Harap vote sebelum membaca atau sesudah membaca cerita ini. Jangan lupa untuk berkomentar.
•
•
Terima kasih telah menjadi bagian di dalam cerita ini. Borahae💜
🌻🌻🌻
Tatapan mata Papa terlihat sendu. Papa mencoba untuk membersihkan batu nisan yang bertuliskan nama Mama, tanggal kelahiran, dan tanggal kematian Mama. Papa, merindukan Mama. Papa ingin bersama Mama lagi seperti dulu. Boleh, jika Papa menyusul Mama?
Y/n mengusap bahu Papa berusaha untuk menenangkan Papa. Y/n sama sedihnya seperti Papa. Bahkan y/n, jauh lebih sedih. Yang seharusnya ia mendapat kasih sayang dari seorang ibu, gadis itu tidak mendapatkannya. Y/n, butuh seorang Ibu. Ia ingin seperti gadis yang lainnya jika curhat tentang apapun, selalu kepada Ibunya. Y/n butuh Mama! Kenapa Mama harus pergi ninggalin y/n?!
"Hanna, anak perempuan kamu udah besar." ucap Papa. Saat mengucapkan kalimat itu, beberapa titik air mata Papa jatuh ke tanah. Park Hanna, nama Mama. Nama itu, akan selalu y/n simpan di dalam hatinya.
Jadi, adakah kenangan y/n bersama Mama? Tentu saja ada. Walaupun y/n tidak pernah bertemu Mama, bukan berarti y/n tidak ada kenangan bersama Mama. Memang, kenangan itu tidak dilakukan oleh y/n. Tapi kenangan itu, dilakukan sendiri oleh Mama. Dulu, Taehyung selalu menceritakan tentang Mama kepada y/n. Bagaimana terharunya Mama ketika ia mendengar kabar kalau ia akan mempunyai anak perempuan. Dan bagaimana kesehariannya saat mengandung y/n dan Yeri selama sembilan bulan. Semua itu, Taehyung ceritakan. Dan y/n akan menyimpannya sebagai kenangan.
"Mungkin kalo kamu masih ada, kita bakal hidup bahagia. Gak ada yang namanya permasalahan kaya sekarang ini." Papa terus mengusap batu nisan Mama. Y/n hanya bisa diam dan menunduk mendengarkan Papa berbicara.
"Han, aku mau nyusul kamu aja boleh?"
"Pah..."
y/n mendongak menatap Papa. Y/n menggelengkan kepalanya dengan kuat. Ia tidak suka bila Papa berucap seperti itu. Ucapan Papa bukan hanya menyakiti hatinya, tapi juga menyakiti hati Mama di atas sana.
"Y/n mau curhat sama Mama kan? Papa tunggu di mobil ya Nak." ucap Papa. Y/n menganggukkan kepalanya. Papa segera berlalu dari tempatnya tadi.
Y/n tersenyum manis menatap nama yang tertera di dalam batu nisan itu. Y/n mengusapnya secara lembut. Mah, y/n rindu.
"Hai Mah. Ini y/n, si anak pembawa sial kalo kata Abang." walaupun kata-katanya yang keluar dsri mulutnga menyakitkan, y/n tetap tersenyum dengan sangat manis.
"Mah, y/n bahagia. Bahagia karena Bang Jim sama Papa udah mulai peduli sama y/n."
"Y/n kira, Papa benci sama y/n. Tapi ternyata enggak. Papa sayang y/n seperti Bang Tae yang sayang sama y/n. Mama sayang y/n juga atau nggak?" mungkin jika Mama berada di samping y/n sekarang, Mama langsung membawa y/n ke dalam pelukannya dan langsung menganggukkan kepala berkali-kali.
"Tapi kenapa anak perempuan Mama yang satu lagi nunjukin sifat yang seakan-akan dia mau nyingkirin y/n? Mah, padahal y/n gak ada salah sama Yeri. Tapi kenapa Yeri jahat sama y/n?" ucap y/n dengan raut wajah yang berubah menjadi murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Epiphany | Bts
Fanfiction[Part masih lengkap | Telah diterbitkan oleh Choko Publisher] -Tidak menerima plagiat dalam bentuk apapun!- Y/n dan Yeri, dua perempuan kembar yang mempunyai perbedaan sifat. Hidup Yeri yang penuh akan kebahagiaan, berbanding terbalik dengan hidup y...