Huai Shang mengetuk-ngetukkan kipasnya diatas meja, sembari dengan wajah yang memilin keras karena dia sedang menyaksikan pemandangan yang sukses membuatnya meringis.
"Aku tidak pernah tau kuliah akan seperti ini." Ujarnya sembari mengipas-ngipaskan pria di depannya yang sedang menopang wajahnya dengan telapak tangannya.
"Apa maksudmu?" Tanyanya dengan nada lemah.
Huai Shang mengerucut, "Maksudku, siapa sangka kau akan berubah dengan cepat? Begitu juga dengan Wei Wu Xian itu. Dia seperti, ehem.. lebih depresi dari sebelumnya."
Jiang Cheng menggerakkan pupilnya dan pandangannya berhenti di sudut dimana Wei Ying sedang berdiri sembari memegang yogurt kotak di tangannya. Lihatlah betapa menyedihkannya wajah Wei Ying sekarang, tubuhnya jauh mengurus, rambutnya tidak lari tertata rapi, ia lebih sering memakai kemeja putih kebesaran dibanding pakaian yang selau menampakkan style sok-sokannya itu, matanya jauh dari kata hangat, sangat sayu.
Huai Shang berdecak, "Wan Yin, kurasa kau harus membawa Wu Xian ke terapi lagi. Dia.. dia tidak normal lho. Apa kau yakin dokter menyuruhnya kembali beraktivitas? Karena kurasa dia lebih pantas tidur saja dirumah dan tidak usah ngapa-ngapain."
Jiang Cheng mengernyitkan keningnya, ia menghela nafas panjang dan hanya membuang pandangannya lagi keluar jendela, "Kau saja sendiri yang bilang ke Ibuku. Aku lelah.."
Huai Shang mengipas-ngipas wajahnya dan berdehem, "Tidak tidak, aku lebih memilih mati dibanding harus berbicara dengan Bibi Yu."
"Makanya jangan asal memberi saran."
Wei Ying datang dan duduk di samping Huai Shang, ia meminun yogurtnya dengan wajah datar, Huai Shang mengipas-ngipas pelan wajah Wei Ying dan tersenyum kaku, "Wei Ying, apa kau baik-baik saja?"
Jiang Cheng memutar bola matanya dan melemparkan kertas yang entah darimana mengenai kepala kosong temannya itu, "Kau ini."
Wei Ying mendecih dan mengambil kipas temannya itu, "Siapa sangka yogurt di kampus ini enak? Kalian mau?" Ujar Wei Ying sembari menyodorkan yogurt itu kearah kedua temannya, yang sukses membuat Jiang Cheng menutup mulutnya dan diirini Huai Shang tertawa kaku lagi.
"Haha, Wei Ying, apa kau yakin itu sehat minum yogurt 2 kali sehari? Ugh.. kau bisa diare..?"
Wei Ying mengedikkan bahunya tak peduli dan tertawa ringan, "Ini enak. Setidaknya."
Jiang Cheng menggeleng-gelengkan kepalanya. 'Siapa sangka ternyata otaknya juga sudah rusak?'
°°°
Yan Li menghembuskan nafasnya panjang, dia sudah menunggu cukup lama dan kesabarannya mulai habis. Jujur dia tidak suka menunggu, tapi mendengar kalau ini hal yang sangat penting, terpaksa dia bersabar diri dan mengalah. Jendela berukuran sedang dengan bingkai berwarna hitam serta diiringi dinding berwarna coklat muda membuat ruangan terasa lebih hangat kalau dibandingkan dengan suhu udara yang sangat rendah diluar sana.
Jemarinya merangkul cangkir berwarna putih yang diisi kopi panas yang sedang menghangatkan ujung jemarinya yang mendingin. Cafe ini tidak terlalu ramai, hanya diisi oleh orang-orang yang sedang duduk di sudut-sudut ruangan. Dan Yan Li masih setia menanti sembari menunggu pintu cafe terbuka.
Dan tak lama seorang pria dengan coat berwarna terang yang menghangatkan tubuhnya berjalan masuk, mengedarkan pandangannya dan ia pun langaung berjalan kearah meja Yan Li. Pria itu tersenyum dengan sangat manis, ia membungkuk rendah dan berujar, "Jiang Yan Li..?"
Yan Li mengangguk, ia berdiri dan menatap wajah di depannya ini, "Jin Guang Yao..?"
Dan pria itu mengangguk, "Kehormatan untukku bisa bertemu denganmu." Yan Li menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Forget 不忘 - [WangXian]
FanficCOMPLETED. "Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu." Lan Wang Ji dan Wei Wu Xian hidup berdampingan satu sama lain di masa lalu, bertemu di usia 15 tahun, terpisa...