Setelah Sabian pindah ke jok belakang, Hera melajukan kembali mobilnya. Tiga wartawan yang berdiam diri di rumahnya, langsung beranjak saat mobil Hera memasuki car port. Hera keluar dari mobilnya.
"Mbak Hera, bisa jelaskan bagaimana proses pemeriksaan yang sedang dijalani suami, Mbak?"
"Bagaimana tanggapan anak-anak, Mbak?"
"Apakah Pak Sabian berpotensi menjadi tersangka?"
"Bisa jelaskan ke kami, Mbak?"
Hera masih diam sampai teras rumahnya. Ia berhenti tepat di depan pintu.
"Saya, Bian, dan keluarga baik-baik aja. Doakan yang terbaik aja, ya. Makasih." ucap Hera, "Mas sama Mbak mungkin bisa cari info lebih lengkapnya ke kepolisian."
Hera tahu ia tidak memberi jawaban yang memuaskan. Tapi ia tidak mau memberi tahu segalanya lebih dalam. Apalagi mengenai keluarganya, itu semua terkesan pribadi.
"Kalo gitu, makasih untuk keterangannya, Mbak. Kami permisi." ujar salah satu wartawan.
Hera mengangguk sambil tersenyum.
Dan hal yang dilakukan Hera berhasil membuat ketiga wartawan itu menyerah. Yang mereka butuhkan hanyalah jawaban. Hera tak mau menjelaskan lebih, itu haknya.
Setelah sepuluh menit Hera masuk ke dalam rumah dan para wartawan itu meninggalkan kediaman Pratama, Hera kembali keluar. Hera sama sekali tidak mengunci mobil. Kaca mobil pun ia buka sedikit. Hera berharap Sabian baik-baik saja di dalam sana.
Hera membuka pintu mobil, "Mas..."
Sabian yang meringkuk di jok belakang langsung terduduk, "Mereka udah pada pulang?" tanyanya.
Hera mengangguk.
"Istriku ini pinter banget, sih." Sabian memeluk Hera yang masih berdiri di sisi mobil yang pintunya terbuka.
"Baru tau?" tanya Hera.
Sabian menggeleng, "Kamu emang paling bijak pokoknya."
"Muji ceritanya?" tanya Hera lagi sambil tersenyum jahil.
Sabian gemas. Dikecupnya bibir tipis Hera.
"MAS!" Hera menahan serunya, ia memukul pundah Sabian pelan, "Tempat umum, Mas."
Sabian mencubit pipi Hera pelan, "Lucu banget, sih, kamu." ia beranjak dari duduknya, "Yuk, ke dalem. Biar bukan tempat umum lagi."
Sabian menarik lengan Hera pelan memasuki rumah. Hal yang paling ingin ia lakukan saat ini dengan Hera adalah cuddle. Ia suka saat Hera memeluknya erat, rasanya hangat. Kembali lagi ke rumah memang selalu Sabian rindukan.
Masalah yang menimpanya saat ini jauh lebih ringan setelah Hera tahu. Ia tidak lagi memiliki beban untuk menutupinya pada Hera dan istrinya itu juga mau mendampinginya. Semuanya terasa lebih ringan. Hera juga senang suaminya kembali ke rumah dalam keadaan baik-baik saja.
Enjoy!
Love, Sha.
![](https://img.wattpad.com/cover/187548903-288-k730682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Step
Короткий рассказ[COMPLETED] Hera Anindhita dan Sabian Pratama diuji dalam kehidupan pernikahan mereka. Hera bersiap untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Sabian juga mendapat pengalaman pertamanya sebagai ayah. Mereka berdua berusaha menjadi orang tu...