Previous part...
"Ты думаешь, я не понимаю, что ты говоришь. В конце концов, ты выберешь меня." bisik Leon pelan ditelinga Angela. Membuat Angela terkejut karena pria itu mengerti ucapannya. (You think I don't understand what you're saying,Angela.. In the end, you'll choose me).
Happy Reading
°°°°°°°
Angela menatap Leon tanpa sedikitpun rasa takut. Mendorong tubuh pria didepannya itu lalu berjalan menuju kearah pintu tanpa sedikit pun menoleh.
"I'm never . . ever gonna choose you,'cause for me . . Rafael is better than you Leon . ." ucap Angela datar seolah tak peduli dengan semua ucapan Leon sebelumnya.
Leon tidak menggubris ucapan Angela. Senyuman miring nan licik itu muncul diwajah pria itu tanpa Angela sadari. Ia berjalan cepat berusaha menggapai Angela seraya memegang sebuah sapu tangan yang sudah ia beri cairan obat bius.
Angela sempat memberontak saat mulutnya dibekap secara tiba-tiba oleh Leon,hingga ia merasa tubuhnya lemas dan pandangannya mulai hilang. Leon menahan tubuh Angela agar wanita itu tidak terjatuh. Angela tidak sadarkan diri dan Leon tersenyum puas atas tindakannya.
"Kita lihat saja nanti Angela. . kau sendiri yang akan memilih untuk bersamaku setelah ini" ucap Leon sendiri seraya menggendong Angela.
"Max!! " panggilnya bersamaan munculnya pria yang namanya disebut itu.
"Yes" balasnya seraya melirik Angela yang tak sadarkan diri.
"Urus pria bodoh itu. . dan kita kembali ke mansion,aku sudah menemukan kunci milikku" perintahnya seraya berjalan menuruni tangga. Max mengangguk mengerti lalu berjalan dibelakang Leon.
Di ruang tengah Yustace dan kedua anak buahnya sedang bersantai, tak jauh dari sana ada Juan yang tengah membuat kopi. Saat Leon akan melewati ruang tengah,langkahnya terhenti karena Yustace memanggilnya.
"Hey . . hey hold on a second man,Kenapa harus membawanya?kau mengatakan hanya akan mengintrogasi wanita itu . ." Yustace berjalan menghampiri Leon namun ditahan oleh Max.
"Aku sudah mengintrogasinya dan sekarang aku akan membawanya pulang. . " ucap Leon santai kemudian memberi kode pada Max untuk melakukan tugasnya. Max yang mengerti maksud dari Leon pun langsung meraih sebuah pistol dari belakang jaketnya. Berdiri menghalangi jalan Yustace agar tidak mengikuti Leon.
"Fuck!!! Kau menjebakku rupanya?!!!" maki Yustace dengan penuh kekesalan. Leon sama sekali tak menggubris ucapan Yustace.
Suara dua tembakan terdengar di penjuru mansion,hingga membuat kedua anak buah Yustace langsung mengeluarkan senjata mereka. Tembakan itu diarahkan Max pada Juan,tepat di kedua kakinya. Juan jatuh tersungkur seraya memegang kedua kakinya. Darah segar terlihat jelas di lantai putih mansion. Pria itu mengerang kesakitan. Yustace dan kedua anak buahnya hanya menatap bingung Max.
"Dia mata-mata Rafael . . polisi akan segera sampai dan mereka mencarimu atas tuduhan percobaan pembunuhan pada Rafael Killian dan bukan atas tuduhan penculikan. Aku hanya perlu melakukan ini sebersih mungkin" ucap Max dengan nada santainya. Dengan cepatnya Max kembali menembakan dua peluru tepat dikepala kedua anak buah Yustace,membuat pria itu terdiam seketika.
Max lalu memberikan pistol yang ia gunakan untuk membunuh itu pada Yustace.
"Dengan begini kau bisa menikmati uangnya sendirian . . semoga harimu menyenangkan Mr. Yustace" setelah memberikan pistol itu,Max berlalu begitu saja."Shit!!! ..." Yustace menoleh pada Juan yang tengah merintih kesakitan.
"Aku salah mempercayaimu Juan . . tidak ada kata-kata terakhir untuk seorang pengkhianat sepertimu,, " pria itu mengarahkan pistol pada Juan. Sedangkan Juan menatap lekat pria yang menjadi bosnya selama ini,lalu memejamkan matanya saat pistol yang dipegang Yustace menempel didahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANGELA
Romance[ OTW REVISI ] ••Perhatian!!! Mengandung kata-kata kasar & umpatan kasar •• Pembaca harap bijak. Typo bertebaran Happy Reading Tidak ada ketakutan dimatanya--terkurung 6 tahun disebuah ruang bawah tanah yang lembap dan gelap bersama beberapa tahana...