[35]

362 33 0
                                    

Happy Reading💆

Koreksi typo*

Di Antara Kita, Sudah Ada Dia
~FIGA~

Indra duduk dengan santai disalah satu kursi yang berdekatan dengan jendela di cafe Dealila. Cafe ini memang kerap kali ia kunjungi bersama teman-temannya tetapi untuk kali ini ia sendiri sambil menunggu kedatangan seseorang.

Minuman jus alpukatnya ia aduk memakai sedotan setelahnya menyeruputnya perlahan mengalihkan perhatian dari para cewek-cewek berbeda sekolah yang kerap kali mencuri-curi pandang. Cukup jengah sebenarnya namun karna orang yang sedang ia tunggu, Indra rela dijadikan objek khayalan tak berfaedah para perempuan disini.

Matanya menyipit dan dahinya mengerut memperhatikan gelagat orang yang tanpa permisi duduk di kursi kosong tepat di depannya.

"Maaf, tapi ada kursi lain kan? Gue lagi tunggu orang." Indra berusaha bersikap sopan pada seseorang yang wajahnya sama sekali tak dapat ia lihat. Kepalanya menunduk dengan tudung jaket yang makin mempersulit Indra menebak gender orang ini.

Ucapannya sama sekali tak digubris. Desahan kesal lolos begitu saja dari bibir Indra, "Woy!" tegur Indra tak lagi santai.

Perlahan kepala orang itu terangkat. Gelagatnya seperti buronan polisi membuat kepala Indra memunculkan berbagai asumsi. Satu hal yang ia sadari semenjak kepala lelaki itu terangkat lalu menunduk lagi. Dia, lelaki.

"Gue, Andri."

Tanpa disuruh cowok itu memperkenalkan diri. Indra menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi diikuti dengan tangannya yang tersilang di depan dada, "Gue gak tanya," jawabnya ketus.

Mengabaikan sikap tak suka Indra, Andri memperdekat wajahnya dengan bola mata yang melirik kanan dan kiri. Memastikan semuanya aman, "Gue mau kasi tahu lo tentang sesuatu," cetus Andri.

Alis Indra menaut. "Mereka, Fiola dan Garel jadi targetnya Ariel sekarang," ungkap Andri.

"Ariel?" beo Indra. Cowok ini adalah tipe manusia yang cepat melupakan sesuatu. Kepalanya mencoba mengingat nama itu sebab ia rasa pernah mengenal orang pemilik nama tersebut. Ah! Indra ingat, dia Ariel Arsata Andromenda ketua basket SMA Grania.

"Gue gak akan basa-basi, lo pasti masih inget kan tentang Fiola yang hampir aja diperkosa. Semua itu dalangnya Ariel."

Indra mendengus, "Lo gak usah fitnah orang deh. Tapi," cowok itu menjeda kalimatnya. Memandang lekat Andri yang terlihat menundukkan kepala agar wajahnya tak tertampak, "Atau jangan-jangan lo, yang jadi dalangnya tapi coba limpahin kesalahan ke orang lain. Secara dari mana lo tahu tentang kejadian itu!" todong Indra.

Andri berdecak sebal, "Bukan gue, semua itu ulah Ariel!"

Indra menampakkan raut tak percaya. "Gue yakin disana lo pasti lihat sekilaskan wajah Ariel tapi setelahnya dia hilang. Karna dia udah sembunyi dan nyusun rencana lain dengan ngelibatin lo!"

Sejenak Indra tercenung lalu kembali membalas ucapan Andri, "Maksud lo apa dengan ngelibatin gue?"

Bola mata Andri terputar malas, "Apa lo gak sadar sama sekali tentang gosip dan foto lo sama Fiola yang beredar?"

"Mana mungkin foto dan gosip lo tersebar gitu aja? Pastilah ada yang berusaha untuk ngejebak demi keuntungan dia sendiri," Andri memasang tampang lebih serius, "Dan disini dalang semua itu adalah Ariel."

Indra tak menyahut ia bergeming. Otaknya masih memproses setiap peristiwa yang terjadi. Mengaitkannya dengan semua informasi yang di dengar. Namun satu hal membuatnya tak mengerti, apa alasan Ariel dibalik setiap tindakannya?

"Terserah lo mau percaya atau enggak. Disini gue cuma mau suruh lo peringati dua temen lo itu. Ariel lagi nyusun kejutan lagi untuk balas dendamnya."

"Balas dendam? Emang ada masalah apa antara Garel, Fiola, dan Ariel?"

Tubuh Andri menegak. Tudung jaketnya semakin ia tarik untuk menutupi wajahnya, "Soal itu gue gak tahu. Gue cuma mau temen lo hati-hati. Ariel kalau sudah balas dendam gak akan main-main!" ucapnya sambil melenggang pergi.

~FIGA~

Di hamparan rumput gajah yang berhadapan langsung dengan indahnya danau, seorang cewek duduk dengan kaki terlentang dan kedua telapak tangannya yang mengarah ke belakang dijadikan penopang tubuhnya. Ia menghirup dalam-dalam udara sekitaran tempat ini. Pohon-pohon rindang serta bunga yang bermekaran menambah kesan nyaman dari tempat ini.

Gadis yang masih berbalut seragam SMA tengah berpikir, kapan terakhir kali ia menginjakkan kaki disini. Fiola memang pernah dua kali sekiranya kesini namun sudah cukup lama yang pastinya sebelum hubungannya dengan Garel putus.

Kedatangannya ke tempat ini tak serta merta karna keinginannya sendiri untuk mengulang memori lama namun dikarenakan Garel yang langsung menghampirinya ke kelas memintanya sepulang sekolah untuk menunggu cowok itu disini. Akan ada hal penting yang dibicarakan Garel.

Apakah itu, Fiola juga cukup penasaran. Perlu dengan bersembunyi Fiola datang ke tempat ini. Pertama mengelabui supir agar tak melihatnya kemudian memesan taksi online.

Desahan panjang Fiola lolos dari bibirnya saat rintik hujan yang tak beraturan mulai turun sedikit demi sedikit. Fuck! Segera gadis itu meminggirkan diri ke salah satu pohon besar sebab tak ada bangunan apapun disini yang dapat ia jadikan tempat berteduh.

Ponsel di ranselnya berbunyi, cepat-cepat ia mengambil. Langsung saja nama Garel tertera dengan jelas. Menekan tombol hijau selanjutnya benda itu sudah berada di samping telinganya.

"Hallo," suara berat lelaki itu langsung menyapa indra pendengaran Fiola. Ia tak langsung membalas karna dinginnya hujan membuatnya menggigil dan semakin terpojok ke batang pohon.

"Kamu dimana, Rel? Disini udah-"

"Maaf, gue gak bisa dateng." Bukanlah pernyataan Garel yang menjadi patokannya melainkan suara seorang perempuan di sebelah sana yang menyerukan agar mereka bergegas pergi.

"Gue ada urusan lain, maaf." Setelahnya panggilan terputus. Sebelumnya Fiola sempat mendengar lagi perempuan itu kembali berbicara, mendesak Garel untuk lebih cepat.

Fiola sangat mengenal suara itu. Sekali lagi hatinya tergores, perih sekali. Belum juga luka yang lama sembuh Garel telah membentuk luka baru. Harusnya ia sadar semenjak peristiwa di parkiran saat itu. Namun dengan bodohnya ia seolah menutup mata dan mengeyahkan fakta bahwa Garel telah bahagia bersama gadis lain.

Gadis itu, Nessa.

TBC

Pendek?🙆
Udah ketentuan part ini. Agak gak nyangka juga nulis cuman ratusan word. Biasanya kalau gak dua ribu ya mentok seribu lebih.

Tapi gak papa, semoga yang selanjutnya lebih panjang.

Follow akun saya ya Adel_0422 Jangan lupa!

Beri jejak dan komentar!!!

FIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang