"Kau tau sendiri aku tak akan pernah meninggalkanmu kan?"
Wei Ying sedang menahan rasa sakit yang teramat karena baru saja salah satu bagian dari tubuhnya sukses dihantam oleh pedang milik Jin Zixuan yang sudah diwariskan untuk anak semata wayangnya, Jin Ling. Tak main-main karena luka yang dibuatnya cukup dalam sampai sukses membuat si Yiling Laozu itu tak bisa berjalan dengan baik.
Tangan kirinya digenggam erat sampai-sampai ia bisa merasakan sensasi hangat yang menghangatkan tubuhnya yang begitu terasa dingin sekarang. "Kau hangat.."
"Diam. Kau harus menghemat tenaga." Si Yiling Laozu itu menggerlingkan matanya dan tersenyum pilu.
"Kau sudah membuang martabatmu."
Pria yang disebut masih menutup matanya rapat sembari mentransferkan energi spiritualnya, mencoba menghiraukan ucapan pria yang sudah kehilangan banyak darah.
"Kau mungkin akan didepak dari Gusu."
Masih tak ada respon.
"Kau tak akan bisa tinggal di Jingshi lagi.."
"....."
"Kau bisa.. kehilangan semuanya, hei Lan Zhan."
"... Wei Ying.."
Wei Ying mendengus dan ada sebuah rautan sangat menyedihkan setelahnya, "Kenapa kau begitu keras kepala? Kau akan kehilangan semua hal yang kau bangun."
"Cukup kehilangan 1 kali, aku tak akan kehilangan untuk kedua kalinya."
Wei Ying bisa merasakan aliran energi itu perlahan mulai mereda dan dia juga mulai punya tenaga untuk tetap sadar. Wei Ying menyeringai dengan maksud mengejek, "Kau tak akan mau tinggal di gunung yang bahkan tak ada tanaman hijau untuk waktu yang tak bisa disebutkan, kau itu Lan Wang Ji, kau-.."
Lan Zhan menarik wajah pucat itu dan mengecup kening yang sudah basah karena tetesan hujan, bibir dingin itu menyentuh kening yang juga dingin itu, tapi entah kenapa sensasinya terasa menghangatkan hati. Lan Zhan melepaskan kecupannya perlahan, menatap dalam kepingan Wei Ying yang sudah basah entah karena air mata atau tetesan hujan.
"Asalkan aku bisa melindungimu dan di sisimu. Sampai ke alam baka pun aku tak masalah."
Wei Ying mendengus dan menyandarkan kepalanya, "Sampai jadi abu hm?"
"Mn. Sampai jadi abu sekalipun."
•••
Lan Zhan menundukkan kepalanya, posisinya sangat tidak mengenakkan, pasalnya dia sedang ada di ruangan sang paman yang sedang duduk dengan wajah yang.. tidak memberikan tanda baik sama sekali. Xi Chen juga ada disana, tapi dia tidak duduk di samping Lan Zhan, dia ada di samping sang paman dengan ekspresi sangat sangat tidak mau duduk dekat dengan sang paman. Qi Ren mengangkat wajahnya dan menghela nafas panjang, "Wang Ji."
"Ya, paman?"
"Pergilah keluar negeri setelah kau lulus sekolah. Aku sudah menyewakan apartemen untukmu selama 1 tahun disana, pendaftaranmu sudah kuurus, kau hanya perlu pergi ke universitasmu untuk ujian masuk, dan sisanya kau sudah siap untuk pergi." Disana ada nada titik yang sangat jelas, tak ada pengecualian, tak ada tapi, tak ada penolakan.
Lan Zhan mengepalkan tangannya, jemarinya masih dalam keadaan terbalut tapi tidak lagi dengan perban dan hanya tersisa beberapa hansaplast yang masih menempel di jemari lentiknya itu. Xi Chen bisa merasakan panas dan emosi yang teramat saat sang paman dengan seenaknya memberikan perintah tak beralasan itu. Tapi dia sendiri sekarang bingung, bingung apakah Lan Zhan punya rencana itu mematahkan semua perintah tak logis itu, karena dulu dia sendiri langsung membantah tanpa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Forget 不忘 - [WangXian]
FanfictionCOMPLETED. "Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu." Lan Wang Ji dan Wei Wu Xian hidup berdampingan satu sama lain di masa lalu, bertemu di usia 15 tahun, terpisa...