Angela POV
Aku terjebak sendiri diantara para tamu yang saling berbincang. Tidak ada yang aku kenal hanya Theo. Dan pria itu harus menemani rekan kerjanya,sepertinya pria dengan tubuh tegap berotot itu yang bernama Mr. Kabiller. Aku meneguk jus stroberi yang ku pinta dari pelayan. Sangat melelahkan sekali memakai gaun seperti ini dan juga high heels menyebalkan ini. Sesekali aku melihat beberapa pasang tamu sedang berdansa di tengah ballroom. Saat aku akan memutar kepalaku ke arah dimana Theo berbincang tadi,namun suara pria muncul tepat disampingku duduk. Aku pun menoleh,berusaha tidak kaget atau panik. Yang benar saja,aku sedang tidak ingin berbicara dengan siapa-siapa saat ini. Aku pun bersikap biasa terkesan datar pada pria disampingku yang sama sekali aku tidak kenal.
"Nona cantik sepertimu seharusnya tidak sendirian.." ucap pria itu. Aku merasa pria itu sedang memperhatikanku,aku pun memalingkan wajahku. Saat mataku menangkap sosok Theo,aku berusah bangkit dari duduk tanpa berkata apa-apa.
"Kau tidak bisa menolakku nona. . . seorang Fighio Yustace tidak pernah menyukai penolakan.." suara pria itu seakan menekankan ancaman. Pria itu menahan lenganku,membuatku kembali terduduk. Tatapan mata pria itu aku sangat tidak menyukainya,lebih baik tatapan Rafael dibandingkan tatapan pria didepanku ini.
"Maafkan aku tuan,,anda salah. . . saya datang bersama seseorang malam ini. Mohon maaf saya harus menemui seseorang.." ucapku dengan berani tanpa menunjukan rasa ketakutanku. Aku berusaha melepaskan tangannya dari lenganku. Namun pria itu semakin memegang erat lenganku.
"I said.. Stay here!!!or You want me to broke your hands,woman... Kau wanita yang pertama kali menolakku nona..dan itu membuatku sangat tertantang" perintah pria itu membuatku terdiam,kata-kata itu mengingatkanku pada seseorang. Aku hanya berharap Theo segera kembali karena aku merasa pria didepanku ini sangat menakutkan.
Pria didepanku ini sepertinya benar-benar akan mematahkan lenganku. Setiap aku mencoba menggerakan tanganku,ia semakin menguatkan genggamannya dan menatapku tajam. . . Tak lama tiba-tiba datang seorang pria dengan setelan jas Navy dan topeng hitamnya berdiri didepanku. Aku menoleh,entah kenapa aku merasa mengenali tatapan itu namun aku tidak ingat. Jelas kulihat tatapan marah mata pria yang berdiri didepanku itu mengarah pada tanganku yang ditahan oleh pria disampingku yang bernama Fighio itu.
"Ehemm..." dehaman pria itu membuatku dan pria disampingku menoleh. Seketika kulihat ia tersenyum aneh saat melihat lenganku.
"What?!!!" ucap Pria itu sedikir membentak pada pria yang berdiri didepanku.
"Get your hands off my woman Mr. Yustace... I mean it!!" dengan suara datarnya namun sangat mengintimidasi itu,aku seperti mengenalnya. Aku melirik pada pria disampingku yang langsung melepaskan cengkramannya dan aku pun mengusap lembut lenganku yang terasa sedikit sakit. Anehnya pria disampingku itu hanya tertawa kecil seraya melonggarkan sedikit bow tienya.
"Wow!! Aku tidak menyangka seorang sepertimu memiliki kekasih,sir... Aku kira kau seorang gay atau kau itu hanya penikmat wanita one night stand saja..." ucapnya sarkastik dengan ekspresi santai. Aku menatap pria dengan topeng hitam,yang bisa dibilang telah membantuku.
"Terima kasih atas pemikiranmu terhadapku Mr. Yustace.. I tried to warn you. . . don't you ever touch what is mine sir.." tunggu!!apa yang baru saja pria itu katakan?his woman?mine? Aku tersadar akan ucapan pria dengan topeng hitam itu lalu bangkit dari dudukku. Namun belum sempat aku berkata. Pria itu menarik lenganku dan membawaku menjauh dari meja menuju balkon besar dengan pemandangan malam yang sangat indah dari lantai 30 hotel mewah ini.
"Will you dance with me,señorita?" ucap pria itu dengan sopan seraya menawarkan sebelah tangannya. Aku pun menerima ajakan pria asing didepanku ini. Setidaknya anggap saja sebagai ucapan terima kasihku padanya. Suara alunan musik yang masih terdengar jelas itu sepertinya akan menemaniku berdansa dengan pria asing aneh ini.
Kedua tangan kami saling bersatu,dan sebelah tangan pria itu memeluk pinggangku. Kedua tubuh kami saling mendekat,aku bisa menatap kedua manik mata itu.. Tatapan itu terlihat lembut dan seakan tersenyum padaku. Aku pun langsung menunduk malu,menatap dada pria itu. Tubuh kami mulai bergerak seirama alunan musik yang terdengar. Jantung berdegup kencang..semoga saja ia tidak mendengarnya,karena itu yang ku rasakan saat ini.
"Te-terima kasih sudah membantuku tuan..." ucapku sedikit gugup tidak berani menatap mata itu.
"Kau harus berhati-hati dengan pria itu.. Dan lagipula aku tidak menyukai wanita disakiti olehnya. . . ah iya,kau jangan terlalu gugup nona,kau baru saja menginjak kakiku." aku terkejut,sungguh aku kehilangan fokus dan tidak sengaja menginjak kakinya.
"It's okay,,tidak perlu meminta maaf...and now I want something from you.." ucapnya langsung seakan tau aku akan meminta maaf padanya namun kata-kata selanjutnya membuatku menghentikan gerakan dansaku dan menatap pria itu. Seriously!! Aku mencoba melepas pelukan kami. Kedua tangan pria itu sudah berada dipinggangku,menahanku pergi. Senyuman aneh muncul diwajahnya yang kuyakini sangat tampan.
"Ma-maaf?? " ucapku tidak percaya lalu menatap kedua manik mata yang sedari tadi ku hindari.
"Ucapan sebagai balasan karena aku sudah menolongmu tadi.. And I want this as my reward...." ucapnya lagi kemudian mengarahakan jemarinya pada bibirku.
"Kita tidak saling mengenal bukan.. Kau memakai topeng dan aku juga,atau kau ingin aku memanggilkan pria mesum itu lagi untuk menemanimu nona?.." ucapannya barusan membuat kedua mataku terbelalak. 'Ayolah..dia benar, kita tidak saling mengenal. . setelah ini aku akan meminta Theo mengantarku pulang dan melupakan semuanya...' ucapku dalam hati.
Tanpa berkata-kata lagi,aku berjinjit sedikit untuk mensejajarkan tubuhku dengan pria didepanku. Aku langsung menciumnya dengan kedua mataku terpejam saat pria didepanku ini,yang kuyakin ia terkejut karena aku langsung menciumnya. Aku tidak perduli,setidaknya ini akan berakhir cepat. Entah karena refleks,aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya. Pria itu membalas ciumanku. Kami berciuman dibawah langit malam yang indah dengan alunan lembut musik dansa. Aku bisa merasakan kedua tangannya membawa tubuhku semakin dekat dengan tubuhnya. Aku sangat menyukai ciuman ini,seperti aku pernah melakukannya. Siapa pria ini sebenarnya?dan entah kenapa aku merasa telah jatuh terlalu dengan pria bertopeng ini.
>>>>>Next Part<<<<<
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANGELA
Romance[ OTW REVISI ] ••Perhatian!!! Mengandung kata-kata kasar & umpatan kasar •• Pembaca harap bijak. Typo bertebaran Happy Reading Tidak ada ketakutan dimatanya--terkurung 6 tahun disebuah ruang bawah tanah yang lembap dan gelap bersama beberapa tahana...