Eyes - 4

6.6K 841 31
                                    

Jiang Cheng memanyunkan bibirnya karena ini sudah hari ke 3 dia harus menghabiskan jam istirahat dan jam kosong tanpa si berisik Wei Ying. Jujur saja di dalam hatinya dia merasa bosan tanpa pria seberisik hujan dan seheboh guntur itu, ia tidak suka dengan sekolah dan dia sebenarnya malas untuk harus duduk di sekolah berjam-jam dan mendengarkan ocehan gurunya yang sebenarnya tidak berfaedah sama sekali, belum lagi kalau ada guru yang masuk ke jam pelajaran dan hanya berniat untuk mengoceh-memarahi-menceramahi mereka tanpa ampun, benar-benar menghabiskan uang orang tuanya saja. Dan yang membuatnya sedikit menikmati sekolah karena di saat-saat inilah dia bisa mengeluarkan kegilaannya dengan saudara angkatnya itu, Yiling Laozu.

Sekarang ini Jiang Cheng hanya duduk di kursinya sendirian, parahnya lagi Huai Shang sedang sibuk dengan kegiatan OSIS yang benar-benar membuat pria bermarga Jiang ini mati kebosanan. Sudah 3 hari berlalu dan Jiang Cheng masih harus menghabiskan 2 hari lagi bersekolah tanpa si berisik Wei itu, oh membayangkannya saja bisa membuat Jiang Cheng berniat bolos saja.

Pria dengan garis wajahnya yang tampan itu memutuskan untuk menyandarkan kepalanya di daun jendela kelasnya, pemandangan di luar jendela tampak menarik di pandangannya sekarang ini, ketenangan mulai menyelimutinya dan membuat pikirannya sedikit teralihkan dari rasa kesal karena membayangkan Wei Ying yang mungkin sekarang sedang ada di rumah berbaring dengan malas dan jiejie yang mungkin sedang berbicara dengannya nonstop.

Baru beberapa menit ia memandangi lapangan basket yang dipenuhi anak-anak basket yang memanfaatkan waktu istirahat untuk bermain basket dan mengeluarkan suara teriakan ringan mereka yang sedang bermain dengan seru, Jiang Cheng sedikit iri, sebuah suara riuh keluar dari mulut beberapa orang yang sedang bertengger manis di koridor kelas.

Awalnya Jiang Cheng berniat mencueki semua yang mengusik pendengarannya dan hanya berniat mengunci pandangannya ke lapangan basket yang nampak lebih menyenangkan untuk dipandang daripada suara gaduh yang tidak menghilangkan kebosanannya sama sekali. Dan Jiang Cheng langsung menarik kalimatnya ketika ia mendengar..

"Hei dia mirip sekali dengan Lan Wang Ji itu!"

Jiang Cheng bisa merasakan getaran di jantungnya ketika nama Lan Wang Ji disebutkan, 'Kenapa mereka bisa tau nama Lan Wang Ji..?'

"Kudengar dia saudaranya, tapi dia tak kalah tampan ternyata!"

"Eh, siapa yang ada di depannya itu? Ayahnya?"

"Bukan, itu pamannya! Ayah dari Lan Wang Ji kan sudah meninggal saat dia masih kecil, apa kalian tidak tau?"

Jiang Cheng menegukkan ludahnya kasar, 'Sudah meninggal.. saat mereka masih kecil..?'

"Pamannya? Astaga sama dinginnya dengan Wang Ji!"

"Apa kalian tau? Nama kakaknya itu Lan Xi Chen!"

'Brak!!'

Di saat itulah Jiang Cheng langsung melompat dari tempat duduknya, berlari keluar kelas tanpa mempedulikan sedikit pun raut wajah teman sekelasnya yang benar-benar shock melihat pria yang selalu tidak lebih gila dari Wei Wu Xian kini sudah terasuki jiwa gila Wei Wu Xian yang sudah izin dari sekolah 3 hari karena bokongnya cidera.

Pandangan Jiang Cheng mengedar kearah kiri dan kanan, mencari kemana sosok yang barusan dibicarakan perempuan-perempuan yang sedang bertengger di jendela menatap giok berjalan itu. Pandangannya berhenti saat ia melihat tubuh jenjang yang berjalan pelan kearah ruang kepala sekolah yang memang ada di lantai paling atas sekolah mereka, Jiang Cheng meneguk ludahnya dan mencengkram jemarinya di dinding yang terpaksa kesakitan karena anak bungsu dari Jiang ini mencengkram dinding sampai meninggalkan bekas goresan tipis.

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang