BAB 49 (Derin)

552 48 18
                                    

"Derin!" seru Nino langsung memeluk tubuh mungil Derin begitu cewek itu membuka pintu rumahnya.

"No! Gue nggak bisa napas," protes Derin yang dipeluk sedemikian eratnya oleh Nino. Cewek itu langsung tersenyum sumringah begitu Nino membebaskan dirinya. Di belakang ada Arya yang juga ikut tersenyum ke arahnya serta Arka yang memalingkan wajahnya—enggan bersitatap dengan Derin.

"Gue kangen sama lo, ngerti nggak, sih?" ujar Nino dengan heboh. Lalu menghela napas setelah melihat tubuh Derin yang kian kurus. "Lo tuh sebenernya makan nggak, sih? Kurus amat," omel Nino.

"Makan lah, nggak makan bisa mati kelaperan gue," sahut Derin.

"Der, lo mau kita berdiri di sini sampai kapan?" tegur Arya yang mulai lelah berdiri. Ia langsung menyelonong masuk begitu saja padahal pemilik rumah belum mempersilahkan untuk masuk diikuti Nino di belakangnya."Gue bawa siomaynya Mang Ikin nih," ujar Arya membuat Derin benar-benar bahagia.

"Tau aja gue lagi pengen makan siomay,"

"Arka yang beliin,"

Tatapan Derin kini beralih kepada Arka yang masih mematung di ambang pintu. Tatapan mereka sempat bertemu, namun dengan cepat Arka memalingkan muka. Wajah itu, rasanya sudah lama ia tidak melihatnya. Kini Arka terlihat lebih dingin daripada waktu awal bertemu. Meskipun begitu, ia lega melihat keadaan Arka baik-baik saja seperti yang dikatakan Arya.

"Lo nggak masuk?" tanya Derin memecah keheningan di antara mereka. Pasalnya Arya dan Nino sudah masuk dengan lancangnya. "Gue nggak kepikiran lo ikut ke sini juga,"

"Mereka yang maksa," balas Arka lalu melengos begitu saja. Kini ia mengambil duduk di sebelah Arya.

"Lo semua mau makan di mana?" tanya Derin menyusul teman-temannya.

"Gazebo aja, Der," usul Arya.

"Oke. Mau minum apa?"

"Apa aja," sahut Nino.

Arka bangkit dari duduknya. "Biar gue aja yang ambil minum," ujar Arka tiba-tiba.

"Wew, Arka," goda Arya dan Nino bersamaan. Kedua temannya menatap curiga ke arah Arka.

"Sekalian gue mau ke kamar mandi," sanggah Arka langsung berlalu begitu saja ke kamar mandi yang berada di dekat dapur.

Derin menatap punggung Arka yang kian menjauh. Salah satu ruang dalam hatinya menghangat.

"Gimana keadaan lo?" tanya Nino di sela makannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana keadaan lo?" tanya Nino di sela makannya. Ia sudah mendengar semuanya dari Arya tentang Derin yang sampai diculik oleh Tristan. Tindakan Tristan benar-benar di luar nalarnya.

"Udah sehat gue," jawab Derin setelah menelan siomaynya. "Sori, ya, gue nggak bisa ikut jemput lo waktu itu,"

Nino tertawa pelan. "Santai aja," balasnya.

TWISTY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang