part 5 : [ Hurt ]

2K 125 0
                                    

Jangan ngebuat gue ngerasain sakit hati yang lebih dalem.

~Alditsya Dinata~

kalo kalian udah baca sampe part ini , fiks kalian suka. Hahahha

Jangan lupa komen

Happy Reading ❤

"Lo udah mendingan?"

Netra beningnya itu kini menyesuaikan keadaan disekitar. Dan, gadis yang terbaring lemah dikasur UKS itu mendapati Darren disampingnya.

Perlahan gadis itu mengangguk.  Namun wajahnya tampak pucat pasi, dan datar.

Darren menggenggam pergelangan tangan Ditsya yang tampak dingin. Lalu mengusapnya memberikan kehangatan.

Iris mata gadis itu menatap pria yang ada disampingnya ini. Kini, raut wajahnya yang datar berubah
menjadi tatapan tak suka.

Ditsya segera menepis tangan lria itu. Lalu, kembali meringkuk memunggungi Darren disampingnya.

"Gue ngantuk"

Darren terdiam. Namun seulas senyum kecil kini ia terbitkan. "Maafin gue ya kemaren"

Maaf? Hellooo

Entahlah, Ditsya hanya tak berharap lebih oleh pria itu. Toh, ia sadar diri juga. Dia hanya remahan rengginang yang tak pantas bersanding dengan remahan kristal.

"Mending lo gak usah memberi harapan kalo ternyata lo jatuhkan" telak. Perkataan itu benar-benar menusuk ulu hati Darren.

"Gue... Su---"

"Ada Dinda Ren... Lo tunangannya. Jangan buat gue seolah-olah jadi perusak hubungan orang."

Darren terdiam setelah ingin mengatakan perasaannya. Namun, semakin hari pria itu semakin membenci perjodohan ini.

"Jangan buat gue ngerasain sakit hati yang lebih dalem"

Darren pergi setelah Ditsya berkata seperti itu.

Mungkin ya ---- menjauh lebih baik.

^°°^

"Ditsya..."

Bias suara itu terdengar tegas. Ditsya melirik kearah pria itu. "Ngapain lo disini? mau nagih push up 100 kali itu lagi?"

Rama menghela napas pendek. Lalu mengelus surai coklat Ditsya.

"Jangan galak-galak lah lo Dit... Untung-untung kakak ganteng ini jenguk lo" imbuh Silva, yang dari tadi menemani pria itu untuk keruangan Ditsya.

"Untung-untung jadi buntung!" sarkasnya kesal. Lalu gadis itu membalikkan badannya. Memunggungi pria itu.

"Maafin gue... Gue lupa kalo lo ada lemah jantung"

Namun yang sedang tertidur itu diam tak merespons. Selang beberapa detik kemudian gadis itu kembali membalikkan badannya. Menghadap pria itu.

"Kedatangan lo itu cuma buat malapetaka buat gue" nada bicaranya Ditsya sama sekali tidak ada lembut-lembutnya.

Silva menatap Ditsya cengo. Berani sekali teman sekelsnya ini sama kakak Letnan ini. Batinnya.

Tok tok tok

Suara derit pintu membuyarkan pembicaraan mereka semua. Siyam datang membawa sekotak bekal digenggamannya. "Kundit, lo udah sadar?"

"Woy ayam kampung, lo buta apa gimana sih? Udah jelas-jelas Ditsya udah bangun" Silva berkomentar.

"Eh mending lo diem aja deh mak erot! Gue mau ngasih sahabat gue asupan nutrisi dulu. Ngapain juga lo disini? Caper ya?" sinis Siyam.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang