Ketika takdir berlainan dengan apa yang diinginkan. Saat cinta datang di waktu yang salah, apakah semuanya akan tetap seperti sedia kala?
•••
Garel Geonanda. Nama yang paling melekat dalam ingatan para siswi. D...
Berulang kali Garel memeriksa ponselnya berharap satu pesan singkat yang dikirimnya pada Fiola dibalas. Namun lama menunggu dengan posisi menyenderkan punggung pada pinggiran sofa, Fiola belum juga mengirim balasan. Dibaca pun tidak. Sial!
"Rel, besok kan libur. Gimana kalau kita ke villa gue yang deket pantai!" usul Willy penuh rasa antusias.
Pandangan Garel terangkat ia sedikit menarik bokongnya agar posisi duduknya lebih tegap. Tudung jaketnya ia tarik ke belakang agar tak menutupi sebagian wajahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa? " saking fokusnya dengan layar ponsel gendang telinganya menjadi tak menangkap satu pun kata-kata Willy yang terucap. Alasan lain kemungkinan dikarenakan kondisi cafe pada salah satu mall yang sedang ramai akan pengunjung.
Willy mengeluarkan decakan sebal, "Besok kan libur, gue mau ngajak lo sama Fiola untuk liburan di villa gue. Sekeder refresing!" kata cowok bercelana puntung tersebut.
Garel mulai menimbang-nimbang. Charlie yang duduk berdampingan dengan Willy sampai dibuat geram oleh lamanya waktu Garel mengambil keputusan. "Mau gak, nih? Indra sama Aqila juga ikut loh. Em-temennya yang lagi satu juga," pipi kanannya ia garuk dengan kepala menengadah. Ia benar-benar melupakan nama satu lagi dari teman Fiola tersebut. "Au ah, lupa gue namanya!"
"Sania, Will," seru Indra yang duduk bersebelahan dengan Garel. Jari cowok jangkung itu tengah menari di atas papan keyboard dalam ponselnya.
Garel tak kunjung menjawab, dengan santainya ia justru menyesap minuman thai tea miliknya. Satu kentang goreng langsung mendarat tepat di kening Garel membuat sang empu menatap tajam sang pelaku.
"Lama amat lo mikir! Mau kagak sih?" dumel Charlie.
"Tunggu!"
Baru saja hendak meminum kembali minumannya getaran pada ponselnya yang tergeletak bersamaan dengan beberapa minuman dan makanan membuat fokusnya teralih. Nomor tak dikenal membuat dahinya mengerut.
"Rel, jemput mantan lo nih. Teler di club karna habis minum!" suara seorang gadis langsung menyapa Indra pendengarannya. Samar-samar ia menangkap suara Fiola yang tengah mengeluarkan gerutuan penuh rasa sebal.
"Club mana?"
Dengan cepat cewek di sebelah langsung menjawab. Garel langsung memutuskan panggilan begitu mengetahui alamat tempatnya. Segera ia menyambar kunci mobil. Tiga orang cowok yang satu meja dengan Garel mendadak diserang kebingungan melihat gerakan tergesa-gesa dari Garel.
"Lo mau kemana, Rel?" tanya Willy bingung.
"Club!" seraya dengan balasannya Garel membalikkan tubuh berjalan cepat meninggalkan cafe yang dipenuhi oleh berbagai khalayak.