At Last - 49

3.1K 394 51
                                    

Wei Ying menggenggam erat tangan YanLi, ia menatap dalam mata sang kakak dan ia menundukkan wajahnya. YanLi mengangguk, ia mengelus pipi sang adik dan berujar, "Kita akan bertemu lagi, di zaman ini kita tak akan terpisahkan lagi. Kakak akan ada disana. A-Cheng juga, kita akan bersama-sama lagi. Jadi, jangan menangis A-Xian." YanLi mengecup pipi sang adik dan melepaskan kontak fisik mereka, ia berjalan mundur seraya mobil Wei Ying pergi menjauhinya.

Begitu pula dengan mobil Jiang Cheng. Kedua mobil hitam itu sudah pergi dengan arah yang berbeda satu sama lain, menuju ke tempat yang berbeda pula. YanLi berjalan kearah ZiXuan dan tersenyum, ia memeluk sang kekasih yang sudah membuka kedua lengannya. ZiXuan mengelus pundak YanLi sembari berujar dengan suara yang lembut, "Maaf kalau aku tidak bisa berbuat banyak untukmu."

YanLi menggelengkan kepalanya, "Kau berbuat banyak untukku. Dulu, sekarang, kau masih disini dan tak pernah meninggalkanku. Terima kasih."

ZiXuan mengeratkan pelukannya, ia mengangguk seraya berujar, "Aku mencintaimu. Selalu."

"Aku juga.. aku selalu mencintaimu."

°°°

GuangYao, "Jadi WanYin dan XiChen sudah sampai di bandara ya? WuXian dan WangJi masih di perjalanan? Baiklah, kerja bagus. Tetap jaga mereka sampai mereka sampai." Ia menurunkan ponsel dari telinganya sembari ia sedang memperhatikan dua layar monitor yang memantau dari jarak jauh, yang satu CCTV bandara dan satunya kamera drone yang merekam dengan sangat jelas.

'Tok.tok.tok'

"Masuk." Suara ketukan pintu membuat GuangYao sedikit mengalihkan fokusnya kearah pintu ruangannya yang terbuka, dan didapatinya ZiXuan berdiri dengan YanLi di sampingnya. GuangYao baru saja mau berdiri, ZiXuan menggelengkan kepalanya, "Duduk saja, aku tau kau sedang memantau mereka kan?"

"ZiXuan.."

ZiXuan tersenyum sembari ia mendekati meja kerja GuangYao, "Terima kasih karena kau jadi repot-repot begini."

"Aku melakukannya karena aku masih berhutang maaf dengan mereka. Jadi tidak salahnya kan kalau aku melakukan yang terbaik untuk mereka? Dan, YanLi-Jie.. senang bertemu denganmu." GuangYao membungkuk tapi YanLi buru-buru mendekatinya dan menegapkan pundak yang hampir membungkuk 90° kearahnya.

"Tak perlu memberiku hormat seperti itu, di masa lalu pun kau tak perlu memberiku hormat. Kita hampir sepantaran umur kan? Panggil saja YanLi." GuangYao tertegun, ia menegapkan tubuhnya lagi dan tersenyum malu-malu.

"GuangYao, sebenarnya aku datang kesini juga karena ada hal lain."

"Hal lain apa?"

"Aku persingkat saja.. jadi aku berencana untuk menghilangkan jejak WanYin dan XiChen untuk waktu yang cukup lama, begitu juga dengan WuXian dan WangJi."

GuangYao mengernyitkan keningnya, "Kenapa? Kita tak perlu waktu selama itu? Apa kau berniat membuat Paman Jiang dan Bibi Yu stress?"

Dan tanpa disangka ZiXuan mengangguk tanpa ragu sedikit pun, "Kita tak bisa memakai kata-kata lagi, mereka sudah terlalu gigih. Dan kau tau sendiri siapa yang membantu mereka kan? Nie HuaiShang. Kau tau sendiri kalau kita terus menyerang mereka, yang ada kita yang akan dihabisi dan akhirnya WanYin-WuXian jatuh ke tangan mereka lagi."

"Tapi.. YanLi-Jie, ah maksudku.. YanLi.. apa kau tidak keberatan?"

Ia menggeleng dengan mantap, "Tidak sama sekali. Aku sangat yakin. Karena sudah cukup aku terus mengalah pada mereka. Dan lagipula mereka sangat berbeda dengan ayah dan ibu di masa lalu.. walau mereka sekarang tetap orang tuaku.. hanya saja.. aku tidak akan menoleransikan apapun yang mencoba menganggu hubungan kedua adikku. Tidak ada yang boleh!" Kalimatnya sangat tegas, bahkan sampai-sampai ZiXuan agak merinding, ia tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan istri di masa lalunya itu.

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang