"Dia bayi terkalem yang pernah kugendong." Gumam SiZhui sembari ia menepuk-nepuk lembut pantat mungil milik adiknya itu. Ia sendiri juga sedang berbaring santai di kursi pantai yang langsung menghadap kearah pantai lepas dengan warna biru muda yang sangat pekat itu.
"Padahal kukira dia akan seberisik aku."
SiZhui tertawa kecil, "Kalau iya, maka aku yang sakit kepala, A-Lian."
"Huh, bukankah itu menyenangkan? Aku bosan tau tak ada yang meresponi candaanku, Papa Wei juga tak bisa selalu kuganggu kan." XiaLian berjongkok dan menatap kearah bayi mungil dengan wajah sedingin salju dan seputih langit itu, matanya sudah bisa terbuka dengan baik dan memperlihatkan sepasang kepingan bening yang sangat kontras dengan kulitnya. Lan Zhan beberapa kali sempat mengatakan pada mereka kalau mata itu adalah milik Wei Ying, tapi sebaliknya Wei Ying malah nuduh mata itu murni milik Lan Zhan.
Jadilah sekarang mereka tak bisa menjelaskan mata adik mereka ini sebenarnya mengambil dari siapa, "Halo sayang, mau kugendong?" Ujar XiaLian dengan nada menggodanya dan pasti sang adik akan mengangkat kedua tangannya tanpa ekspresi apapun tapi ini sangat jarang terjadi karena adik mereka ini sangat sangat anti disentuh.
"Dia memang menyukaimu." Ujar SiZhui sembari memberikan adik mereka ke pelukan XiaLian.
"Huh, kau ingat ketika dia melihat Paman Lan XiChen? Dia langsung menangis di pelukanku, kukira dia takut dengan Paman Lan, ternyata dia mau dipeluk Paman Lan XiChen, seniat itu sampai dia menangis!" XiaLian membawa bayi mungil itu ke dalam pelukannya, ia berdiri dan memperlihatkan pemandangan lautan yang sangat lepas di depan mereka, seolah-olah begitu luas sampai-sampai tidak ada batasan apapun yang berani memotong lautan ini.
"Tapi waktu Paman WanYin datang menengok Senior Wei, dia bahkan tidak mau makan dan tidak mau lepas dari pelukan Hanguang-Jun."
Mendengar itu XiaLian tertawa lepas dan ia mencubit gemas pipi sang adik yang mengerang kecil karena merasa kesal pipinya dicubit begitu saja, "Hahaha! Benar! Aku bahkan masih ingat saat dia dipaksa Papa Lan keluar kamar, mukanya langsung memerah tapi dia enggan untuk menangis!"
SiZhui menepuk-nepuk ringan bokong milik adiknya itu dan sang adik makin mengerang kesal, "Apa dia tau kalau Paman Jiang itu tegas ya?"
"Oh, kau ingat tidak? Pas Jin Ling dan JingYi datang?"
SiZhui menepuk keningnya dan menggelengkan kepalanya, "Dia menampar JingYi!"
"Kau ingat!"
"Tentu saja!"
"Oh astaga, setelah itu dia memintaku menggendongnya pergi, padahal mereka berdua membawakan banyak mainan untuknya."
"Apa Hanguang-Jun sejudes ini ya dulu?"
XiaLian masih tertawa mendengar cerita yang entah kenapa begitu menggelitik perutnya, "Dia hanya suka dengan keturunan Lan dan Wei!"
"Ya, dia cinta dengan dirinya sendiri. Benar-benar." SiZhui meraih tangan kecil yang sedang mencengkram lembut pakaian XiaLian, sang empu tangan memutar kepalanya dan ia meminta SiZhui untuk mendekat kearahnya. Sang kakak menuruti itu, dan saat tangannya bisa meraih pipi SiZhui ia menguap kecil dan tertidur pulas secara otomatis.
"Dan dia mudah tidur seperti Papa Wei." Ujar XiaLian tanpa mau mengganggu tidur sang bayi mungil ini.
SiZhui mengangguk, ia memberi kode supaya memberi sang adik kepadanya. Saat bayi mungil itu kembali ke pelukannya, ia berjalan ke dalam dan menaruhnya di atas ranjang yang berada di dalam kamar yang sama dengan Lan Zhan dan Wei Ying. Saat ia berjalan keluar suara angin yang agak kuat berhembus dan entah kenapa SiZhui merasakan hangat yang begitu lembut di hatinya, "A-Lian, apa kau masih ingat dengan cerita tentang Hanguang-Jun dan Senior Wei yang kuceritakan dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Forget 不忘 - [WangXian]
ФанфикCOMPLETED. "Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu." Lan Wang Ji dan Wei Wu Xian hidup berdampingan satu sama lain di masa lalu, bertemu di usia 15 tahun, terpisa...