"Papa!!"
Suara langkah kaki yang sangat kuat terdengar berhenti di depan pintu kamar berwarna putih yang masih tertutup rapat di saat matahari sudah sangat terik. Rumah yang berdiri di tengah tanah yang sangat luas ukurannya punya halaman pribadi serta ada kolam juga! Bahkan sang kepala keluarga sempat berpikir ingin membuat air terjun tapi ditentang keras oleh kedua permata berharganya yang mengatakan itu akan membuat rumah mereka hancur karena.. uh bayangkan saja sendiri.
Rumah dengan 2 lantai dengan pencahayaan yang sangat efisien, yaitu atap rumah yang terbuat dari kaca tebal yang setiap pagi akan terbuka secara otomatis dan menerima cahaya matahari hangat yang akan menjadi lampu otomatis.
Ini adalah ide sang ayah yang mengatakan dirinya tidak perlu lampu. Aneh sekali kan?
Di dalam rumah yang semuanya berunsur kaca dan semua perabotan ala tradisional china sangat tercium disini. Bahkan tidak ada sofa, Xia Lian hanya bisa duduk di 1 sofa di rumah ini, hanya ada di kamarnya saja. Sisanya ia akan melihat perabotan tradisional dimana-mana.
Rumah ini tidak banyak memakai beton, tetapi kebanyakan memakai kayu belian yang sangat tebal dan kuat tapi masih dipadukan dengan kaca-kaca yang menambah keunikan rumah ini sendiri. Uniknya rumah ini punya banyak daerah kosong yang sering dipakai oleh kedua ayahnya untuk bermain alat musik atau sekedar melukis.
Ada banyak peralatan melukis dan tinta serta kuas menulis. Bukan pemandangan aneh kalau Xia Lian pulang kuliah dan mendapati sang ibu sedang tertidur di paha sang ayah yang selalu menulis setidaknya 2 gulung tulisan setiap harinya. Selalu seperti itu, dan sampai sekarang Xia Lian sendiri belum pernah kedapatan diberi kesempatan membaca tulisan sang ayah.
Sering kali mata Xia Lian tak sengaja melihat sang ayah akan menatap kepada sang ibu dengan tatapan penuh kasih sayang. Sesekali sang ayah akan menggambar wajah sang ibu. Kantor kerja sang ayah yang berada menghadap kearah matahari terbenam selalu memberi pemandangan sangat indah, pantulan cahaya matahari berwarna oranye hangat nan lembut menerpa semua karya sang ayah yang bergantung di dinding kerjanya.
Ada 1 karya indah yang Xia Lian sendiri tak tau itu siapa. Karya lukis berukuran setinggi manusia yang dipajang menghadap kearah meja kerja. Seorang lelaki yang memakai pakaian tradisional china dengan sebuah seluring terselip di pinggangnya, rambut panjangnya terikat rapi oleh sebuah pita di puncuk kepalanya, tubuhnya ramping dan juga wajahnya sangat rupawan, ada senyuman yang sangat indah disana. Xia Lian akui pria itu sangat rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Forget 不忘 - [WangXian]
FanfictionCOMPLETED. "Kalaupun rohmu pergi entah kemana, aku akan mengejarnya, tidak, bahkan sampai rohmu menjadi abu pun aku tetap akan mengejarmu." Lan Wang Ji dan Wei Wu Xian hidup berdampingan satu sama lain di masa lalu, bertemu di usia 15 tahun, terpisa...