[8]

522 51 0
                                    

Happy Reading!

Koreksi typo!

~FIGA~

Riuh suara keributan begitu mendominasi di kelas 11 MIPA 3 sejak kedatangan Fiola. Nampak anak-anak perempuan yang sedang berkumpul di pojokan sambil bercanda tawa dan bergosip tentang berbagai hal. Di bagian meja guru ada Arkan yang sedang bernyanyi dengan gitar mengisi kekosongan waktu pelajaran bersama kawan-kawannya.

Sedangkan Fiola, Aqila, Sania tengah asik berkumpul di meja bagian depan tepat di sudut kiri membicarakan berbagai hal yang menurut mereka menarik. "Eh lo tahu gak bentar lagi bakalan di adain lomba basket antar sekolah di SMA kita!" curhat Aqila dengan semangat.

"Pasti banyak banget cowok-cowok ganteng. Siapa tahu nantinya ada yang nempel satu ama gue. Jadi enggak jomblo lagi deh,"Aqila mulai berangan-angan.

Sania yang tengah memainkan ponselnya nampak mengalihkan pandangan,"kapan emangnya?"tanyanya mulai tertarik dengan arah pembicaraan.

Gadis berambut bergelombang itu terlihat mengetuk-ngetuk dagu seolah berpikir,"gue lupa,"Aqila terkekeh.

"Kambing,"umpat Sania dan Fiola bersamaan.

"Gue orang bukan kambing!"sargah Aqila."Lagian seharusnya lo tahu kapan lombanya Fi. Lo kan pacarnya abang Garel,"tambah gadis itu.

Sania menjetikkan jari jempol dan telunjuknya,"bener tuh!" serunya.

Cewek itu mengedikkan bahu,"mana gue tahu."

Aqila menatap Fiola penuh selidik seperti seorang detektif, "gue tahu lo pasti lagi marahan iyakan!"todong Aqila.

"Sok tahu banget sih lo bambank,"cibir Fiola sambil menyentil dahi Aqila dengan keras yang langsung di respon ringisan dari sahabatnya itu.

Aqila hanya memeletkan lidahnya untuk mengejek Fiola yang sudah menyentil dahinya. Detik selanjutnya pandangannya tertuju pada Sania yang tengah memainkan handphone nya. Netranya menangkap sederet chattan Sania bersama Fito.Aqila kini menampilkan senyuman miring di wajahnya.

Aqila menaiki meja yang ada dihadapannya berdiri tegak di atas sana. "WOI SI SANIA BALIKAN SAMA FITO,"teriak Aqila. Memang, hubungan antara Fito dan Sania telah lama putus semenjak lelaki itu yang lebih memilih orang baru.

Sania melotot tajam ke arah Aqila yang cengengesan menatap dirinya. Ia mendorong dahi Aqila dengan keras ketika gadis itu sudah duduk kembali di sampingnya,"lo tuh sok tahu banget sih," kesal Sania.

Aqila menggosok-gosok pelan dahinya sudah dua kali dahinya yang mulus ini dijadikan sasaran kedua sahabatnya. Ia merasa ternistakan menjadi seorang sahabat,"emang bener kali buktinya lo masih tu konek-konek sama si Fito orang paling playboy se-seantero," belanya.

"Gue cuman temen,"elak Sania.

"Temen apa temen,"goda Aqila sambil terkikik gemas melihat sahabat satunya ini yang kisah cintanya telah kandas.

"Temen Qi,"Sania mencoba sabar menghadapi makhluk ciptaan satu ini.

"Teman cinta tapi kan?"goda lagi gadis itu sambil menaik turunkan alisnya.

"Sa ae lu lah bambank!"cibir Sania.

"Emang bener ya San?"celetuk Fiola.

Gadis berbaju ketat itu berdecak sebal,"lo percaya amat sih sama ni anak," jawabnya,"kayak enggak tahu kalau mulutnya tu ember banget,"sahutnya lagi sambil melirik ke arah Aqila yang mengerucutkan bibir.

Fiola hanya mengangukkan kepala menanggapi. Lalu dari arah meja guru Arkan yang sedari tadi sibuk memainkan gitarnya itu kini berteriak memanggil nama Sania.

FIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang