🎵Now Playing🎵
Waktu yang salah - Fiersa Besari Ft Tantri
(Hanin Dhiya Cover)Seminggu sejak Arka bertemu Derin di taman waktu itu. Seminggu sejak Arka menjawab semua pernyataan Derin waktu itu. Seminggu semenjak detik itu, menit itu, hari itu, bukannya merasa lega. Perasaan Arka justru semakin gelisah.
Derin memegang betul perkataannya. Mereka memang masih dekat, mereka masih satu bangku, mereka juga masih sering kumpul dengan yang lain. Namun, yang membedakan, antara dirinya dengan Derin ada jarak tak kasat mata yang membentang diantara keduanya. Bahkan Arka merasa sekarang Derin lebih dekat dengan kedua sahabat lainnya, Arya dan Nino.
Arka menghembuskan napas panjang. Tubuhnya ia hempaskan ke atas kasur dengan kasar. Matanya menerawang langit kamarnya. Cukup lama. Hingga tanpa sadar bayangan dirinya dengan Derin di taman waktu itu kembali berputar di otaknya.
Arka masih ingat betul air mata Derin meluncur tanpa disuruh. Meski Derin beralasan jika matanya kelilipan. Namun, kedua ujung bibir cewek itu tidak pernah bisa membohonginya. Bahkan dengan mata terpejam pun, Arka dapat tau senyum yang terbit di bibir Derin palsu atau sebaliknya.
"Lo cuma takut, Ar. Lo takut hati lo beneran jatuh ke genggaman Derin. Lo mendiskriminasi diri lo sendiri. Lo cuma takut menghadapi kenyataan bahwa secepat itu lo lupain gue yang dulu pernah ada di hati lo."
Kalimat itu kembali terngiang di kepala Arka. Biasanya Arka dengan cepat mengalihkan ingatan itu dari otaknya. Membuang jauh-jauh dari pikirannya. Namun, kali ini tidak. Arka mencoba memahami kata demi kata, kalimat demi kalimat yang Arka dengar dari mulut Nara waktu itu.
Apa mungkin yang dikatakan Nara itu benar?
Arka takut jatuh cinta lagi dalam kurun waktu secepat ini.
Logika Arka yang semula tidak pernah searah dengan hatinya, kini perlahan mulai luruh. Kini logikanya tak lagi menyangkal. Kini logikanya justru ikut bertanya, apa benar dirinya harus mengubur sesuatu yang bahkan baru saja mulai tumbuh?
Arka menaruh jemarinya tepat di atas dada kiri. Merasakan sesuatu yang tengah berdetak kencang di dalamnya. Bahkan Arka masih tidak mengerti sesuatu seperti apa yang mulai tumbuh mengisi rongga hatinya kini.
Arka mengalihkan pandangan menatap jam dinding di atas meja belajar. Pukul lima sore. Sebentar lagi acara pasti akan dimulai. Hari ini di rumahnya akan ada pesta barbeque, mengingat rencana sebelumnya gagal akibat insiden Derin ditikam.
Arka bangkit dari tidurnya. Satu nama terbesit di benaknya.
Derin...
Arka berjalan menuju halaman belakang yang digunakan sebagai tempat pesta. Suara riuh memekik telinganya bersamaan dengan kakinya yang terus melangkah. Pesta ini bukan hanya meliputi sahabatnya saja, melainkan keluarga masing-masing turut diundang untuk memeriahkan acara.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWISTY ✓
Teen FictionMemilih atau dipilih? Dengan cepat Derin mengarahkan jari telunjuknya pada opsi pertama. Dalam hidup ini dialah yang harus menentukan. Tidak perlu saran, tidak peduli komentar. Karena prinsip Derin; garis hidupnya terletak pada garis telapak tangan...