Love - 30

3.6K 517 40
                                    

Author's Note
Di part ini bakal banyak flashback suddenly yang author tandakan dengan font italic, sedangkan untuk masa present bakal pakai font biasa.
Saran author; BACALAH DENGAN MENDENGAR LAGU 'A THOUSAND YEAR' DAN GUNAKAN HEADSET.
DAN SILAHKAN DENGARLAH BERULANG DENGAN LAGU 'CHEN - BEST LUCK'.

Sekian

🌱🌱

Lan Zhan mengusap kulit putih itu, mengusapnya pelan sembari sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya yang sangat sangat tenang sekarang. Jujur kalau boleh dia rela kalau nyawanya dicabut oleh sang dewa sekarang. Bahkan dia akan mati bahagia karena di titik inilah dia sudah sangat merasa bahagia. 16 tahun dia harus memainkan Inquiry berharap ada roh tersesat yang membalas semua kalimatnya, berharap ada balasan tak peduli sesingkat apa itu, dia sangat sangat berharap.

16 tahun juga dia menyesali berbagai hal, dimulai dari di hari pertama mereka bertemu di air terjun Yu Shen, kalau dia tau insan di dekapannya saat ini adalah pasangan hidupnya, Lan Zhan ingin sekali langsung mengurung pria ini di dalam Jingshi supaya dia tak perlu merasa kehilangan lagi.

16 tahun juga dia sudah menyesali hal kecil, contohnya dia menyesal dia tidak membuat Wei Ying terus bersamanya di perpustakaan untuk terus mengerjakan rangkap itu untuk 1 bulan lagi. Dia juga berharap dia tak perlu marah saat Wei Ying melepas ikat rambutnya di Nightless City, dia juga ingin sekali mengulang masa dimana seharusnya dia terus mengikuti Wei Ying kemanapun dia pergi. Tak perduli apa Wei Ying akan marah atau kesal padanya, intinya dia tak mau kehilangan untuk kesekian kalinya lagi.

Lan Zhan berharap dan kalau bisa dia mau bertarung dengan Wei Ying saat dimana Wei Ying kembali setelah 3 bulan menghilang, dia ingin bisa mengalahkan Wei Ying supaya.. supaya dia bisa membawa Wei Ying ke gusu supaya dia bisa menemani pria yang sangat dicintainya. Dia.. tak mau membiarkan Wei Ying sendirian lagi.

Wei Ying mulai merasakan ada sebuah kehangatan lain yang mendarat di pipinya, ia mengerang rendah dan membuka kelopak matanya yang masih berat itu, dan inilah pemandangan yang sangat disukainya, wajah Lan Zhan yang entah kenapa begitu tampan, selalu tampan entah apapun itu keadaannya. Lan Zhan yang menyadari insan itu sudah terbangun dari tidurnya ia pun langsung tersenyum, "Maaf aku membangunkanmu."

Wei Ying menggelengkan kepalanya dan semakin memotong jarak diantara keduanya, ia menenggelamkan wajahnya di dalam dada bidang sang suami, "Jam berapa ini? Apa baru jam 5?"

Lan Zhan menghirup dalam surai hitam sang pujaan hati dan membalasnya, "Tidurlah lagi, aku akan membangunkanmu."

Wei Ying melingkarkan kakinya di pinggang Lan Zhan dan menguap lebar, "Tidurlah lagi Lan Zhan, aku butuh kehangatanmu."

Dan dengkuran halus tiba-tiba terdengar sesaat kalimat itu terujar, Lan Zhan mengusap punggung Wei Ying dan memberikan posisi ternyaman untuknya, "Aku akan tetap disini."

Wei Ying menatap nanar kearah punggung itu, sudah lama dia memandanginya dan ingin sekali dia menghamburkan semua emosinya di punggung itu. Tapi langkahnya akan selalu terhenti seperti ini, terhenti dengan sangat tidak tau tempat. Jaraknya dengan pria itu tidaklah jauh, hanya berjarak beberapa meter, bahkan dengan seperti ini cukup mereka berdua bisa merasakan ada tatapan menusuk yang dihasilkan dari Wei Ying sendiri.

Huai Shang mengernyitkan keningnya saat lawan bicaranya sudah menghilang, begitu juga dengan Jiang Cheng yang heran karena hawa di sampingnya menghilang, dan benar juga Wei Ying yang tadi ada di antara mereka berdua sudah berhenti dengan tatapan terkunci penuh kearah perpustakaan.

Won't Forget 不忘 - [WangXian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang