21. March. 2020
Semoga kalian sehat-sehat aja ya... Karena beberapa hari ini aku semakin deg-degan sama situasi dibulan ini,banyak yang udah pada #workfromhome tapi apalah dayaku yang hanya seorang espegeh di mall yang harus tetep kerja,bagaimanapun situasinya 😔😔....
Semoga pandemic virus ini segera berakhir ya ... Sedih ngeliatnya😔 mulai dari Italia dan beberapa negara besar di eropa yang kena dampak besar dari wabah ini,termasuk Indonesia... Semoga readers dan keluarga dimanapun kalian berada,terus sehat selalu dan dilindungi Allah ya ..🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺
Stay Safe & Healthy..
Wash your hand everyday, eat more healthy foods and don't forget to workout to make sure your body always fit....Semangat Gaessss😎😎🤙🏻
Happy Reading..
°°°°°
Mobil yang dikendarai Max melaju tanpa henti menuju tempat yang sudah lama tidak pernah ia datangi. Tatapannya lurus kedepan. Ia bahkan seolah tak peduli dengan luka yang terus mengeluarkan darah disisi kanan bawah perutnya. Sebelah tangannya memegang ponsel dan mengetikan pesan pada seseorang. Walau wajahnya tampak pucat,ia terlihat masih bisa menahan lukanya hingga ia sampai ke tempat tujuannya.
"Fuck!!! .." makinya sendiri saat sebelah tangannya membuka luka disisi kanan bawah perutnya yang tertutup kausnya.
Langit terlihat sudah mulai gelap dan Max bisa merasakan tubuhnya mulai lemas akibat lukanya terus mengeluarkan darah. Laju mobilnya kian melambat saat ia melewati gerbang sebuah pemakaman.
Ia turun dari mobil dan dengan langkah yang tertatih,ia berjalan pelan seraya menahan luka diperutnya dengan sebelah tangan.Tak lama langkahnya terhenti saat ia berdiri tepat disebuah makam yang sangat dirindukannya. Max tersenyum miring menatap makam didepannya itu. Ia pun berjalan kesamping makam dan duduk bersimpuh disamping makam yang bertuliskan Stella Anne Rawles 'Beloved sister and Beloved mother' . . .
Tatapannya datar memandangi makam itu."Hi Stella. . kau tertidur cukup lama disana ya??. . maaf aku baru bisa menemui hari ini... " dengan nafas yang sedikit tersengal dan sebelah tangan yang terus memegangi perutnya,Max masih bisa tersenyum menatap makam Stella.
"...Maafkan aku sudah menjadi pria yang sangat bodoh selama ini. . meninggalkan kakak terbaik sepertimu.." ucap Max sendiri. Pria itu seolah sedang berbincang kecil dengan Stella.
"..shit!! Entah berapa lama lagi aku akan bertahan dengan luka ini..." lanjutnya lagi.
"..George benar-benar sudah menjagamu dengan baik ya... Aku bahagia melihatmu bahagia Stella--bahkan aku bahagia melihat putrimu satu-satunya menikah dengan orang yang akan menjaganya lebih baik daripada aku. . dia terlihat sepertimu ketika marah Stella" Max tersenyum miris hingga tidak menyadari air mata kesedihannya perlahan keluar. Sebelah tangannya menghapus air mata yang jatuh dipipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANGELA
Romance[ OTW REVISI ] ••Perhatian!!! Mengandung kata-kata kasar & umpatan kasar •• Pembaca harap bijak. Typo bertebaran Happy Reading Tidak ada ketakutan dimatanya--terkurung 6 tahun disebuah ruang bawah tanah yang lembap dan gelap bersama beberapa tahana...