Harap vote sebelum atau sesudah membaca cerita ini. Dan jangan lupa untuk berkomentar
•
•
Terima kasih telah menjadi bagian di dalam cerita ini. Borahae💜
🌻🌻🌻
"Mah, maaf. Namjoon minta maaf. Namjoon.....Arrghh!!" Namjoon bangun dari tidurnya dengan keringat yang membasahi sekitar pelipisnya. Ini pertama kalinya ia bermimpi seperti itu. Mimpi yang membuat Namjoon semakin merasa bersalah terhadap Adik bungsunya.
Perkataan Mamanya terus terngiang ditelinga Namjoon. Kupingnya terasa sakit saat ini. Namjoon benar-benar tersiksa!
"Namjoon! Adik perempuan kamu itu gak hanya Yeri! Y/n Adikmu. Sayangi keduanya, bukan salah satunya."
"Namjoon sayang Mama bukan? Kalau Namjoon sayang Mama, Namjoon harus bisa sayang juga sama y/n."
"Coba kamu bayangin kalau kamu yang ada diposisi y/n. Kamu pasti tersiksa! Kamu pasti terus merasa kesepian, tidak dipedulikan, diacuhkan, tidak ada kasih sayang yang kamu rasakan. Kamu kuat nahan itu semua Namjoon?"
"Anak seusia y/n itu butuh perhatian tinggi supaya nggak terjun ke pergaulan bebas. Jun, sayangi y/n seperti kamu menyayangi Yeri. Tolong. Yang Mama inginkan hanya itu."
Namjoon menyeka air matanya secara kasar. Ia benar-benar merasa bersalah kepada y/n. Ia malu untuk meminta maaf. Ia takut jika Adiknya tidak akan memaafkan dirinya.
"Orang kaya gue gak pantes untuk dimaafkan." ucap Namjoon. Laki-laki itu kembali termenung dengan kata-kata Mamanya yang terus terngiang diotaknya.
Tidak lama, dengan tergesa-tergesa, Namjoon beranjak bangun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar. Ia mencoba untuk menemui y/n. Ia akan meminta maaf saat itu juga. Tapi apakah y/n belum tidur pukul tengah malam seperti ini?
Y/n, apakah dia mau memaafkan segala kesalahan yang Namjoon perbuat? Jika y/n memaafkannya, Namjoon benar-benar tidak mengerti terbuat dari apa hati y/n itu!
"Walaupun Abang yang lain suka nyakitin y/n lewat kata-kata ataupun tindakan, y/n sayang mereka atau enggak?" itu suara Jimin. Namjoon sangat yakin kalau itu benar-benar suara Jimin. Jadi Jimin dan y/n belum tidur hingga jam segini?
"Sayang. Tapi y/n sakit hati. Tapi sesakit apapun hati y/n sama mereka, y/n tetep sayang mereka kaya y/n sayang Bang Jim sama Bang Tae." Namjoon benar-benar tidak bisa berkata apa-apa sekarang. Senyumnya merekah begitu saja diwajah tampannya.
"Y/n, maaf." ucap Namjoon dengan lirih.
Namjoon ingin melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar y/n. Tapi kenapa rasa gengsinya terlalu tinggi? Ia malu dengan y/n. Ia pun takut juga. Takut jika y/n tidak akan memaafkan semua kesalahan yang Namjoon lakukan.
"Masuk apa nggak ya?" ucap Namjoon dengan suara pelannya.
Akhirnya, Namjoon lebih memilih masuk ke dalam kamar y/n. Ia membuka knop pintu itu. Dan sekarang, matanya dapat melihat dua orang yang saling bercengkrama.
Namjoon menatap y/n dengan rasa bersalah. Kata-kata Mamanya kembali terngiang ditelinganya. Tanpa sadar, air mata Namjoon mengalir bebas dipipinya. Y/n dan Jimin yang sedikit terkejut, langsung bangun dari posisi tidurnya.
"Y/n, maafin Bang Jun. Maaf. Bang Jun minta maaf." masih diposisi yang sama Namjoon mengucapkan kata itu. Suaranya, terdengar lirih. Namjoon menyeka air matanya secara kasar.
Y/n langsung beranjak dari kasurnya dan menghampiri tempat di mana Namjoon berdiri. Kemudian y/n memeluk Namjoon dengan erat. Setelah itu, ia menghapus air mata Namjoon.
"I love you, my brother." Namjoon kembali memeluk y/n. Ia mengecup pucuk kepala y/n hingga beberapa kali. Bahkan air matanya tidak kunjung berhenti.
"Bang Jun jangan nangis." ucap y/n dengan lembut. Bukannya berhenti menangis, isakan Namjoon justru terdengar ditelinga y/n.
Jimin berjalan ke arah Namjoon dan juga y/n. Jimin menepuk-nepuk bahu Namjoon berusaha menguatkan.
"Nyesel, Bang?" tanya Jimin. Namjoon mengalihkan tatapannya yang semula menatap ke arah y/n menjadi menatap ke arah Jimin.
"Banget." jawab Namjoon. Y/n hanya bisa tersenyum saja mendengarnya. Y/n membawa Namjoon untuk duduk di atas kasurnya. Namjoon hanya menuruti apa yang y/n lakukan.
Mereka terus berbincang-bincang banyak hal. Tertawa bersama walau jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi.
"Jadi, kenapa tiba-tiba Abang berubah?" tanya y/n dengan tingkat penasarannya yang sangat tinggi. Namjoon menghela napas kasar.
"Dari lama, emang Abang mau deket sama y/n. Abang mau jadi seperti Bang Tae untuk y/n. Tapi ego Abang terlalu tinggi. Hati Abang ingin kalau Abang berubah sama y/n. Tapi logika Abang berkata lain. Dan dengan begonya, Abang malah ikutin kata logika. Abang malu untuk minta maaf sama y/n. Abang takut y/n nggak akan maafin kesalahan Abang. Tadi juga, Abang mimpi Mama. Mama mau kalau Abang berubah ke y/n. Mama mau kalau Abang memperlakukan y/n seperti Abang memperlakukan Yeri. Makannya sekarang, Abang mau peluk y/n seperti Bang Tae peluk y/n. Abang mau lindungin y/n kalau ada orang yang berbuat jahat sama y/n. Abang mau selalu ada untuk y/n. Abang mau jadi Abang yang terbaik untuk Adek. Bang Jun sayang y/n." y/n kembali memeluk Namjoon. Y/n senang. Bahkan sangat senang. Jimin pun tersenyum melihatnya. Ia pun merasakan apa yang y/n rasakan saat ini.
Sekarang, satu persatu mulai berubah. Satu persatu mulai menganggap y/n ada. Y/n tidak kesepian lagi seperti dulu. Perlahan, keceriaan datang menghampiri y/n. Tidak ada lagi kesedihan yang teramat dalam seperti dulu. Y/n benar-benar merasa senang.
Disaat Abangnya perlahan mulai berubah, kenapa Yeri juga berubah dengan y/n? Kenapa Yeri terlihat seperti membenci y/n? Salah, jika Abang berubah terhadap y/n? Salah, jika y/n mendapatkan perhatian seperti Yeri?
Semakin ke sini, Yeri terlihat semakin membuat y/n merasa terjebak. Y/n sering sekali dijebak. Kadang, Yeri melakukan sesuatu dengan berimbas y/n yang kena marah. Jahat sekali bukan?
Secara tiba-tiba, pintu kamar y/n terbuka dan menampilkan wajah Yeri yang terlihat seperti bangun tidur. Yeri langsung berjalan ke arah Namjoon dan menarik lengan Namjoon supaya Abangnya itu mau ikut dengannya.
"Abang sama Yeri aja. Jangan mau sama y/n. Dia anak pembawa sial soalnya." mendengar ucapan Yeri, Jimin mengepalkan tangannya kuat. Ia tidak terima bila kata-kata itu ditujukan untuk y/n. Y/n bukan anak pembawa sial. Karena y/n bukan yang menyebabkan semunya jadi berantakan.
Jimin ingin menghampiri Yeri saat itu juga. Tapi y/n langsung menahannya. Y/n tidak ingin menyebabkan Jimin jadi dimarahi oleh Abang yang lainnya.
Namjoon ingin berbalik ke y/n. Tapi Yeri menatapnya tajam dengan ancaman ia akan mengadu kepada Yoongi dan Jin. Yang bisa Namjoon lakukan hanyalah mengikuti semua keinginan Yeri. Jika tidak, Yeri akan benar-benar mengadu dan Yoongi malah memarahi y/n bukan dirinya.
"Bang Jim, kenapa Yeri kaya gitu?"
"Yeri iri sama y/n. Udah, y/n tidur lagi. Gak usah pikirin ucapannya Yeri." Jimin membantu y/n untuk berbaring ke kasur. Jimin membawa y/n ke dalam pelukannya. Tidak lama, mata y/n terpejam dan kembali masuk ke alam mimpi.
🌻🌻🌻
Oke sip. Ini aneh.
Ada yang ingin kalian ucapkan?
Sampai ketemu dichapter selanjutnya, babay.
Terima kasih❤
Jakarta, 19 Oktober 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Epiphany | Bts
Fanfiction[Part masih lengkap | Telah diterbitkan oleh Choko Publisher] -Tidak menerima plagiat dalam bentuk apapun!- Y/n dan Yeri, dua perempuan kembar yang mempunyai perbedaan sifat. Hidup Yeri yang penuh akan kebahagiaan, berbanding terbalik dengan hidup y...