4. Jimin?

25.1K 2.9K 266
                                    

Harap tekan tombol bintang sebelum atau sesudah membaca cerita ini. Dan jangan lupa tinggalkan komentar kalian.

Terima kasih telah menjadi bagian di dalam cerita ini. Borahae💜

🌻🌻🌻

Jimin segera masuk ke dalam rumahnya. Tadi laki-laki itu habis pergi untuk membeli buku di Gramedia. Jimin menggelengkan kepalanya heran melihat ruang keluarga. Biasanya, saudara-saudaranya akan berkumpul di ruangan ini. Tapi kenapa sekarang tidak? Apa mereka sedang pergi? Atau sedang berdiam diri di kamar?

Banyak pertanyaan melintas diotak Jimin. Bahkan Jimin memikirkan keadaan Adik bungsunya. Y/n, si Adik yang Jimin benci dan sekaligus jimin sayang.

Jika berbicara soal y/n, Jimin selalu merasa bersalah. Tapi anehnya, jika Jimin ingin mengobrol ataupun bercanda dengan y/n, pasti selalu ada yang menahannya. Seakan-akan, ia tidak boleh berbicara dengan Adik bungsunya.

Jimin terkadang iri dengan Taehyung. Iri karena Taehyung bisa mengobrol, bercanda, dan bermain bersama y/n. Jimin juga ingin melakukan itu semua. Jimin ingin memanjakan y/n. Jimin ingin kalau y/n mendapat perlakuan yang sama seperti Yeri. Tapi Abang yang lain, susah dengan hal itu. Mereka menganggap kalau y/n mempunyai dosa yang sangat besar. Jika mereka menyesal dikemudian hari, Jimin hanya bisa tertawa miris melihatmu.

Atau dirinya ikut menyesal suatu nanti? Menyesal yang teramat dalam?

Karena tidak ada siapa-siapa di bawah, Jimin segera melangkahkan kakinya ke kamar. Letaknya tepat di sebelah kamar y/n.

Pintu kamar y/n, terbuka cukup lebar. Di dalamnya, terdapat Taehyung dan y/n yang saling bercanda. Boleh jika Jimin menggantikan posisi Taehyung sekarang? Jimin ingin berada diposisi itu. Jimin ingin bercanda dengan y/n. Jimin ingin tertawa lepas dengan y/n. Tapi kenapa seakan dirinya susah untuk melangkah lebih dekat ke arah y/n? Ada apa dengan dirinya? Apa karena dirinya yang selalu meyakinkan kalau Adiknya hanya Yeri?

Jimin menatap dua orang itu dengan tatapan nanar. Terdapat rasa senang dihati Jimin saat mendengar tawa y/n.

Jimin menatap y/n dengan tatapan sayang. "Maafin Abang."

Saat mengucapkan kalimat itu, mata y/n berkaca-kaca. Sampai kapan Jimin terus seperti ini? Sampai kapan Jimin harus menyembunyikan perasaan sayangnya kepada y/n?

Jim, lo harus siap dengan penyesalan suatu saat nanti. Batin Jimin. Laki-laki itu segera pergi ke kamarnya. Tanpa Jimin sadari, y/n dapat melihat Jimin yang melewati kamarnya.

🌻🌻🌻

"Bang Tae, tadi y/n liat Bang Jim lagi berdiri sambil liatin kita. Tapi y/n cuma liat sekilas aja." Taehyung mengerutkan alisnya bingung mendengar ucapan y/n. Untuk apa kembarannya memperhatikan mereka berdua?

"Mungkin tadi Jimin lagi lewat terus ngeliatin kita sebentar."

"Kayaknya sih emang kaya gitu." lagi dan lagi, Taehyung mengelus rambut y/n lembut. Y/n pun merasa senang dengan tindakan Taehyung yang satu ini.

"Bang Tae? Kalo suatu saat nanti ada sesuatu yang terjadi sama y/n sampai mengakibatkan meninggal, apa Abang yang lain akan menyesal?" tanya y/n dengan wajah seriusnya.

"Abang gak tau soal itu. Tapi pasti mereka akan menyesal. Pasti, suatu saat nanti!"

"Boleh gak kalau y/n sakit aja? Y/n mau tau, siapa aja yang peduli disaat y/n terbaring lemah di rumah sakit." Taehyung menepuk pundak y/n pelan.

"Untuk mendapatkan sekecil perhatian gak harus sakit dulu. Mereka akan berubah nanti. Y/n cuma perlu nunggu itu dan selalu jaga kesehatan."

"Y/n emang mau, di saat Abang udah peduli sama y/n. Tapi y/n malah terbaring lemah. Emang y/n tega, lihat mereka semua sedih karena sebuah penyesalan?" y/n menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau hal itu terjadi. Ia ingin jika Abang berubah, dirinya baik-baik saja. Gadis itu tidak mau kalau Abang mengeluarkan air matanya hanya karena melihat dirinya yang kesakitan. Walaupun kenyataan itu sangat sulit terjadi.

"Bang, y/n cape."

"Cape kenapa?"

"Y/n cape selalu cari perhatian sama Abang. Y/n cape dimarahin sama Abang kalau y/n bawa pulang Yeri gak tepat waktu. Bang, y/n bukan cape raga. Tapi y/n cape hati." Taehyung membawa y/n ke dalam pelukannya.

"Y/n cuma perlu nunggu. Nunggu sampe waktu itu datang. Nunggu sampai Abang berubah sama y/n. Y/n gak perlu ngelakuin hal apapun supaya Abang berubah." di dalam pelukan Taehyung, y/n hanya diam. Dari Taehyung, y/n paham rasanya memiliki Abang itu seperti apa.

"Tapi kenapa mereka selalu nganggap kalau y/n anak pembawa sial? Apa y/n ada salah sama mereka? Atau karena y/n, Mama pergi dari dunia ini?" Taehyung hanya bisa diam mendengar pertanyaan y/n yang satu ini.

"Bang, Yeri sama y/n itu kembar. Tapi kenapa hanya y/n yang dibenci oleh Abang? Sesalah itu kah y/n dimana mereka? Y/n mau kaya Yeri. Y/n mau diutamakan seperti yang Yeri rasakan."

"Abang kan ada buat y/n. Abang selalu utamain y/n." ucap Taehyung.

"Dari tujuh Abang yang y/n punya, kenapa hanya satu yang baik sama y/n?" tanya y/n. Taehyung, mengecup kening y/n cukup lama.

"Bang, Papa sayang y/n atau gak?"

"Sayang dong. Kan y/n anak Papa."

"Tapi kenapa Papa gak pernah ngobrol sama y/n, kecuali hal penting. Setiap ngobrol pun, y/n selalu dimarahin. Y/n serasa anak tiri di dalam keluarga ini." Taehyung berusaha untuk menenangkan y/n.

"Udah ya. Kita pergi makan es krim mau?" tanya Taehyung. Y/n hanya menggelengkan kepalanya.

"Boleh gak kalau nanti malem y/n tidur berdua sama Bang Tae? Sekali aja?"

"Boleh dong. Berkali-kali pun gak papa. Y/n kan Adiknya Bang Tae." y/n semakin mempererat pelukannya dengan Taehyung. Intinya, y/n selalu merasa senang bila berada di dekat Taehyung. Ia akan bercerita dengan Beomgyu tentang hal ini.

Secara tiba-tiba, Jungkook datang. Ia menepuk pundak Taehyung cukup kuat. Taehyung sedikit berjengit kaget.

"Papa pulang. Lu berdua suruh ke bawah." setelah mengucapkan itu, Jungkook segera keluar dari kamar y/n.

Kenapa secara tiba-tiba Papa pulang? Akankah sesuatu hal terjadi nantinya? Y/n benar-benar takut dengan kehadiran Papa. Semoga ia, tidak dimarahi oleh sang Ayah.

🌻🌻🌻

Aneh pokoknya part ini aneh.

Sorry kalau dikit ya.

Sampai ketemu dichapter selanjutnya. Babay.

Thank you❤

Follow ig : @atkhmrlni (follow yak)

Jakarta, 27 Agustus 2019

[1] Epiphany | BtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang