[36]

398 34 8
                                    

Happy Reading!

Enjoy, koreksi typo*

~FIGA~

Walau PORSENI telah habis masanya, siswa-siswi SMA Antariksa tetap diperkenankan untuk masuk sekolah sambil menunggu pembagian raport serta pengumuman libur diumumkan. Sepanjang sejarah bersekolah murid-murid selalunya berkeluh kesah atas segala hal, padahal itulah yang mereka inginkan. Misalnya saat mereka diberi libur awalnya pasti bersorak kegirangan dan begitu antusias.

Tetapi diakhir pastinya kembali mengeluh kapan sekolah dan kembali bertemu teman-teman hingga muncullah postingan-postingan kerinduan yang memenuhi beranda media sosial. Sementara jika sudah bersekolah awalnya juga sama begitu senang bertemu kawan-kawan dan saling berpelukan. Namun tak bertahan lama semuanya kembali mengeluh, mengatakan kepada Tuhan kapan libur berulang kali. Begitulah sifat manusia cepat merasa bosan dengan sesuatu yang telah di dapat.

Berpaling dari semua itu, di lapangan basket indoor SMA Antariksa Garel tengah memantulkan benda bulat dengan pandangan lurus menghadap keranjang basket. Ia mulai mengambil ancang-ancang untuk melakukan shooting dari jarak jauh dan begitu bola ditembak keranjang basket langsung menjadi tempatnya berlabuh.

Kemampuan basket Garel memanglah patut diacungi jempol karna itu juga ia pernah ditunjuk sebagai ketua basket. Namun dengan sopan ia menolak keinginan pak Aldo. Sehingga jabatan itu beralih kepada Indra. Tidak ada alasan tertentu mengenai penolakannya hanya saja Garel tak ingin terbebani dengan jabatan ketua basket. Cukup olimpiade dan beberapa lomba akademik atau pun non-akademik.

Berdiri dengan bangga sebagai siswa berprestasi bukan serta merta atas keinginan atau pun kemampuannya sendiri melainkan kehendak dan dorongan mendiang Ayahnya. Dalam menjadi anak yang berguna bukannya begajulan sampah.

"Garel!" Panggilan itu membagi fokus Garel. Setelah memasukkan bola kembali ke ring barulah ia menoleh kepada Indra yang berada di belakangnya.

Dagunya terangkat mengisyaratkan agar cowok itu mengatakan alasan memanggil. Indra semakin mendekat ke Garel dengan raut wajah seriusnya.

"Ada yang mau gue bicarain sama lo, ini penting!" ucap Indra.

"Apa?"

Secara detail Indra mengatakan segala hal mengenai peristiwa dimana ia di datangi seorang lelaki bernama Andri dan beberapa keganjalan yang ikut menyeret nama seorang Ariel.

"Setelah kemarin gue mikirin ini, gue rasa yang di bilang tuh cowok bukan kebohongan!" terus Indra. Cowok itu terlihat menyugar rambutnya ke belakang sambil bertolak pinggang.

"Gue juga baru nyadar kalau bayangan sekilas Ariel di tempat itu bukan cuma bayangan tapi memang dia!"

Mata Garel terpejam sesaat jemari kanannya membentuk kepalan penuh hingga menampakkan urat-urat tangannya. Tak menyangka dalangnya adalah musuh dalam berlomba basket. Satu kalimat yang terlintas di kepalanya, menghabisi dia!

"Apa motif dia?" nada dari pertanyaannya memang tenang namun jauh di dalam dirinya tengah terjadi kekacauan cukup parah.

"Balas dendam."

Dahi Garel mengeryit heran, "Gue gak punya masalah sama dia."

"Gak ada yang tahu bahkan Andri gak kasih tahu gue apapun-" kalimat Indra tercekat setelah menyadari satu hal, "Atau mungkin dia salah satu mantan Fiola yang mau ngerusak hubungan lo sama dia!"

Garel termenung ia tak tahu menahu mengenai deretan mantan Fiola. "Kalau kita mau tahu tentang motifnya cuma ada satu cara, kita datengin Ariel," usul Indra.

FIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang