Warmth - 44

4K 490 70
                                    

Lan Zhan melingkarkan lengannya pada pinggang Wei Ying. Wajahnya tenggelam di antara pundak sempit itu. Sedangkan Wei Ying menyandarkan kepalanya di pundak sang kekasih, sembari kepingan hitamnya menerawang kearah luar jendela, yang memberikan pemandangan indahnya gemerlap kota, lampu berwarna-warni terlihat sangat indah dan menghangatkan. Ditambah dengan lampu kendaraan yang nampak bergerak pelan dari atas sini.

Tidak ada percakapan disana, hanya ada kesunyian yang menjadi teman saat ini. Lan Zhan mengecup tengkuk Wei Ying, mengecupnya lama sebelum ia kembali mengelus perut Wei Ying, sembari ia mengecup pundak Wei Ying berkali-kali. Wei Ying tersenyum, ia menautkan jemarinya pada jemari Lan Zhan. Dan mereka kembali saling menikmati detik-detik ini.

Lan Zhan bisa merasakan hatinya sangat hangat sekarang, dia benar-benar ada di cloud nine saat ini. Begitu pula dengan Wei Ying, dia rela kalau Dewa menarik jiwanya sekarang. Wei Ying membalikkan tubuhnya, dan ia berjalan mundur sampai tubuhnya tersandar di jendela kaca. Sontak Lan Zhan langsung menarik tubuh Wei Ying mendekat kearah tubuhnya, menjaga jarak supaya Wei Ying tak bersandar di kaca itu.

"Wei Ying! Bahaya!" Suaranya sedikit meninggi, jelas kalau Lan Zhan khawatir bukan main.

Wei Ying mengalungkan lengannya pada leher Lan Zhan dan tersenyum miring, "Aku pernah lompat dari gedung berlantai 5, dan anehnya aku masih hidup. Dan mungkin kau tidak tau, sejak saat itu kepalaku selalu terasa sangat sakit. Tapi, saat kita bertemu lagi, aku tak pernah merasa sakit kepala lagi." Wei Ying tersenyum tapi berbeda dengan Lan Zhan, dia menyentuh puncuk kepala Wei Ying dan ekspresinya berubah sangat khawatir.

"Ayo ke rumah sakit." Wei Ying mengernyitkan keningnya dan tertawa kecil. "Untuk apa? Aku kan sudah kubilang, aku sudah sehat Lan Zhan!"

Lan Zhan menggelengkan kepalanya, "Besok, kita ke rumah sakit. Aku akan mereservasi ruangan. Besok pagi."

Wei Ying memutar bola matanya malas, "Tidak.. kau tidak tau seberapa membosankannya di rumah sakit.. tidak! Aku tidak mau! Aku kan sudah sehat!" Lan Zhan menggendong Wei Ying dengan gaya bridal, tak memperdulikan Wei Ying yang mencoba melepaskan dirinya dari gendongan Lan Zhan, tapi mengingat seberapa kuat Lan Zhan mana mungkin Wei Ying bisa lepas dengan mudah?

Mereka masuk ke kamar berukuran sedang itu, aroma cendana dingin menyeruak yang sudah pasti karena Lan Zhan selalu memastikan ruangannya berbau cendana karena itu membuatnya tenang dan damai.

Dengan sangat perlahan, dan dengan sangat lembut Lan Zhan membaringkan Wei Ying. Memastikan kepalanya terbaringkan dengan benar di bantal lembut itu.Setelah Wei Ying berbaring, Lan Zhan menghidupkan penghangat ruangan, serta tak lupa ia mematikan semua lampu dan hanya menyisakan jendela yang terbuka, menampilkan city lights yang sangat indah.

Lan Zhan pergi keluar sebentar, dan beberapa menit kemudian ia kembali dengan sebuah cangkir di tangan kanannya, ia menaruh teh itu di samping tempat tidurnya dan mengelus tangan Wei Ying. Ia tak berkata apapun, tapi bisa dilihat ekspresi wajahnya khawatir bukan main. Wei Ying tersenyum, ia mengambil tangan Lan Zhan dan menaruh di pipinya, "Lan Zhan-Lan Zhan, aku baik-baik saja, aku disini."

Bisa didengar ada suara hembusan nafas lega, Wei Ying mendudukkan dirinya dan dengan cekatan Lan Zhan menaruh sebuah bantal di kepala Wei Ying. "Siapa sangka ternyata Lan Er Gege sangat khawatir dengan Yiling Laozu ini?" Dan bisa-bisanya Wei Ying menggoda Lan Zhan yang sudah jelas-jelas sangat khawatir itu.

"Teh hijau, minumlah sebelum tidur."

"Kukira kau akan membawa susu untukku?"

Lan Zhan sedikit memiringkan kepalanya, "Kau mau? Akan kubuatkan." Sontak Wei Ying langsung menahan Lan Zhan supaya pria itu tidak pergi, "Ey aku bercanda! Pasti ada alasannya kau membawa teh hijau kan? Akan kuminum."

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang