Song - 5

6K 785 32
                                    

'Drap! Drap! Drap! Drap!'

Ia melempar tasnya sembarang kearah kursi di ruangan keluarganya, berlari memasuki rumahnya yang benar-benar luas, ia bahkan bisa berlari sampai kelelahan di dalam rumahnya sendiri. Kedua tangannya dengan kasar membuka kedua daun pintunya yang terbuat dari kayu, mencoba mencari di dalam ruangan belajar privatnya dimana ponselnya ia letakkan sebelum ia pergi ke sekolah tadi. Setelah beberapa menit frustasi karena bisa-bisanya di saat seperti ini otaknya lupa dimana dia taruh ponselnya terakhir sebelum pergi ke sekolah, beberapa kali berdecih dan saat ia menatap kearah meja belajarnya, ponsel hitamnya tergeletak disana.

Dengan cepat jarinya mengetik nomor ponsel yang ia ambil dari kartu nama yang dipegang erat oleh tangan kirinya, Jiang Cheng benar-benar menanti jam pulang sekolah lebih dari siapapun hari ini, bahkan ia berniat untuk bolos dan berlari pulang  ke rumah dan cepat-cepat menghubungi nomor yang sudah dia pegang 2 jam terakhir ini,  Lan Xi Chen.

Ponselnya memproses sejenak dan sekarang di dalam kontak hp Jiang Wan Yin, ada nama Lan Xi Chen dan kali ini dia tidak berkhayal, bermimpi, atau sedang iseng memasukkan nama Lan Xi Chen di kontaknya. Tidak, ini benar-benar nomor Lan Xi Chen, kakak dari Lan Wang Ji.

Sekarang anak bungsu Jiang Feng Mian terduduk lemah di alas duduk, ia terdiam sejenak, mendadak semua ide dan rencana yang sudah ia susun baik-baik buyar. Jujur, Jiang Cheng sudah bersemangat untuk langsung menceritakan semua ini ke kakaknya, tapi apa dengan ini akan memberi sedikit cahaya tentang semua yang sedang ia hadapi? Apa kakaknya.. akan mempercayainya?

Jiang Cheng terdiam cukup lama, jujur saja dia masih bingung sebenarnya apa yang harus dia lakukan. 'Apa langkah pantas yang seharusnya dia ambil? Ceritakan ke Yan Lin? Setelah itu ke Wei Ying? Lalu apa? Apa dengan ini cukup membuat semua kegelisahan dan semua mimpi Jiang Cheng berhenti? Apa dia harus diam dan memberi tau ayahnya kalau keluarga Lan akan datang mengunjungi Wei Ying? Dan membiarkan Wei Ying sendiri bertemu dengan Lan Wang Ji? Atau.. atau..'

"Jiang Cheng!! Kau sudah pulang!?" Suara menggelegar Wei Ying mampu membuat Jiang Cheng serangan jantung, pikirannya tadi benar-benar sibuk dengan dunianya sendiri dan sekarang saudara tercintanya datang tanpa mengetuk pintu dan berteriak dengan sangat sangat merdu di depan pintu ruang belajarnya.

Jiang Cheng beranjak dari alas duduknya, tak lupa dia matikan dulu ponselnya sebelum Yiling Laozu itu keburu mengambil ponselnya dan melihat nama Lan Xi Chen di dalam ponselnya, karena HP Jiang Cheng itu juga milik Wei Ying lebih tepatnya tak ada yang tersembunyi diantara keduanya. Ia membuka pintu ruang belajarnya dan didapati Wei Ying sedang duduk di kursi roda..?

"Hai A-cheng, kenapa kau tidak ke kamar dan malah kau pergi ke ruangan belajar? Sejak kapan kau jadi pecinta pelajaran ha? Atau.. kau di bully di sekolah tanpaku?" Wei Ying tersenyum dan membuat kedua matanya menyipit.

Jiang Cheng memiringkan kepalanya, "Kenapa kau pakai kursi roda? Bukankah pantat montokmu itu tidak bisa duduk?"

"Pfft-aku tak menyangka kau akan mengakui bokongku ini montok. Haha, asal kau tau, aku tadi sudah ke rumah sakit karena aku bosan di rumah dan hanya terus berbaring sedangkan shijie sibuk membantu bibi. Euh, kau tak tau seberapa bosannya aku!"

"Aku lebih mati bosan di sekolah karenamu bodoh!" Jiang Cheng hanya memutar kedua matanya dan mendorong kursi roda Wei Ying, mendorongnya kearah taman yang berada tak jauh dari kamarnya dan kamar Wei Ying, tepatnya di bawah pohon yang dengan rindang melindungi sebuah kolam yang ukurannya cukup besar, karena disinilah keluarga mereka sering bersantai di akhir minggu, menikmati sore sampai malam mulai mengganti warna langit menjadi lebih gelap.

Jiang Cheng jujur, dia tak bisa berbicara banyak karena pikirannya belum selesai. Kekhawatirannya terlalu besar dibandingkan kenyataan yang tidak mungkin seburuk pikirannya.

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang