Happy Reading!
Rumit dan Sulit Adalah Dua
Kata Yang Menggambarkan Mengenai Hubungan Kita
~FIGA~Sorot mata dan gerakan tangan Fiola terlihat tak selaras. Bibirnya sibuk menguyah makanan yang terus ia suapkan, namun netranya tak sekalipun terlihat melepaskan pandangan dari objek yang membuat bibirnya menimbulkan desisan.
Garpu yang digunakannya terus menusuk daging yang telah dipanggang tadi hingga sampai ke pangkalnya. Memang, di malam bulan sabit ini beberapa dari temannya juga teman Garel menyiapkan rencana untuk melaksanakan pesta barbeque. Yang lain tampak menikmati malam sabtu ini dengan bernyanyi di halaman belakang rumah tanpa alas sambil bernyanyi seusai menikmati sajian.
Sementara Fiola, gadis itu terlihat tak ingin berpaling dari kursinya yang bersampingan dengan kursi Nessa.
"Cewek yang lo ajak kesini tuh siapa sih, Nessa?"
Pusat perhatian Nessa yang awalnya tertuju ke arah layar ponselnya mulai teralihkan. Satu sudut bibirnya tertarik sambil tertawa pelan hingga membuat Fiola terlihat kebingungan, "Lo cemburu?"
Cepat-cepat Fiola memalingkan wajahnya. Mengapa, sedari awal Fiola tak berpikir resiko bertanya kepada ketua OSIS SMA Antariksa tersebut. Dalam hati gadis itu terus saja mengutuk kebodohannya sendiri.
"Zayna. Dia temen gue yang tinggal di luar negeri, tempat tinggal lamanya sampingan sama gue. Dia pun, udah ada ketertarikan sama Garel sejak kecil." Tawa renyah Nessa luruh dengan menitik pusatkan objeknya kepada Zayna yang terlihat tak ingin memiliki jarak walau sejengkal dengan Garel. "Dulu, gue kira itu cuma cinta monyet tapi ternyata sampe sekarang perasaannya gak luntur walau bertahun-tahun gak ketemu."
Kepala Fiola mengangguk seusai mendengar kan penjelasan secara ringkas dari Nessa yang memandangnya lamat-lamat, terlihat tengah mencari sesuatu. Lama, dipandang semacam itu membuat decakan sebal Fiola lolos.
"Lo ngapain sih?"
Nessa menggeleng pelan sembari meletakkan benda pipih yang sedari tadi ia mainkan. Hembusan nafasnya terdengar, membuat Fiola kembali keheranan. Nessa seakan tengah dilimpahi sesuatu yang membuatnya bingung dan tak mengerti.
"Lo dan Garel kenapa bisa setuju saat orang tua kalian mutusin buat menikah?"
Jawaban dari keheranan Fiola akhirnya terjawab sudah. Piring yang masih menyediakan setengah dari daging panggang dan sayuran itu ia singkirkan dari hadapannya, beralih bertopang dagu sambil mengamati Garel yang terlihat muak terus ditempeli oleh Zayna.
"Lo pasti tahukan, di dalam hidup ada saatnya kita untuk mengalah." Pertanyaan dari Nessa itu terdengar sama dengan yang beberapa kali dilontarkan oleh kedua sahabatnya saat berada di rumah Garel. Tercengang sekaligus tak habis pikir bahwa ini akan terjadi. Kedua sudut bibir Fiola tertarik membentuk sebuah senyuman tipis. "Dan, mungkin ini adalah saatnya."
"Sekali lagi pikirin keputusan lo baik-baik. Gimana kalau nantinya perasaan diantara kalian gak berubah, semuanya bakalan jadi rumit, Fi."
"Kecuali, lo bisa jamin kalau saat ini pun udah gak ada perasaan apapun di antara kalian."
Perkataan Nessa sukses membuat Fiola terdiam dengan otak yang kembali menelaah tiap kata yang keluar dari bibir sepupu perempuan Garel itu. Bahkan kini ia tak lagi bertopang dagu, kedua jemarinya saling bertaut dengan perasaan bimbang.
"Fiola, Nessa, sini gabung sama kita!" Ajakan dengan intonasi tinggi yang berasal dari Charlie, membuat Nessa dan Fiola saling berpandangan. Senyum tipis Nessa hadir dengan kepala yang bergerak sekilas ke arah Garel beserta yang lainnya. Seolah mengkode untuk ikut bergabung disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGA
Teen FictionKetika takdir berlainan dengan apa yang diinginkan. Saat cinta datang di waktu yang salah, apakah semuanya akan tetap seperti sedia kala? ••• Garel Geonanda. Nama yang paling melekat dalam ingatan para siswi. D...