BAB 22 (Arka)

801 89 16
                                    

Arka tidak tau harus bersikap bagaimana.

Jujur saja ia cukup kaget melihat Nara tiba-tiba berada di depan pos satpam sekolahnya. Nara memang tipikal cewek yang berani mengambil segala tindakan. Namun, Arka tidak menyangka dia seberani ini. Berani memasuki kawasan sekolah yang notabene rival sekolahnya dari dulu---benar-benar membuat Arka geleng kepala bukan main.

"Kenapa?" tanya Arka datar seusai menyesap es jeruk yang ada di depannya.

Kini ia dengan Nara tengah berada di sebuah warung makan di dekat sekolah Arka. Naralah yang mengajaknya ke sini. Awalnya Arka menolak. Bukan karena malu, atau apa, tapi ini jam pulang sekolah.

Tentu saja banyak siswa-siswi dari sekolahnya yang akan lewat di jalan dekat warung ini. Arka yang sering menjadi sorotan di sekolahnya, pasti akan menjadi gosip besok pagi. Dan, Arka benci itu.

Namun, bukan Nara jika tidak bisa membujuk Arka. Ia dengan segala caranya selalu bisa membuat Arka luluh serta tunduk hanya dalam sekejap waktu.

"Kenapa apa?" jawab Nara balik bertanya. Ia baru saja menelan gigitan pertama sate ayam di mulutnya. Setelah setengah jam saling diam, akhirnya Arka mengeluarkan suara, hanya satu kata, dan malah membuat Nara bingung saat ini.

Arka membuang napas kasar, lalu memilih tidak menjawab pertanyaan cewek itu. Sebenarnya Arka tau maksud Nara mengajaknya ke sini untuk memperbaiki hubungan mereka. Namun, rasanya sampai saat ini hati Arka masih kesal.

Nara yang merasa situasi semakin canggung pun, akhirnya mau tidak mau harus mencairkan keadaan yang terasa mencekam ini.

"Tadaaa!" seru cewek berbando biru itu seraya mengeluarkan selembar kertas persegi panjang dari dalam tasnya.

"Ini?" tanya Arka begitu selembar kertas itu berpindah tangan kepadanya.

"Kupon Permintaan!" jawab Nara sumringah.

Arka menaikan sebelah alisnya, seolah bingung dengan apa yang baru saja dikatakan cewek itu.

"Buat kamu," ujar Nara lagi, "Hanya satu permintaan. Jadi, kamu harus pikirin baik-baik, aku bakal turutin permintaan itu."

"Berlaku sampai?" tanya Arka.

"Besok,"

Arka membulatkan mata. Besok?

Seolah mengerti apa yang ada dipikiran Arka, Nara mengangguk, lantas merebut kembali kupon permintaan itu dari tangan Arka. "Kalau nggak mau, yaudah!"

"Siapa yang nolak, hm?" dengus Arka, merebut kupon permintaan itu kembali.

Nara hanya mengulum senyum, lantas kembali melahap sate di depannya.

Tidak perlu waktu lama Arka memikirkan permintaannya. Ia menyodorkan kembali kupon itu ke meja Nara---yang kini malah membuat mata cewek itu melotot.

"U-udah?" tanya Nara, tak habis pikir.

Arka hanya mengangguk, lalu kembali menyesap es jeruknya .

Nara bergegas membaca kupon yang diberikan cowok itu. Hanya satu kata yang cowok itu tulis. Namun, rasanya benar-benar membuat hati Nara tertegun saat ini.

"Ju-jur." Nara mengejanya pelan. Lalu tersenyum samar menatap Arka.

 Lalu tersenyum samar menatap Arka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TWISTY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang