[43]

364 36 0
                                    

Happy Reading!

Selamat Ulang Tahun, Garel Geonanda.
~FIGA~

Acara ulang tahun Garel, putra bungsu dari Renata Geonanda, benar-benar di adakan secara meriah. Turut mengundang para kolega bisnis kenalan dari wanita beranak dua yang sebentar lagi akan memulai sebuah keluarga baru. Siswa-siswi SMA Antariksa pun turut hadir meriahkan acara bertambah usianya Garel pada 4 Agustus tahun 2020 ini.

Dalam balutan dress hitam, Fiola menghampiri kedua temannya yang tengah menikmati segelas jus. Ketiganya bercengkerama sambil sesekali mengeluarkan tawa. Di tengah-tengah perbincangan, jari telunjuk Aqila tiba-tiba terangkat ke arah cowok dengan tatanan rambut yang rapi serta jas berwarna biru laut yang membalut tubuh atletisnya.

"Lo udah jadi yang pertama ngucapin selamat ulang tahun ke Garel?"

Dengan pandangan yang tertuju kepada Garel dilengkapi senyum tipisnya, Fiola membalas, "Iya." Tanpa sedikit pun keraguan.

Tepatnya saat Garel menjemputnya untuk datang ke rumah cowok itu, Fiola mengucapkannya penuh ketulusan. Mobil yang terpacu serta keheningan yang menengahi keduanya membuat Fiola tak tahan untuk tidak berucap apapun.

"Boleh gak aku jadi yang pertama untuk ucapin selamat ulang tahun ke kamu?"

Posisi duduk yang menghadap Garel benar-benar memudahkan Fiola untuk melihat pergerakan kepala cowok itu yang sekilas menoleh ke arahnya. Namun selanjutnya langit senja juga hamparan jalan raya dengan batasan kaca menjadi sorotan cowok itu.

"Selamat ulang tahun, Garel Geonanda."

Tak sedikit pun Fiola melihat perubahan ekspresi Garel. Namun tak apa yang terpenting ia sudah mengucapkan sesuatu yang sedari tadi di tahannya.

"Semoga ke depannya dapat menjadi lebih baik lagi walaupun yang saat ini pun udah baik. Study kamu dilancarkan dan makin berbakti ke kakak juga mama kamu."

Sekiranya itu adalah kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum keadaan kembali menghening tanpa Garel yang mencoba membalas setidaknya satu dua patah kata. Masih dengan memperhatikan dengan lekat Garel yang tengah berbincang dengan ketiga temannya, tak sengaja netranya bertubrukan dengan mata cowok itu. Keduanya sama-sama terdiam tanpa ingin mengalihkan pandangan.

Setidaknya satu menit mereka berpandangan sebelum akhirnya terhenti karena terpanggilnya cowok itu oleh pria bertubuh gempal. Dua orang berbeda umur itu terlihat saling berpelukan dengan senyum yang terpatri di wajah masing-masing.

Sementara dari arah pintu masuk, seorang cowok bertubuh jangkung mulai menata langkah memasuki area yang dulunya sering ia kunjungi. Beberapa orang ia lewati sampai langkah hingga pandangannya terhenti pada sebuah objek yang membuat senyum miringnya hadir.

"Ternyata hobi lo dari dulu sampai sekarang sama sekali gak berubah. Masih aja suka liatin Dylan walaupun cuma sebatas foto."

Sindiran itu tertuju kepada gadis dengan surai lebat yang hari ini dibiarkan tersanggul rapi dengan gaya sanggul cacing. Nessa terlihat risih dan memandang lelaki di sebelahnya dengan raut tak suka.

"Ternyata selain jadi musuh Garel dalam tanding basket lo juga jadi temen Garel sekarang."

Di sampingnya, tawa renyah Ariel lolos. Tak menyangka sama sekali bahwa sepupunya ini turut mengenalnya sebatas kapten basket SMA Grania dan selebihnya masih menganggap Ariel sebagai orang asing. Nessa memandang lelaki itu keheranan, satu asumsi bercokol di kepalanya. Yaitu, jika lelaki ini telah kehilangan kewarasannya.

"Ternyata perubahan gue, bawa dampak besar. Sampai lo sama sekali gak ngenalin gue."

Kalimat itu membuat Nessa termenung sekaligus dilanda rasa bingung. Menyadari betul hal tersebut membuat Ariel menyodorkan tangan kanannya.

FIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang