21. Blutspender

20.8K 2.5K 302
                                    

↓↓↓

Sumpah, pas baca komen kalian tuh rasanya campur aduk. Ada sedih, seneng, terharu gitu deh. Pokoknya, i love you kalian.

Tanpa kalian, Brothers nggak akan sampai sejauh ini. Jadi, terima kasih banyak.

Tenang, brothers akan tetap lanjut kok. Aku nanya itu nggak ada niatan untuk hapus cerita ini. Cuma mau mastiin satu hal aja hehe.

↑↑↑

KOK FOTONYA BUREM SI T_T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOK FOTONYA BUREM SI T_T

🌻🌻🌻

Dua Puluh Satu : Donor Darah

🌻🌻🌻

Y/n menundukkan kepalanya. Perlahan, air matanya meluruh membasahi pipi. Seketika banyak pertanyaan yang melintas dibenaknya. Ibaratnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Khawatir dengan keadaan Papa, ditambah dirinya yang selalu disalahkan. Mungkin memang sudah takdir kalau hidup y/n harus seperti itu.

Setelah mengucapkan satu hal yang membuat hati y/n sakit saat mendengarnya, Yoongi berlalu meninggalkan y/n ditempat. Tapi, kenapa pemikiran y/n secara tiba-tiba terus mengarah pada Yoongi? Seperti ada yang membisikkan kalau suatu saat nanti, ada hal yang membuat salah satu Abangnya menyesal dengan sangat. Semoga saja, tidak terjadi apa-apa. Tidak terjadi suatu hal yang tak mengenakkan. Seperti hilang selamanya contohnya.

Y/n menyeka air matanya. Gadis itu berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh muka. Supaya wajahnya tidak terlihat sehabis menangis. Dan juga, berjaga-jaga agar tidak ada Abang yang bertanya akan mata yang sembab.

Y/n memperlihatkan wajahnya dicermin. Ia memandang wajahnya sendiri dengan fokus.

Kenapa saya harus terlahir kembar dengan Yeri?

Mungkin, kata itu yang terus terlintas diotak y/n. Wajahnya benar-benar serupa dengan Yeri. Hanya terdapat satu perbedaan. Ada satu tahi lalat yang terletak di pipi Yeri. Sedangkan y/n tidak ada. Untungnya, semuanya dapat membedakan mereka berdua.

Perlahan, garing lengkung terangkat dibibirnya. Ya! Y/n harus selalu senyum. Y/n harus kuat. Dan y/n juga harus bisa membuat semua Abangnya mulai menyayanginya seperti mereka yang menyayangi Yeri.

Y/n menghela napas kasar. Ia merapihkan bajunya yang sedikit berantakan. Setelah itu, ia keluar dari kamar mandi dan kembali ke tempat dimana ia menunggu.

Dari kejauhan, y/n dapat melihat Yeri yang masih ditenangkan oleh para Abangnya. Mungkin, jika y/n yang berada diposisi Yeri sekarang, y/n juga sama takutnya dengan Yeri. Bahkan lebih-lebih. Sudah takut dengan keadaan Papa, dan juga takut karena pasti ada Abang yang memarahinya. Beruntungnya, Yeri yang berada diposisi itu.

[1] Epiphany | BtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang