[41]

349 38 2
                                    

Happy Reading!

Ost. Waktu yang salah

Cinta Kita Datang Di Waktu
Yang Salah
•••

"Jika boleh memilih, aku sama sekali tak ingin berada pada situasi ini. Seharusnya aku tahu hal yang tak boleh dilupakan ketika seseorang jatuh cinta adalah sakitnya patah hati. Sekeras-kerasnya aku pun telah bertanya kepada sang pencipta mengapa kita yang sama-sama cinta namun semesta seolah tak merestui adanya cinta di antara kita?"

~FIGA~

"Ikut, aku!"

Perintah tanpa ingin menerima kalimat bantahan itu tertuju kepada cewek yang tampak menatap nyalang ke arah lelaki berjaket hitam tersebut. Kakinya ia biarkan terayun tiga langkah mendekati Garel yang bergeming menunggu Fiola mengikuti titahannya.

"Bukan dengan lo jadi pacar gue, lo punya hak untuk perintah gue seenaknya!" Tak terganggu sedikit pun dengan penegasan kalimat Fiola, Garel justru meraih pergelangan tangan gadis yang menjabat sebagai kekasihnya tersebut.

Cowok berkemeja yang sedari tadi bersama Fiola bahkan hampir mengungkapkan rasa terpendamnya mendadak harus melihat sang pujaan hati diseret pergi oleh lelaki jangkung. Protes pun sulit ia layangkan melihat sorot mata tajam milik Garel yang menyiratkan sebuah kemarahan.

Dalam cekalan Garel, Fiola meronta-ronta dari dalam cafe hingga tiba di parkiran. Keduanya mendadak menjadi pusat perhatian tanpa bisa ditolak. Ketika Garel menghentikan langkah saat itu juga Fiola menghempas kasar tangan cowok itu. Tangannya mengepal penuh begitu pun matanya yang menyiratkan api kemarahan.

"Lo pikir lo siapa, huh?" Dada gadis itu naik turun dengan bibir yang sibuk melontarkan berbagai unek-unek yang tak akan ia coba sembunyikan.

"Lo udah ngerasa kek raja karna jadi pacar gue dan udah ngerasa pantes buat paksa gue kayak tadi!" Dengan seluruh kekuatan miliknya, Fiola mendorong kuat dada Garel. Tetapi tindakannya tak sedikit pun menimbulkan pergerakan pada tubuh Garel.

"Iya."

Erangan frustasi lolos dari bibir tebal berbalut lipstik merah muda Fiola, kakinya pun ikut terhentak kuat ke bawah. "Gue bener-bener nyesel udah nerima lo jadi pacar gue!"

"Penyesalan selalu datang terlambat!" Seusai membalas kalimat penuh rasa sesal Fiola, tangan Garel kembali menggapai pergelangan tangan sang kekasih. Menyeret tanpa mengindahkan tiap sumpah serapah dari Fiola menuju dimana mobilnya terparkir.

Telah berulang kali Garel memergoki Fiola berduaan bersama lelaki lain. Entah itu dalam bentuk kegiatan makan atau pun jalan-jalan sekedar pendekatan. Namun sepanjang semua yang terjadi, tak sekali pun cowok jangkung itu mengeluarkan sebuah kata putus.

Perasaan memang dapat membutakan segalanya. Garel mencintai Fiola walau tahu bagaimana perilaku gadis itu yang sering bergonta-ganti pasangan dan selalu menorehkan luka padanya.

"Lo mau culik gue?"

Pertanyaan Fiola mengudara seperti kalimat-kalimat hujatan tadi yang sama sekali tak ditanggapi. Mobil tetap melaju tetapi untuk kali ini Garel mau melirik Fiola walau sekejap.

"Iya."

"Dasar cowok bego! Kenapa bisa-bisanya gue mau pacaran sama cowok nyebelin kek lo!"

"Kamu udah masuk dalam kehidupan aku secara sukarela Fiola dan jalan keluarnya hanya aku yang bisa memberikan."

Rasa muak juga kemarahan menyatu seketika, iris Fiola menyiratkan sebuah ketidaksukaan berada dalam satu mobil dengan lelaki paling menyebalkan yang pernah ia temui.

FIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang