[12]

440 43 0
                                    

Happy Reading!

Koreksi typo*

Hargai karya dengan vote?!

Hubungan dapat berjalan dengan lancar apabila satu sama lain memiliki kepedulian mendalam terhadap pasangan
~FIGA~

Bel istirahat telah berbunyi sedari tadi. Saat ini geng Garel tengah berkumpul di kantin menikmati makanan yang telah mereka pesan. Erangan begitu saja keluar dari mulut Willy saat dirasa bakso yang ia pesan begitu pedas hingga membuat lidahnya serasa terbakar.

"Eh air dong! Sumpah pedes banget nih anjirr!" pinta Willy sembari mengipasi lidahnya menggunakan tangan kanan.

Charlie tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sang sahabat. Indra menoleh dan langsung menuangkan air ke gelas dan memberikannya kepada Willy.

Mata Willy berbinar begitu mendapatkan air. Dengan cepat diteguknya air tersebut hingga habis tak tersisa."Char lo kan yang kasi sambal banyak di bakso gue,"tuduh Willy dengan wajah kesal.

"Sembarangan amat lo nuduh gue,"sargah Charlie.

"Udah ngaku aja lo enggak usah pake ngeles!" Willy tetap ngotot bahwa yang telah mengerjainya adalah Charlie. Indra yang sudah tak tahan dengan pertengkaran itu langsung menggebrak meja membuat acara adu mulut Charlie dan Willy terhenti.

"Bisa diem gak!"kesal Indra.

"Iya,"mereka berdua pasrah tak ingin membuat Indra kembali marah bisa-bisa jajanan hari ini mereka berdua tak ditraktir lagi.

Garel tertawa pelan,"mampus lo!"ledek Garel.

Charlie dan Willy hanya melayangkan tatapan tajam dan langsung melanjutkan acara makan yang sempat tertunda. Tapi Willy tidak, ia tak mau kembali kepedasan seperti tadi. Sehingga ia hanya melipat tangan di depan dada memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di meja mereka. Seketika netranya terhenti pada satu objek. Kepalanya geleng-geleng melihat seragam Fiola dan Aqila. Saat ini ia yakin bahwa kedua gadis itu tadinya di razia oleh Nessa.

"Rel,"Willy menyenggol lengan kiri Garel yang terduduk di sampingnya.

Decakan sebal langsung keluar dari mulut Garel."Kenapa sih?"tanyanya kesal.

"Coba deh lihat ke depan!"suruh Willy.

Garel menengok bersama dua temannya yang ternyata ikut-ikutan. Disana Fiola, Aqila, dan Sania tengah celingak-celinguk mencari tempat duduk.

"Anjay!"umpat Charlie. Ia menepuk pundak Garel,"gue yakin pacar lo habis kena razia sama si galak Nessa,"kekeh Charlie.

"Ampun deh pacar lo Rel!"Indra masih memperhatikan penampilan Fiola yang memakai rok yang sudah di potong tak teratur hingga memperlihatkan paha mulusnya. Kakinya pun tak terbaluti sepatu namun sandal swallo hitam lah yang dikenakan. Hal itu juga berlaku bagi Aqila namun bedanya ia tak memakai sandal masih tetap memakai sepatu.

Garel tak berekspresi apapun tetap datar seperti biasa. "Rel lo gak mau samperin pacar lo! Liat tuh laki-laki pada liatin dia kayak dia tuh satu-satunya makanan yang ada di dunia ini,"Willy menunjukkan beberapa anak laki-laki yang menatap Fiola dengan tatapan nakal berkabut gairah.

Lelaki tersebut berdiri menghampiri Fiola yang masih mencari tempat kosong. Ditariknya tangan Fiola untuk ikut bersamanya. Fiola tentu terkejut tapi tetap mengikuti langkah besar Garel yang membawanya berpisah dari kawan-kawannya.

"Kita mau kemana?"tanya Fiola yang kelelahan mengikuti Garel.

Garel berhenti melangkah membuat Fiola menubruk tubuh tegap tersebut. Tatapan tajam langsung di dapat oleh Fiola membuatnya meringis. "Kamu di razia?"tanya balik Garel.

FIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang