不羡 - 8

5.1K 735 47
                                    

Jiang Cheng menyandarkan punggungnya, ia menghela nafas kecil sembari Xi Chen berjalan pelan mengikutinya duduk di kursi kayu yang diletakkan menghadap kearah taman yang dipenuhi banyak anak anjing berlari-larian. Xi Chen tersenyum sesaat matanya menatap pandangan hewan-hewan mungil itu berlari-larian kecil dan saat menyadari ada bau tuan mereka fokus semua anak anjing itu pun teralih dan langsung berlari mengejar Jiang Cheng yang sudah berjongkok dengan kedua tangannya terbentang lebar.

"Kenapa ada pagar?"

Jiang Cheng mengadahkan kepalanya dan menatap tatapan Xi Chen yang mempertanyakan tentang pagar kayu yang menjadi penghalang seperti tidak membiarkan anjing-anjing itu berkeliaran bebas, "Wei Ying, dia itu phobia dengan anjing, makanya ayah memagari mereka dengan pagar supaya Wei Ying tak perlu histeris saat melihat anjing-anjing menggemaskan ini berjarak belum 3 meter darinya."

Xi Chen, "Kau mengalah demi Wei Ying?" Hati Xi Chen terasa melembut ketika dia mempelajari pria di depannya ini secara tak langsung mengalah untuk membebaskan anjing-anjingnya demi Wei Ying.

"Dia itu sudah seperti saudara kembarku, awalnya aku memang tak menyukainya karena dengan itu aku harus merelakan anjingku dulu, tapi siapa sangka dia tidak buruk dan dia sama bagusnya dengan anjing-anjing ku yang dulu." Jiang Cheng mengedikkan bahunya sembari tersenyum membayangkan kalau saja Wei Ying mendengarnya, bisa-bisa dia habis.

Xi Chen tersenyum, ia menyejajarkan pandangannya dengan Jiang Cheng dan tanpa disangka 1 ekor anjing berwarna hitam mendekatinya, "Menurutku itu menggemaskan.." ujarnya sembari menggendong anjing itu ke dalam pelukannya.

Jiang Cheng menegak air liurnya kasar, dia tak mau kepedean dan hanya menundukkan wajahnya yang terasa panas, "He-hei.. tadi kau bilang mau menanyakan sesuatu. Apa itu?" Xi Chen beranjak dari posisi jongkoknya dan duduk di kursi kayu itu, masih membawa anak anjing itu yang menyamankan posisinya di perut Xi Chen.

"Duduklah diatas."

Jiang Cheng pun menurut.

"Aku langsung ke poinnya saja, apa Wei Ying sebelumnya kenal dengan Lan Zhan?"

Jiang Cheng sudah menduganya kalau cepat atau lambat pasti Xi Chen akan menanyakan hal ini, ia mengusap-ngusap anak anjing yang juga menyamankan posisinya di perut Jiang Cheng, "Tidak.. mereka sama sekali belum pernah bertemu.. bahkan Wei Ying baru tau, adikmu bernama Lan Wang Ji"

Xi Chen mengernyitkan keningnya, "Baru tau bahwa adikku bernama Lan Wang Ji? Maksudmu.. maaf kalau aku terlalu cepat menyimpulkan, maksudmu Wei Ying tau baik wajah Wang Ji tapi tak pernah tau namanya?"

Sekarang giliran Jiang Cheng yang terdiam karena tak menyangka Xi Chen mampu menangkap maksud kalimatnya, ia mencoba tenang dan balas menatap kepingan cokelat madu milik Xi Chen, "Bagaimana dengan Wang Ji? Apa dia begitu mengenal Wei Ying sebelumnya sampai dia begitu terkaget ketika tau pria itu bernama Wei Wu Xian?"

Jiang Cheng mengakui kepekaan Xi Chen yang mampu menangkap ucapannya yang memang bermaksud di dalamnya, begitu pula dengan Xi Chen yang mengakui kepintaran Jiang Cheng mampu memberikan kode yang terkesan normal tapi bermakna di dalamnya. Xi Chen tersenyum, ia menyamankan posisinya menghadap kearah Jiang Cheng, membiarkan anak anjing itu merasa jadi obat nyamuk dan melarikan diri, Xi Chem menopang wajahnya dengan tangan kirinya, "Jiang Wan Yin, apa kau sendiri juga pernah bertemuku sebelumnya?"

Jiang Cheng memperbaiki posisi duduknya, kini ia mengangkat kedua kakinya ke atas kursi, memeluknya dan menatap dalam ke kepingan pria yang benar-benar menawan di depannya itu, "Bagaimana denganmu? Apa aku terlihat familiar untukmu? Kapan terakhir kita bertemu?"

Xi Chen mendekati wajahnya ke wajah Jiang Cheng, cukup dekat sampai cukup bagi mereka merasakan nafas satu sama lain menerpan kulit satu sama lain, "Jiang Cheng, apa yang kau mimpikan akhir-akhir ini?"

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang