BAB 31 (Derin)

783 85 8
                                    

Derin mendadak menghentikan langkah sehingga Arya yang sedari tadi mengikutinya harus menabrak punggungnya. Ia menatap Arya geram. Hampir satu hari ini Arya terus mengekorinya tanpa sepatah kata pun. Hingga membuat kesabaran Derin terkuras habis.

"Mau lo apaan sih?" Tanpa menunggu jawaban Arya, Derin kembali melangkah. Baru satu langkah ia langsung berbalik lagi. "Jangan ikutin gue lagi! Atau gue nggak mau ngomong sama lo selamanya! Gue tuh lagi marah sama lo, ngerti nggak sih?" omel Derin menahan kesal setengah mati.

"Maaf," Itu adalah kata pertama yang keluar dari mulut Arya. Terdengar lirih, tetapi bukan berarti Derin tidak mendengarnya.

Sayangnya, Derin masih tidak ingin memaafkan Arya semudah Arka yang merelakan apa yang dimilikinya kepada cowok itu.

Sayangnya, Derin masih tidak ingin memaafkan Arya semudah Arka yang merelakan apa yang dimilikinya kepada cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kekesalan Derin tidak hanya berhenti di situ saja. Sepulang dari menjenguk ayahnya Arka ia harus mendapati Nara di depan pintu kamarnya. Seolah sudah menunggu sejak tadi.

"Ngapain lo di sini?" tanya Derin acuh. Ia membuka pintu kamarnya, melewati Nara yang berdiri di depan pintu begitu saja.

"Kata Arya lo habis dari rumah sakit," balas Nara tanpa terduga.

Derin mendadak terpaku. Untuk apa pula Arya memberitahukan itu kepada Nara?

"Gimana kondisi bokapnya Arka, Der?" tanya Nara tanpa rasa bersalah sedikit pun atas apa yang sudah dilakukannya kepada Arka.

"Kenapa nggak tanya Arya aja sekalian?" balas Derin datar. "Emang dia nggak sekalian laporan ke lo?" lanjutnya sarkas.

"Lo tinggal jawab aja, apa susahnya sih, Der?" Tanpa sadar suara yang dikeluarkan Nara meninggi. Cewek itu seakan tidak sabar menunggu jawaban Derin.

"Kemarin aja lo bersikap seolah nggak peduli lagi sama Arka. Dan sekarang?!" Derin ikut meninggikan suaranya. Cewek itu menyilangkan kedua tangannya di dada. Menatap Nara tajam, setajam pedang yang kapan pun siap untuk menebas jika Nara salah bicara.

"Itu bukan urusan lo! Saat ini gue cuma mau tau gimana kondisi beliau? Kondisi Arka juga gimana?!" Nara balik menatap tajam Derin. Sesaat ia menyesali keputusannya untuk bertanya kepada cewek itu.

"Lo bener-bener, ya, Ra!" Emosi Derin akhirnya tersulut juga. "Bisa-bisanya lo bersikap seolah lo yang paling peduli sama Arka setelah apa yang lo lakuin kemarin? Mau lo apa sih?!"

"Lo nggak ngerti, Der,"

"Apa yang nggak gue ngerti?! Lo sama Arya setega itu bohongin Arka—bahkan secara nggak langsung juga melibatkan gue! Satu-satunya yang nggak gue ngerti itu adalah jalan pikiran kalian berdua!"

Nara membisu. Sama sekali tidak menyangkal apa pun yang dikatakan Derin. Seolah membenarkan semua itu. Ia menghela napas berat. Sia-sia saja rasanya bertanya kepada cewek itu.

"Kenapa lo yang marah?" tanya Nara penuh selidik. "Arka bahkan nggak semarah ini sama gue," lanjutnya seolah apa yang ia lakukan sama sekali tidak berdampak pada Arka.

TWISTY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang