah apa pemiliknya sengaja mengerjai Lan Zhan atau ia masih terpana melihat senyuman pria tampan itu.

Jemari Lan Zhan dengan erat mendekap tubuh Wei Ying, ia membenamkan wajahnya di antara pundak sempit sang kekasih sembari ia mencengkramnya dengan erat, "Wei Ying.."

Wei Ying yang sudah sadar dari lamunannya karena senyuman sang pujaan hati sekarang ditambah kaget karena tubuhnya sudah berada di dalam dekapan Lan Zhan, begitu erat sampai ia bisa merasakan nafasnya mulai tercekat dan bahkan Wei Ying bisa merasakan detakan jantung Lan Zhan sangat tidak teratur, punggungnya bergetar hebat. Wei Ying yang mengira Lan Zhan sedang bahagia karena bisa membuatnya terdiam seribu kata setelah selama ini selalu ia yang berhasil mengolok Lan Zhan pun menepuk punggung lebar milik sang kekasih dan mengelus-ngelusnya, "Lan Zhan?"

Yang dipanggil namanya langsung melepaskan dekapannya dan menatap kedua kepingan berwarna hitam dengan sedikit warna cokelat gelap terlukis di dalam kepingan itu, Lan Zhan dengan kedua pupilnya yang bergetar kembali tersenyum dan mendekapkan wajah Wei Ying dekat dengan jantungnya, sangat erat sampai sekarang yang dipeluk bisa merasakan detak jantung itu berdetak dengan normal lagi.

"Lan Zhan.. aku tidak bisa bernafas--ugh.." Wei Ying jujur, ia sudah dipeluk cukup lama dan dia bisa merasakan nafasnya mulai putus-putus.

Sontak ia langsung melepaskan Wei Ying, mengelus pelan surai hitam milik sang kekasih, perlahan elusan itu turun ke pipi putih dan terhenti disana, "Wei Ying.. jangan pergi kemana-mana.."

Wei Ying tersenyum dan tertawa kecil sembari menangkup wajah putih Lan Zhan yang sangat indah, garis wajah yang simetris, kedua alisnya yang tidak tipis dan juga tidak tebal, kedua matanya yang terlihat mengkilap setiap kali ia menatap jauh ke dalam kepingan hitam Wei Ying, bulu matanya yang lentik, hidung mancungnya yang terlihat menggoda untuk digigit, dan bibir tipis dan ranum itu. Semuanya indah dan sempurna di wajah Lan Zhan, siapa yang tidak jatuh cinta melihat insan setampan ini? Dan Wei Ying bersyukur berkali-kali karena Dewa sangat baik memberikannya kekasih setampan ini.

"Aku bersumpah, di kehidupan selanjutnya, entah berapa lama aku harus bisa lahir kembali ataupun berapa ratus kali aku terlahir kembali dengan tubuh yang berbeda, aku akan mengejarmu lagi seperti sekarang aku dengan tubuh Mo Xuan Yu ini. Aku akan terus mencintaimu Lan Zhan."

Kedua telinga putih Lan Zhan yang seperti giok itu memerah dan menjalar sampai ke pelipis rambutnya, ia bisa merasakan panas di kedua telinganya, geram, Wei Ying memegang kedua telinga Lan Zhan dan tersenyum menampakkan giginya.

"Wei Ying.. sampai kapapun itu aku harus menunggu, sejauh apapun itu aku harus berjalan untuk menemuimu, ataupun setidak pekanya kau seperti sekarang, aku akan terus mengejarmu, aku akan terus mencintaimu." Lan Zhan mendekap Wei Ying dengan pelan kali ini, ia memendamkan wajahnya di tengkuk Wei Ying, membuat si pemilik merasa geli.

"Entah berapa kali kau lupa tentang kita, aku akan terus mengingatkanmu. Berapa ratus kalipun, sampai kau ingat.. aku akan terus mencintaimu.. bahkan kalaupun aku harus menjadi binatang sekalipun."

Wei Ying mendekap mulutnya, ia tak tau Lan Zhan ternyata buruk dalam permainan kata-kata, ia tak mau melukai hati Lan Zhan dan hanya menahan tawanya sembari ia memainkan rambut panjang milik Lan Zhan.

"Kita berjanji."

Janji mereka terukir, tanpa sadar semua kalimat dan permohonan itu didengarkan oleh sang Penguasa Takdir. Janji antara kedua anak manusia itu tertanam, membutuhkan waktu yang lama sampai Sang Penguasa Takdir memutuskan kapan permohonan kedua anak manusia itu dikabulkan, ia memang menguji kesabaran keduanya.

1000 tahun? 2000 tahun? Akhirnya mereka pun didengarkan, doa mereka dikabulkan, lahir dengan nama yang sama, perawak yang sama, tingkah laku yang sama, semua hal yang sama, bahkan keduanya masih senang memainkan seluring dan guqin. Sang Penguasa Takdir bermain sedikit dengan kedua insan yang 'mengucapakan sumpah 1000 tahun yang lalu', diberikannya silsilah keluarga yang sama dengan masa lalu, saudara, orang tua, bahkan nama mereka pun tidak ada bedanya. Bukankah Sang Maha Kuasa sangat berbaik hati?

Tapi, bukan sang Maha Adil namanya kalau ia terlalu berpusat kepada kebaikan saja, ada sedikit tantangan yang diberikan, yaitu..

Mereka tidak mempunyai ingatan apapun.

Tidak ada ingatan yang tersisa diantara keduanya, satu sama lain tidak mempunyai sedikit memori apapun itu, mereka tidak tau seberapa mereka saling mencintai antara satu sama lain, mereka tidak tau seberapa besar dan kuat janji mereka, sumpah mereka, mereka tidak tau.

Sekali lagi sang Penguasa memainkan takdir, ia yang menentukan jalur kehidupan keduanya, mengaturnya sedemikian rupa, apakah akan ada akhir bahagia atau malah malapetaka? Semuanya sudah ia serahkan untuk kedua manusia itu, Lan Wang Ji, Wei Wu Xian.

Apakah cinta mereka akan sama seperti dulu?

Atau.. malah keduanya yang tidak mempunyai ingatan itu akan terus menolak takdir?








-To Be Continue-

All Photo Featured own by credit

Halo semuanya, ini cerita pertamaku dan aku tau banyak banget keanehan :((
Mohon bimbingannya, aku harap kalian mau kasih kritik dan saran, bakal aku dengerin kok :)
Cerita ini aku tulis karena aku benar benar jatuh cinta dengan WangXian dan YiZhan ((:
Percayalah aku nonton dramanya, baca manhwanya, nonton animenya, dengerin audio dramanya dan sekarang aku freak banget jadinya, dan cerita ini adalah lambang ekspresi cintaku ke mereka yang sudah meluap-luap ini hahha ((":

Aku masih gak tau ending dari original story dari The Untamed/Mo Dao Zu Shi, jadi mungkin pas akhir dari cerita ini udah keluar bakal ngaruh sedikit ke cerita aku ini karena aku gak mau ngubah apapun dari cerita milik MO XIANG TONG XIU.

Happy Reading 5555

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang