40. Yoongi Menyebalkan

17.1K 2.4K 801
                                    

Kuuiiiisssss

Yang mendonorkan darah saat Papa membutuhkan, siapa?

A. Yeri

B. Y/n

C. Yoongi

Jawab yak

🌻🌻🌻

"Tante, y/n izin pulang ya? Makasih untuk makanannya tadi."

Y/n beranjak dari duduk dengan senyum yag tersungging di bibirnya. Bibir memang tersenyum, tapi kalian paham bukan, hatinya y/n bagaimana sekarang?

Aera— Mamanya Beomgyu menganggukkan kepalanya. Lalu ia ikut berdiri. Wanita itu membawa y/n ke dalam pelukannya. Nyaman, itulah yang y/n rasakan.

"Jangan nangis lagi ya?" ucapnya dengan sangat lembut.  Y/n langsung meganggukkan kepalanya. Tak lama, sehabis berpamitan, Beomgyu langsung menggandeng tangan y/n dan membawanya keluar rumah.

Mereka berdua segera pergi ke rumah Lisa dengan menaiki motor seperti biasa. Sedari tadi, y/n tidak membuka ponselnya sama sekali. Bahkan ia mematikannya total. Terlalu takut jika ada Abang yang menelepon atau mengirimkannya pesan. Takut jika Abang bertanya kemana dirinya pergi.

Y/n benar-benar tidak bisa bayangkan seperti apa Papa saat tau jika dirinya pergi, terlebih ia pergi karena ucapan Abangnya yang terlalu menyakiti hatinya.

Apa yang akan Taehyung lakukan pada Yoongi saat tahu bahwa Adik kesayangannya pergi meninggalkan rumah?

Y/n menghela napas kasar. Lelah dengan hidupnya sendiri. Kenapa setiap ada masalah yang menimpa selalu ia yang dikatakan sebagai penyebab utama?

Kenapa dunia sebegitu kejam terhadap dirinya?

Beberapa menit kemudian, mereka sampai. Y/n langsung turun dari motornya. Beomgyu kembali mengelus rambut y/n.

"Jangan nangis lagi ya, inget kata camer tadi." y/n memukul lengan Beomgyu pelan. Merasa malu mendengar ucapan laki-lakk dihadapannya itu.

"Sana Gyu pulang. Hati-hati ya? Gue mau langsung masuk." Beomgyu menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu menaiki motornya kembali. Tidak lupa, ia menyunggingkan senyum manisnya. Mencoba memberi semangat untuk gadisnya. Y/n hanya bisa membalas senyuman itu dan melambaikan tangannya.

Saat Beomgyu tidak terlihat dipandangannya, y/n memutar badannya dan segera masuk ke dalam rumah Lisa. Baru memasuki halaman pun, entah kenapa y/n ingin menangis lagi. Tak kuasa menahan sedari tadi. Ingin memeluk Lisa dengan erat dan menceritakan apa yang gadis itu rasakan.

Y/n memencet bel rumah itu. Tak butuh waktu lama, pintu rumah bergerak seakan ada yang ingin membuka. Setelah terbuka, terlihat Lisa dengan wajah cantiknya.

Y/n langsung menitikkan air matanya dan memeluk Lisa dengan erat. Lisa yang terkejut dengan ini semua, mengerutkan alisnya bingung. Gadis itu mengelus punggung y/n berusaha membuat y/n tenang.

"Ke dalem dulu yuk. Nggak enak kalo kaya gini." y/n mengangguk dalam pelukan Lisa. Gadis itu langsung melepaskan pelukannya. Lisa masuk membawa y/n ke dalam rumah.

[1] Epiphany | BtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang