[1]

3.6K 191 7
                                    

Hello!!

BTW ini cerita kedua aku yang aku publis 😊 Upss 🙅 yang pertama kan udah ke hapus. Heheh

Belajar memberikan Vote untuk karya yang kalian baca 😊😊

Happy Reading!!

Listen This, I don't Like You
With Him or Other Men
~FIGA~

Matahari mulai menampakkan diri, menggantikan tugas bulan untuk menyinari bumi. Burung-burung pun ikut berkicau mengisi pagi yang indah. Deru langkah menuruni anak tangga membuat perhatian Devan, duda satu anak tersebut teralihkan.

Kepala pria tersebut menggeleng pelan, "Turun dari tangganya pelan-pelan Fiola," tegurnya. Saat ini ia tengah menyiapkan makanan di meja menggunakan pakaian kantornya. Walaupun memiliki seorang asisten rumah tangga ia kerap kali ikut memasak meski hanya terkadang mengingat pekerjaannya sebagai pimpinan dalam suatu perusahaan.

Gadis yang terkena teguran hanya menyengir. Fiola sudah bersiap diri dengan pakaian putih abu-abunya serta tas yang menggantung di punggungnya. Perhatiannya mulai tertuju pada makanan yang telah disiapkan oleh Ayahnya.

"Widih, banyak banget makanannya." Menarik pelan kursi, ia mulai mendudukkan diri.

"Ayah gak sibuk hari ini?" Fiola bertanya pada Devan yang menyodorkannya sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk favorit Fiola.

"Gak ada rapat penting atau pun pekerjaan lainnya. Jadi Ayah bisa masakin kamu," balas Devan.

Fiola mengangguk kemudian mulai menyantap makanannya diikuti juga oleh Devan. Suasana ruang makan hanya diisi dengan dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Mengusap pelan sudut bibirnya, Fiola mulai beranjak. Makanan Ayahnya memang selalunya lezat entah mengapa ia heran mengapa Ayahnya tak berganti posisi menjadi juru masak dari pada berkutat dengan tumpukan berkas-berkas penting.

"Fiola berangkat dulu ya, Yah," pamitnya. Walau di cap sebagai anak nakal yang gemar membuat masalah Fiola jarang yang namanya datang telat. Bahkan selalunya pagi itu semua ulah Ayahnya yang selalu mewanti-wanti dirinya agar berangkat lebih pagi.

Devan mulai mengulurkan tangannya yang disambut baik dengan Fiola. "Ayah hati-hati di kantornya Yah," Devan memasang wajah bingung.

"Kenapa hati-hati?" tanya Devan.

"Ya hati-hati aja. Soalnya kan disana banyak janda muda seksi, stabilin iman ayah pas disana," Fiola memegang kedua lengan ayahnya, "Jangan sampai datang sana langsung wik wik baru liat paha mulussss," ucap Fiola yang diakhiri kekehannya.

Devan mengacak gemas rambut Fiola. Merasa terhibur dengan guyonan anak gadisnya ini, "Kamu ini sembarangan aja. Kamu pikir ayah kamu laki-laki kurang belaian," balasnya.

"Udah, sana berangkat."

Bibir Fiola mengerucut,"Ish, Ayah main usir aja. Awas aja nanti Ayah mau nikah gak akan Fiola restuin!" ancam gadis itu seraya melangkah keluar.

Di tempatnya Devan tergelak melihat tingkah Fiola seraya menggelengkan kepala. Dalam hati Devan selalunya memanjatkan syukur kehadiran putrinya setidaknya menipis rasa sedihnya akibat kepergian istrinya beberapa tahun lalu.

Ponsel dalam genggaman tangan Fiola bergetar nyaring terakibatkan sebuah pesan yang masuk. Begitu layar menyala, satu nama tertera disana. Menawarkan Fiola jasa mengantar ke sekolah. Dengan santainya Fiola mulai menyetujui lagi pula hari ini Garel memiliki urusan lain. Sopirnya ia urungkan untuk mengantarkan dirinya langsung ke SMA Antariksa.

FIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang