Lan Zhan mengeratkan Wei Ying ke dalam pelukannya, ia memutuskan langsung menggendong pria itu dan meninggalkan gereja yang sudah sukses dibuat tercengang bukan main. Sedangkan Wei Ying sudah tak peduli dengan apapun, yang dia mau hanya terus bersandar di tengkuk sang kekasih, menghirup aroma cendananya seolah-olah itulah oksigennya saat ini. Lan Zhan bisa mendengar ada banyak suara yang memanggil namanya dan nama Wei Ying, tapi sudah dibilang kan dia tak peduli lagi? Dia sudah mendapatkan dunianya sekarang.
Xi Chen langsung menangkup tubuh sang paman yang sudah tersungkur lemah di kursi kayu itu, Xi Chen tak bisa banyak bicara, dia sendiri tak masalah dengan perbuatan kedua insan itu, tapi dia masih harus menjaga nama Lan disini, belum lagi pria tua ini bisa mati serangan jantung kalau Xi Chen juga lari dengan ehem yang sudah melihatnya sedari tadi.
Jiang Cheng berlari kearah luar, diikuti dengan Yan Li yang juga ditarik oleh sang adik. "A-Cheng!"
Tapi sang adik tak menggubris dan malah menarik pergi sang kakak, Xi Chen tak mampu lagi, matanya sudah terkunci kearah pria itu dan badannya bergerak dengan sendirinya untuk mengikuti pria itu.
Jiang Cheng berjalan mengikuti Lan Zhan dari belakang, pria itu sudah masuk ke dalam mobilnya, tak memperdulikan siapapun lagi walau Jiang Cheng tau Lan Zhan ada melihatnya. Tapi pria itu berjalan masuk ke dalam kursi kemudi, melepaskan gas mobilnya dan Lan Zhan sudah sukses menculik tuan putrinya dari perjodohan penyihir.
Yan Li tersenyum dan tertawa kecil, "Aku tak pernah sebahagia ini, padahal bukan aku yang dilamar atau diculik seperti itu!"
Jiang Cheng mengangguk, "Padahal aku mau berbicara sebentar, jiejie bisa lihat sendiri kita tak boleh lagi mendekati Wei Ying sialan itu, dia sudah jadi Lan WuXian huh?"
Yan Li mendadak terdiam, ia menatap sang adik dan berdehem rendah. Sang adik cukup peka dan menatap miring kearah sang kakak, "Ada apa?" Tapi malah dihiraukan oleh Yan Li, perempuan itu berjalan pergi meninggalkannya dan berjalan masuk ke dalam gereja lagi. Jiang Cheng sontak membalikkan tubuhnya, berniat memanggil sang kakak tapi niatnya sudah terbatalkan, karena fokusnya sudah tertarik sebuah magnet yang sangat kuat.
"Kau.."
Pria itu tersenyum, wajahnya sangat sendu bahkan sudah ada di mode ia akan menangis sebentar lagi, tapi masih bisa ia bendung. Sedangkan Jiang Cheng bisa merasakan hatinya melunak, terasa sangat hangat dan lembut, benar-benar membuatnya otomatis tersenyum sangat lebar. "Xi Chen.." ujarnya dengan suara kecil.
Xi Chen otomatis langsung berjalan kearah pria itu, dengan pelan ia mengulurkan lengannya diantara pundak sempit itu, tapi Jiang Cheng langsung menghamburkan dirinya dalam pelukan Xi Chen. Menaruh wajahnya di dada bidang itu, membiarkan semua anggota tubuhnya bersatu erat dengan pria ini.
Dia sudah sangat rindu, rindunya ini sudah sangat teramat berat. Entah berapa lama lagi dia harus menunggu kalau dia melepaskan pria ini. Dia sekarang paham betul seberapa tersiksanya Wei Ying selama 4 tahun belakangan ini, diliputi ratusan ingatan yang bahkan dirinya tak tau itu apa, menanggung semua rasa rindu, menanggung semua rasa bersalah, Jiang Cheng jujur dia ingin minta maaf karena tidak bisa mengerti seberapa berat dirinya itu.
Xi Chen membawa pria itu ke gendongannya, menyatukan kening mereka, dan membiarkan nafas mereka saling beradu sekarang. Jiang Cheng bisa merasakan ada air mata yang membasahi pipinya sekarang, tapi buru-buru jemari Xi Chen mengusap pipinya dan tersenyum, "Aku mencintaimu."
Dan Jiang Cheng boleh mengizinkan dirinya untuk pingsan sekarang, tapi dia masih mau merasakan tubuhnya didekap erat sampai mati pun ia mau, "Gombal."
Sontak Xi Chen tertawa dan memeluk pria itu, "Ayo, kita pulang." Tapi sontak Jiang Cheng memukul keras lengan kekasihnya, menatapnya tak senang.
"Bagaimana dengan pamanmu?! Kau meninggalkannya disini sendirian?!" Xi Chen tertawa dan mencubit pipi sang kekasih gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Forget 不忘 - [WangXian]
FanficCOMPLETED. "Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu." Lan Wang Ji dan Wei Wu Xian hidup berdampingan satu sama lain di masa lalu, bertemu di usia 15 tahun, terpisa...