Tidak ada yang aneh siang hari ini, semuanya berjalan normal. Sekolah berjalan seperti biasa, keluh kesah karena malas sekolah juga masih terdengar, suara teriakan kecil dan tawa berkumandang di sepanjang koridor saat jam istirahat memekikkan dirinya sendiri. Semua murid memutuskan menghabiskan waktu dengan cara masing-masing, ada yang mencoba untuk tidur saja di kelas, ada yang pergi ke kafetaria sekolah, ada yang berjalan keliling sekolah entah untuk apa, ada yang bermain basket dan tentunya itu hanya anggota klub basket, dan.. ada yang memutuskan untuk menyendiri.
Pria berwajah tampan itu duduk terdiam, sudah sedari tadi temannya mengajak ia pergi ke luar untuk ke kantin atau hanya untuk melepaskan penat sejenak, ia bahkan tak mau melihat siapapun atau mendengar apapun, hanya duduk dan memandang kearah bawah dengan keningnya yang tertaut erat. Tak ada yang bisa mengalihkan pandangannya sekarang selain pandangannya yang terus terfokus dengan tautan jemarinya dan jangan lupakan gertakan giginya yang terus bertabrakan satu sama lain.
Sedangkan seorang insan yang sedang berdiri di ambang pintu dengan teman karibnya yang selalu membawa kipas itu diam termenung menatap pria yang sedang duduk dan tak mau apapun kecuali.. diam. Teman dengan kipasnya itu menutup setengah wajahnya dan berbisik kecil, "Apa kita harus.. membiarkannya terus..?" Sedangkan hanya dihasut gelengan kepala ringan oleh yang diajak berbicara.
"Ini tak benar.."
Huai Shang mengernyitkan keningnya, "Apanya yang tak benar? Hei Jiang Cheng, aku sudah menyuruhmu untuk cerita sebenarnya ada apa, dan kau masih diam saja? Hei Jiang Cheng, kalau aku tidak tau apa masalahnya bagaimana aku mau memban-Oi Jiang Cheng!" Pria yang disebut namanya itu lebih memilih berbalik badan dan pergi dari tempat ia tadi, pergi melangkahkan kakinya menuruni tangga dan sampai di depan kelas lain yang otomatis menarik perhatian sekali.
Karena sekarang Jiang Cheng langsung menyusup masuk kelas dan berdiri di depan meja milik perempuan dengan rambutnya yang dikuncir setengah, pita berwarna merah yang memancarkan aura tegas di wajahnya dan jangan lupakan perempuan ini hanya menggerlingkan bola matanya menatap keatas, "Ada apa?"
Jiang Cheng mengambil kursi dan duduk di hadapan perempuan itu, mengepalkan tangannya dan sedikit berbisik, "Ini tentang Wei Ying, tolong bantu aku Wen Qing.." Ya, Jiang Cheng meminta tolong Wen Qing.
Wen Qing mengernyitkan keningnya, ia melipat kedua tangannya di atas meja dan memasang wajah penasaran, "Asal kau tau, aku sudah dengar ada berita yang bilang kalau kau dan Wei Ying akan dijodohkan, aku sendiri heran kenapa sampai setengah sekolah heboh dengan masalah ini. Tapi aku baru tau kalau yang dijodohkan dengan kalian itu.." Wen Qing memelankan suaranya, "Anak dari kepala sekolah dan siapa sangka kepala sekolah kita itu kolega dari Ayahmu..?"
Jiang Cheng mendecih, "Aku bahkan belum pernah bertemu dengan mereka dan pertunangan akan langsung dilaksanakan 2 minggu lagi."
Wen Qing menggenggam pergelangan tangan Jiang Cheng seerat yang ia bisa, mengisyaratkan untuk mereka lebih baik keluar dari kelas dan mencari tempat yang lebih aman untuk berbicara tentang hal yang.. agak terlalu sensitif. Mereka berdua berjalan keluar dari kelas, dan baru saja mereka akan menaiki tangga Wen Ning berlari mengejar Wen Qing dengan wajah panik, nafasnya terputus-putus. "Wen Ning? Ada apa?" Sang kakak menepuk pundak sang adik dan menyuruhnya mengatur nafasnya yang kacau balau.
"Aku.. aku mendengar rumor tentang Wei Gongzi dan.. Jiang Gongzi.. a-.."
"Kita bicarakan diatas, sekarang Jiang Cheng dan aku akan bicara tentang hal ini. Ayo, kita naik."
Tentunya pertemuan antara perempuan lain dan Jiang Cheng akan menimbulkan pembicaraan hangat lain, bayangkan kabar ini benar-benar membuat setengah sekolah tercengang. Awalnya ini agak aneh karena kedua sejoli Jiang itu hanyalah murid biasa yang tidak seterkenal Lan Wang Ji, tapi anehnya ketika rumor tak jelas itu tertumpah keluar, semua orang langsung seolah-olah menjadi fans dadakan 2 saudara Jiang itu. Bahkan.. ada yang sampai ingin mengancam anak kepala sekolah kalau mereka masih ingin menikah, aneh kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Forget 不忘 - [WangXian]
FanficCOMPLETED. "Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu." Lan Wang Ji dan Wei Wu Xian hidup berdampingan satu sama lain di masa lalu, bertemu di usia 15 tahun, terpisa...