"Da Ge.."
Tak ada jawaban dari yang dipanggil, pria itu hanya duduk diam dengan wajahnya yang seperti membeku dengan semua tubuhnya yang tak bergerak, hanya seperti boneka yang dipajang di atas kursi yang dilapisi material lembut agar sang empu tidak merasa sakit atau pegal saat duduk di atasnya.
Pemandangan yang mengarah kearah lautan yang sangat indah menjadi pemandangan bak lukisan diatas sini. Ruangan berukuran sedang yang semuanya bermaterial kaca, dengan langit ruangan yang cukup tinggi pula. Sukses membuat ruangan ini terasa sepi karena hanya ada seinsan penghuni di dalamnya.
Cahaya matahari yang sebentar lagi akan bergantian menjaga bumi ini tetap hangat dan mendapat terang yang seimbang menampilkan warna merah dan oranye yang hangat. Menembus masuk ke dalam ruangan kaca ini dan menggantikan cat dinding yang semula berwarna abu-abu dengan putih menjadi merah oranye yang hangat. Sangat indah.
Seorang pria yang satu dengan kemeja berwarna abu-abu tua sedang berdiri di belakang pria satunya lagi yang masih duduk dengan tubuh yang sama sekali tak bergerak. Walau ia sudah dipanggil tadi, tidak ada jawaban yang diharapkan sang komunikator.
"Da Ge, aku disini." Ia berjalan pelan dan sekarang ia berlutut di samping pria yang ia panggil Da Ge itu.
"Maaf aku baru bisa datang.. ada hal yang kuurus."
Tak ada jawaban disana, hanya ada suara ombak yang pecah menabrak batu karang besar yang menjadi pagar pantai itu.
"Aku akan sering datang, aku juga akan sering membicarakan tentang masa-masa lalu. Aku juga ada banyak cerita sekarang. Apa gege tidak mau tau berita terhangat ini?"
Pria ini tau betul, percuma kalau dia bertanya atau berbicara apapun itu, tak akan ada jawaban yang diharapkan meluncur dari bibir pria yang adalah kakak kandungnya ini. Tak akan ada.
"Aku masih ingat.. 7 tahun yang lalu.. gege selalu mengajakku bermain dan berbicara tentang masa klan Nie di masa lalu. Aku juga ingat kalau aku sering meledek kalau gege itu berhalusinasi, tapi ternyata-.."
Nafasnya agak pendek saat ia ingin mengucapkan kalimat terakhirnya, ia bahkan menggigit bibir bagian bawahnya dan mengusap kasar wajahnya itu.
Ia menopang wajahnya dengan tangan kirinya dan hanya bisa tertawa rendah, "Siapa sangka ternyata itu semua nyata? Siapa sangka ternyata aku juga akhirnya mengingat semua itu?...Kalau aku juga ternyata sudah sering membantu Wei Xiong dan Jiang Xiong.. padahal mengingat apa yang gege terima selanjutnya.. sangat tidak adil.."
HuaiShang beranjak dari posisi jongkoknya, berjalan kearah dinding kaca itu dan menatap langsung kearah matahari yang sudah memerah hebat, dia bahkan tak takut kalau matanya akan sakit karena melihat cahaya matahari itu. "Seharusnya hari itu aku tidak mengatakan kau gila Ge, seharusnya aku dengar itu semua. Seharusnya aku bisa membatalkan mereka untuk bahagia seperti sekarang.. supaya gege bisa kembali normal.."
Pria berwajah kotak dengan kulit putih itu tersenyum, ia membalikkan badannya dan menatap pria yang berkali-kali ia sebut dengan Da Ge atau Gege itu dengan sendu. Bahkan tidak ada perubahan dari ekspresi sang kakak, masih sama dan rasanya HuaiShang bisa gila lama-lama, betapa dia sangat ingin berbicara dan bersenda gurau dengan keluarga satu-satunya yang ia punya, tapi malah sekarang ia hanya memiliki raga.. tidak jiwanya.
"Da Ge.. apakah kau bisa menunggu..sedikit lagi..? Aku janji! Aku akan memisahkan mereka semua supaya Da Ge bisa kembali normal! Aku janji! Jadi tolong.. bersabarlah sedikit lagi.."
HuaiShang mengepalkan tangannya, ia berjalan mendekati sang kakak, menyentuh telapak tangan dingin yang sangat kaku itu. Ia tersungkur dan menaruh keningnya di lutut sang kakak. Dengan beban berat yang amat terasa ia kembali berujar, "Tidak di zaman ini.. cukup di masa lalu mereka menginjak-nginjakku. Di masa ini aku akan kembali diatas lagi.. ya.. aku-.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Forget 不忘 - [WangXian]
FanfictionCOMPLETED. "Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu." Lan Wang Ji dan Wei Wu Xian hidup berdampingan satu sama lain di masa lalu, bertemu di usia 15 tahun, terpisa...