Hallo!!
Koreksi Typo*
Happy Reading:)
~FIGA~
Cemas dan was-was.
Dua hal yang bisa menggambarkan kondisi perasaan Fiola saat ini. Air matanya sudah berkumpul di pelupuk matanya tapi belum juga mau turun ataupun menetes.
Dari jarak lima meter berdiri seorang lelaki yang nampak santai bersender pada motor ninja merahnya. Kekehan kecil tercipta di bibir tebal miliknya.
"Sampai kapan lo mau berdiri terus?"
"Kenapa lo bawa gue kesini?" tanya balik Fiola dengan suara yang sengaja ditekankan. Sepertinya gadis itu lemah disini, terlihat bulir air matanya telah meluncur keluar mengaliri pipinya.
Ariel melangkah maju.
"Diam disitu!" bentak Fiola. Tangisannya semakin menjadi-jadi, otaknya blank seakan bingung harus mengambil tindakan apa. Seharusnya ia sadar saat dirinya telah memasuki kawasan sepi namun bodohnya ia tetap saja percaya dan tak menolak. Lihatlah kini ia harus berakhir bersama lelaki brengsek ini. Fiola yakin Ariel menyimpan niat buruk kepadanya.
"Seharusnya kita nikmatin saat-saat sepi ini dengan permainan yang bakal bikin lo puas," sebuah smirk mengerikan tercipta di wajah Ariel. Bentakan dari Fiola tak menyurutkan niatnya untuk melangkah maju terus dan Fiola ia hanya melangkah mundur dengan bibir bergetar.
"Tapi lo malah nangis gak jelas!" ujarnya.
"Lo brengsek! gue pikir lo laki-laki baik makanya gue percaya sama ajakan pulang lo," ungkap Fiola.
"Tapi ternyata lo itu bajingan!" umpat Fiola dengan suara bergetar berusaha menahan air mata selanjutnya yang akan mengalir.
Ariel berdecak,kini ia sudah ada dihadapan Fiola. Memasukkan kedua tangannya di saku celana jens hitamnya. "Lo emang salah tanggap! Lagi pula gue gak pernah bilang kalo gue cowok baik-baik."
"Kayak cowok lo!" lirih Ariel tepat di samping telinga Fiola.
"Kenapa lo lakuin ini sama gue?" kepala Fiola menunduk dan ia terisak.
Dengan gerakan halus Ariel mengelus surai Fiola. "Simple jawabannya cuma satu," Ariel menjeda kalimatnya,"Garel."
Sontak Fiola mengangkat kepalanya. Dari matanya tercetak jelas keterkejutan atas jawaban Ariel. Pikiran Fiola mulai bercabang layaknya akar serabut. Bertanya-tanya apa hubungan keduanya. Bibirnya ingin bertanya namun terasa kelu, ketakutan masih membayangi benaknya.
"Lo pasti mau tanya. Kenapa Garel yang jadi alasan gue?" Ariel berucap dengan senyuman manis yang tersampir di wajahnya. Namun bagi Fiola itu hanyalah senyum monster dan bajingan.
"Tapi lo gak layak tahu," kepala Ariel menggeleng ke kanan dan kiri.
"Karna Garel aja gak tahu. Kenapa lo harus tahu," tawa kerasnya keluar. Dengan keras tangannya menjambak surai halus tersebut. Wajahnya berubah dingin layaknya iblis yang akan menghabisi seseorang.
"Sekarang yang gue mau adalah nikmatin tubuh lo!"
Fiola berteriak keras kesakitan. Ariel beralih dari rambut menjadi menyeret Fiola dengan paksaan. Gadis itu meronta-ronta mencoba melepaskan diri ketika keduanya akan memasuki sebuah rumah besar tua berlantai empat.
"LEPASIN GUE!"pekiknya.
Tampaknya Ariel tak memperdulikan ia seolah menulikan telinganya. Dan Fiola ia tak mengerti harus melakukan apa saat kejadian ini. Tiba-tiba sebuah ide menghinggapi kepalanya. Sebelum mencapai rumah itu segera dilaksanakan idenya. Menggigit pergelangan tangan Ariel dengan kuat. Ariel mengerang, melepaskan tarikannya dan mengibaskan tangannya yang terasa perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGA
Teen FictionKetika takdir berlainan dengan apa yang diinginkan. Saat cinta datang di waktu yang salah, apakah semuanya akan tetap seperti sedia kala? ••• Garel Geonanda. Nama yang paling melekat dalam ingatan para siswi. D...