Berita mengenai Sabian yang menjalani pemeriksaan dua hari yang lalu sudah marak beredar di media massa. Banyak pesan yang Hera dapat dari keluarga dan teman-temannya. Fakta yang mengejutkan adalah Sabian Pratama terlibat penggelapan dana di perusahaannya. Kesaksian itu diberikan oleh salah satu pemegang saham yang tidak ingin disebutkan namanya.
Daffa menggantikan Sabian di kantor. Sabian dinonaktifkan di kantor untuk sementara karena sedang dalam proses pemeriksaan. Sabian juga ditahan di kantor polisi. Hal yang membuat anak-anaknya khawatir.
Hera tidak tahu harus berbuat apa. Sabian tidak pernah bercerita bahwa penyebab kurangnya anggaran perusahaan yang besar itu karena penggelapan dana yang terjadi di perusahaan.
"Ra, lo baik-baik aja, kan?" tanya Nadia karena Hera hanya diam dan tidak menangis sama sekali, "Ra..."
Hera menatap Nadia yang langsung datang ke rumahnya saat berita itu naik ke media, "Gue... Bian ga cerita apa-apa ke gue, Nad. Gue bener-bener ga tau masalah ini. I have no clue. Gue ga tau harus ngapain."
Nadia merangkul Hera dan mengusap punggung, "Lo minta dia jelasin, Ra."
"Gue belum bisa ketemu dia, Nad. Satya udah siap seandainya ini sampe ke meja hijau." jelas Hera.
Sejak kemarin, Hera dan anak-anaknya mengungsi ke rumah Ares. Bisa diperkirakan hari ini, kediama Pratama sudah dikerumuni oleh media. Dan Nadia adalah orang pertama yang menjadi perwakilan keenam sahabatnya untuk memberi dukungan moral pada Hera.
Nia menyuguh Nadia dengan teh manis buatannya, "Makasih, ya, Nadia udah repot-repot dateng."
Nadia tersenyum, "Ga ngerepotin, kok, Tante."
"Hera..." Nia memanggil putrinya, "Bian mungkin punya alasan ga cerita ke kamu. Kalau kamu emang pengen tau kebenarannya, kamu tanya dia langsung. Ngobrol. Jangan tinggalin dia. Kamu dukung dia."
"Kalo Bian ternyata bersalah, Bu? Apa Hera harus tetep dukung dia?" tanya Hera.
Nia mengangguk, "Kamu bukan untuk dukung kesalahannya dia. Dukung dia buat jadi lebih baik. Ingatkan dia. Tapi kamu jangan tinggalin dia. Ibu yakin yang Bian perlukan itu kamu. Kamu juga keluarganya. Dukung dia, ya, Nak." Nia menggenggam tangan Hera untuk meyakinkan putrinya.
Hera mengangguk, "Makasih, Bu."
"Kamu harus selalu ingat kalo alasan kamu buat bertahan sama Bian lebih dari alasan kamu buat ninggalin dia. Jangan sampe ya, Sayang." balas Nia lagi.
Just prepared some new story to be published.
Enjoy!
Love, Sha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Step
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dan Sabian Pratama diuji dalam kehidupan pernikahan mereka. Hera bersiap untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Sabian juga mendapat pengalaman pertamanya sebagai ayah. Mereka berdua berusaha menjadi orang tu...