Hola!!
Koreksi Typo*
Untuk part ini lebih panjang Mood nulis lagi baik
~FIGA~
Awan gelap berwarna abu-abu menutupi sang mentari yang tadinya menyinarkan sinarnya yang begitu terang. Bulir-bulir air tak beraturan kian berjatuhan menyentuh tanah yang kering. Berbarengan dengan itu hawa dingin datang menusuk hingga ke tulang. Tak lama bulir air yang tadinya tak banyak makin bertambah membasahi bumi pertiwi.
Gadis dengan seragam SMA yang masih membaluti tubuhnya tersebut mengeratkan pelukannya pada dirinya sendiri. Berulang kali ia menggosokkan tangannya dan menghembuskan nafasnya ke telapak tangannya agar menimbulkan sensasi hangat tapi belum juga menghilangkan jejak dingin yang kini menyelimuti dirinya.
Fiola bodoh karna tak menerima tawaran dari Sania dan Aqila pulang bersama. Ajakan dari para sahabatnya itu ia tolak dengan alasan ada angkutan umum dan supirnya. Tapi lihat! Tak ada satupun kendaraan baik yang beroda dua maupun empat yang berlalu lalang. Sialnya lagi ponselnya kehabisan daya. Sungguh sebuah kesialan dadakan!
Derasnya hujan ditambah dengan angin yang berembus kencang membuat tubuh gadis itu menggigil hebat. Fiola itu tidak bisa jika suhu udara disekitarannya terlalu dingin. Gadis itu mengambil tas ransel yang ia letakkan di sampingnya. Saat ini ia tengah berteduh di halte bus tepat di depan sekolahnya.
Digeledahnya tas itu mencari sebuah benda berbentuk kotak atau biasa disebut powerbang. Namun nihil benda itu tak ada dalam kumpulan beberapa benda dalam tasnya. Fiola mendesah frustrasi. Sekarang bagaimana caranya untuk dapat berpulang ke rumah? Oh No! Tidak mungkin dengan menerobos kumpulan kristal yang berjatuhan dari atas langit ini.
Fiola sudah pasrah. Kepalanya menunduk ke arah sepatunya yang ia angkat sedikit agar tak tergenang air. Telinga gadis itu mendengar suara sebuah motor di atas derasnya hujan. Fiola mendongak dan benar saja ada seseorang yang tengah mengendarai motor mendekat ke arah halte bis yang ditempati Fiola. Pikiran gadis itu melayang memikirkan apakah orang tersebut adalah orang jahat namun sepersekian detik matanya membelalak begitu orang itu membuka helm fullface nya.
"Lo?!" beo Fiola dengan volume suara keras.
Lelaki itu hanya memandang lalu beralih untuk membuka jaketnya yang telah dibasahi bulir-bulir air. "Kenapa?"tanya Indra sembari melangkah untuk duduk di sebelah gadis itu dengan jarak 1 meter.
"Kok lo disini?" tanya Fiola dengan tatapan menyelidik.
"Gue habis nganterin Aqila," balas Indra menggosok kedua telapak tangannya lalu menempelkannya dikedua sisi pipinya.
Fiola sedikit mengikis jarak diantara mereka lalu menatap Indra dengan mata menyipit,"lo sebenernya punya hubungan gak sih sama temen gue?"
Indra menaikkan sebelah alisnya dan berdecak merasa dirinya seperti pencuri yang sedang di interogasi. "Kok gue ngerasa lo tuh terlalu kepo tahu gak," kesalnya.
"Bukan kepo tapi peduli."
"Soalnya gue rasa lo tuh udah kayak kasi begitu banyak harapan ke dia. Intinya lo udah kayak serius tapi belum juga mau buat hubungan," Fiola menjelaskan.
"Bangun hubungan gak semudah itu," pandangan Indra jatuh pada rintik-rintik hujan yang berakhir terjatuh di tanah yang terlapisi semen.
"Lo lagi gak main-mainkan sama Aqila?"
"Gue gak akan sejauh ini kalau cuma main-main. Gue bukan lo," ucap Indra dengan senyuman miring.
"Gue gak pernah main-main sama Garel," Fiola berucap tegas dengan raut wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGA
Teen FictionKetika takdir berlainan dengan apa yang diinginkan. Saat cinta datang di waktu yang salah, apakah semuanya akan tetap seperti sedia kala? ••• Garel Geonanda. Nama yang paling melekat dalam ingatan para siswi. D...