Roses & Wine

3.8K 204 30
                                    

"Lan Xian! Lan Xian!"

Postur tubuhnya tinggi, bentuk tubuhnya sangat sehat dan proposional sebagai seorang lelaki yang sudah menginjaki umur di semester awal kampus. Surai hitamnya yang begitu pekat dan lembut terlihat terhembuskan oleh angin dingin di pagi hari yang sedang cerah-cerahnya. Kemeja hitamnya yang sedikit oversized dengan dipadukan jeans hitam yang pekat lalu dihiasi dengan ikat pinggang kecil berwarna hitam pekat di pinggang rampingnya lalu kembali disinkronisasikan dengan sepatu berwarna abu-abu pekat terbalut di kedua kakinya membuat tubuhnya begitu teramat tampan dan mempesona.

Kedua kepingan matanya yang sangat indah terlihat dari jauh sekalipun, hidung mancungnya yang tegas terbentuk, bibirnya yang tipis dan terlihat penuh itu sangat merah segar terwarnai disana. Sedikit cream pagi membuat kulitnya terlihat bersih dan mengkilau, leher jenjangnya terpampang jelas disana, membuat siapapun pasti sekali saja mengizinkan diri untuk berpikir kotor dengan leher dan lengan berurat-berotot keras itu.

Auranya dingin tetapi begitu menarik siapapun untuk mendekat kepadanya. Lan Xian namanya, lelaki yang paling diincari oleh seisi sekolah bahkan sampai semua dosen yang ada di kampus ini tak bisa membohongi fakta bahwa lelaki tampan itu bisa mencuri semua pandangan mereka sampai ke titik bayangannya akan berlalu. Lan Xian bisa dibilang sangat sulit didekati sebagai sahabat atau gebetan, apa alasannya? Karena dia sangat mengenali orang-orang yang hanya ingin uang dan kepopulerannya.

Jadi demi menghindari semua itu, maka Lan Xian dengan enteng tidak mempunyai ponsel pribadi selain ipad dan notebook yang hanya diisikan nomor telfon bisnis yang hanya bisa dihubungi saat-saat tertentu. Sosial media? Lan Xian punya tapi hanya untuk beberapa orang saja, kedua kakaknya dan kedua orang tuanya, ditambah paman dan bibinya.

Dia tidak punya teman di kampus ini walau ada segerombolan geng yang rela jual muka di hadapan Lan Xian demi menjadi temannya. Tapi Lan Xian tau betul, tidak ada sahabat terbaik selain 1 orang di luar rumahnya dan itu adalah Song ZiChen.

"ZiChen-Ge!"

Song ZiChen, pria ini adalah teman dari semasa SMAnya dan bisa dibilang ini adalah kejadian tidak direncanakan satu sama lain. Siapa sangka saat Lan Xian membawa ZiChen ke rumahnya dan saat ZiChen memperkenalkan diri kepada Wei WuXian dan Lan WangJi keduanya saling memandangi satu sama lain tanpa berkedip sedikit pun. Seperti insting alam keduanya sama-sama bertanya satu hal secara serempak kepada ZiChen, "Orang tuamu Xiao XingChen dan Song ZiChen?"

Lan Xian hanya bisa tertawa geli setiap ia mengingat hal itu, karena ternyata benar teman SMAnya ini adalah anak angkat dari pasangan XingChen dan ZiChen yang adalah teman lama dari kedua orang tuanya sendiri. Begitu pula sebaliknya saat Lan Xian mencoba hal lucu yaitu ia memaksa bertemu dengan orang tuanya ZiChen, dan saat ia sampai di rumahnya kedua orang tua itu tentu saja langsung histeris karena mereka langsung kenal siapa dia.

ZiChen melambaikan tangannya dan Lan Xian menyambutnya dengan merangkul erat lelaki bermarga Song itu, "Makan apa siang ini Ge? Apa lebih baik kita makan pudding? Papa Wei jahat karena dia bahkan tak membolehkanku makan-makanan manis!"

Kalimat itu memancing tawa kecil oleh lelaki yang lebih tua 2 tahun darinya itu, "Kenapa? Apa kau buat kesalahan di rumah?"

Wajah tampannya tertekuk dan ia memutar bola matanya malas, oh hanya dengan ekspresi jelek itu saja Lan Xian masih tampan, "Dia bilang itu akan merusak ketampananku dan apapun lah itu."

"Apa maksudmu Lan-Lan kecil?"

"Ge!!"

Song ZiChen lelaki dengan hati yang lembut, dia bukan lelaki yang terkenal dan banyak dipandang oleh orang-orang. Sejak masuk sekolah SMA, hanya 1 orang yang sangat dikejar oleh Lan Xian dengan segenap tenaga yang dia bisa. Apa alasannya? Karena Lan Xian seperti punya ikatan dengan insan itu, bukan karena fisik atau apapun tapi Lan Xian seperti merasakan aura yang sama saat dia bersama dengan Lan WangJi sang Ayah. Entah apa alasannya, bahkan saat ZiChen tersenyum dan tertawa disana ada kehangatan sang Ibu, Wei WuXian. Makanya ia sangat gigih bersama dengan ZiChen, bahkan dia diam-diam tak mengatakan ke semua orang bahwa dia mati-matian belajar demi bisa masuk ke kampus yang sama dengan ZiChen walau Lan Xian tidak terlalu suka belajar.

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang