Happy Reading!
Ada Satu Hal Paling Sulit ditentukan
Yaitu Cinta. Yang Entah Jatuhnya
Akan ke Siapa
~FIGA~"Nyapu-nyapu sendiri,
Masak-masak sendiri,
Tidur-tidur sendiri...." Arkan, salah satu penghuni kelas 11 MIPA 3 itu bernyanyi sambil menyapu lantai, mengisi keheningan kelas saat semuanya sibuk melakukan kegiatan pembersihan kecuali gadis yang tengah sibuk menyalin tugas di bangkunya tersebut."Jomblo hidup sendiri...." Cewek bertubuh pendek yang baru saja datang langsung menyambung nyanyian Arkan dengan liriknya sendiri. Arkan menatap gadis itu tajam setelah sebelumnya memukul bokong Aqila dengan batang sapu kelasnya.
"Nyambung-nyambung aja lo kayak tali rapiah,piket sana!" perintah Arkan.
Menaruh tasnya secara asal di meja, bola mata Aqila teman dekat Fiola terputar malas. "Baru juga masuk sekolah, kasi kebebasan ya hari ini, " pinta Aqila dengan manik mata bergaya puppy eyes nya.
"Gue juga, Kan!" Telunjuk Fiola terangkat tinggi dengan sorot mata yang tetap terfokus pada tulisan-tulisan yang ia salin dari buku Sania.
"Lo mah, gak pernah piket mulu!" cibir Arkan, kembali melanjutkan kegiatan menyapunya yang sempat tertunda.
Aqila menilik kegiatan Fiola kemudian meloloskan decakan miris, "Lo gak kerja PR lagi?" gadis itu sebenarnya cukup heran melihat Fiola yang hampir setiap waktu tak pernah mengerjakan PR yang diberikan guru. Sebab ada satu motto yang selalu dia junjung tinggi keberadaannya 'Kalau kelas bukan tempatnya untuk tidur, maka rumahnya bukan tempat untuk mengerjakan tugas'.
"Seperti binasa."
"Biasa, bego!" ralat Aqila.
"Fiola mana pernah ngerjain tugas. Nyontek baru sering!" timpal Toni seraya dengan tangannya yang membawa kemoceng mencolek pipi Fiola.
"Kotor, pinter!" kesal Fiola.
"Baru Fiola yang begonya gak ketulungan bilangin si Toni pinter," Aqila menggeleng takjub.
"Untung lo temen gue Qil, kalau bukan udah gue seret lo ke kamar mandi terus gue iket disana," ucap Fiola menatap nyalang ke arah Aqila yang tampak menampilkan deretan gigi putihnya.
Buku bersampul merah itu Fiola tutup setelah merampungkan salinannya. Bukannya takut akan dimarahi oleh guru mata pelajarannya hanya saja guru kali ini sering kali melaporkan tindakan tak patut dicontohnya kepada sang Ayah sehingga bukannya pulang disambut ramah ia akan mendapatkan ceramah. Fiola pikir rugi bila Ayahnya memberi ceramah sepanjang sungai Nil pasalnya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
Otot-otot tangannya ia regangkan. Bola matanya menyapu keseluruhan isi kelas. Di sampingnya Sania tengah mengobrol dengan Aqila setelah beberapa hari tak berjumpa lalu ada pula temannya yang tengah berpartisipasi membersihkan kelas.
"Nih, lo yang ngepel." Ghea, memberikan satu buah pel tepat dihadapannya. Membersihkan kelas adalah bagian termalas Fiola setelah mengerjakan tugas guru.
"Loh, Aqila gak lo kasiin tugas juga?"
"Free satu hari," jawab Ghea.
![](https://img.wattpad.com/cover/197228087-288-k392373.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGA
Teen FictionKetika takdir berlainan dengan apa yang diinginkan. Saat cinta datang di waktu yang salah, apakah semuanya akan tetap seperti sedia kala? ••• Garel Geonanda. Nama yang paling melekat dalam ingatan para siswi. D...